Mengenal Masalah Lip Tie dan Tounge Tie pada Bayi

Menjadi seorang Mama adalah hal yang sangat membahagiakan. Meski demikian, banyak hal yang terjadi setelah proses kelahiran yang membuat Mama stres. Salah satunya adalah saat bayi sulit menyusu dari payudara mama.
Banyak penyebab bayi kesulitan menyusu tetapi yang terbilang paling sering terjadi adalah karena lip tie dan tounge tie.
Apa itu lip tie dan tounge tie?
1. Apa itu lip tie dan tounge tie?
Menurut publmed.gov, lip tie adalah selaput jaringan otot yang menghubungkan bibir atas ke gusi bagian atas sehingga membatasi mobilitas mulut, karena terlalu tebal, terlalu ketat, atau keduanya.
Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada bayi laki-laki dibanding bayi perempuan dan ditemukan pada 4-11% bayi yang baru lahir.
Sementara tounge tie adalah kesulitan bayi dalam menggerakkan lidahnya ke samping maupun ke atas dinding mulut. Ciri bayi yang mengalami kondisi ini memiliki ujung lidah yang berbentuk seperti hati.
Kedua kondisi ini menyebabkan bayi yang baru lahir memiliki kesulitan dalam hal pelekatan ke puting payudara sehingga proses menyusui menjadi terhambat.
2. Penyebab lip tie dan tounge tie
Publmed.gov menyebutkan belum ada alasan tertentu mengapa seorang bayi bisa mengalami lip tie. Akan tetapi beberapa penelitian mengemukakan bahwa bayi dengan mutasi gen MTHFR (yang berperan dalam pembentukan mulut, termasuk bibir) memiliki risiko tujuh kali lipat menderita lip tie. Para peneliti yakin bahwa mutasi genetik ini biasanya terjadi pada populasi Kaukasia dan Asia.
Sementara penyebab tounge tie pun belum diketahui secara pasti dimana bayi laki-laki memiliki potensi menderita kondisi ini 3 kali lipat dibandingkan bayi perempuan.
3. Tanda-tanda anak memiliki lip tie dan tounge tie
Tanda yang paling terlihat pada bayi yang menderita kondisi ini adalah kesulitan dalam pelekatan untuk proses menyusui.
Bayi menjadi sering menangis histeris karena tidak sabar dalam proses pelekatan, yang akhirnya berpotensi menderita kolik.
Selain itu bayi sering tersedak dan Mama pun merasa kesakitan setiap kali menyusui. Karena ASI yang memenuhi payudara tidak bisa diterima dengan baik oleh bayi, kemungkinan besar Mama akan menderita mastitis.
4. Klasifikasi lip tie dan tounge tie
Terdapat 4 klasifikasi lip tie berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut:
- Kelas 1: jaringan tipis dan tidak begitu terlihat sehingga tidak mengganggu proses menyusui.
- Kelas 2: jaringan melekat pada sebagian besar area gusi.
- Kelas 3: jaringan terdapat di area gusi ditempat dimana gigi depan depan atas akan terbentuk.
- Kelas 4: jaringan meluas hingga langit-langit mulut.
Sementara 4 klasifikasi tounge tie adalah sebagai berikut:
- Kelas 1: frenulum menempel di ujung lidah.
- Kelas 2: frenulum berada 2-4 mm di belakang ujung lidah.
- Kelas 3: frenulum menempel di tengah lidah dan di tengah dasar mulut. Biasanya ketat dan kurang elastis.
- Kelas 4: frenulum menempel di dasar lidah, tebal, mengkilap dan sangat tidak elastis (keras dan kaku).
5. Apa yang harus dilakukan jika bayi menderita lip tie dan tounge tie?
Dokter akan memeriksa apakah bayi bisa melakukan pelekatan yang baik dengan payudara atau tidak. Jika bayi tidak bisa melekat dengan baik maka dokter akan melakukan tindakan bedah seperti frenotomy atau frenuloplasty.
Prosedur bedah frenotomy dapat berlangsung dengan bius maupun tanpa bius. Bayi dapat langsung disusui setelah pembedahan selesai. Jika frenulum lidah terlalu tebal maka perlu dilakukan frenuloplasty dengan bius. Pada tindakan ini dokter akan menutup luka dengan jahitan yang akan hilang apabila luka telah sembuh.
Proses pembedahan ini sangat efektif dan efisien dalam memperbaiki kualitas proses menyusui si Kecil. Dengan begitu Mama dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi tanpa mengalami hambatan. Apakah Mama termasuk salah satu yang memiliki buah hati dengan kondisi seperti di atas?
0 Response to "Mengenal Masalah Lip Tie dan Tounge Tie pada Bayi"
Post a Comment