Lebih Dekat Mengenal Cerebral Palsy
Minggu (27/2), matahari bersinar cerah ber langit biru di Kebun Raya Bogor, menjadikan hari indah untuk piknik bagi banyak orang. Tak kurang antusias, di satu sudut terlihat sekelompok anak bersama orang tuanya di sebuah tenda. Mereka tertawa senang karena sedang menyimak dongeng yang dibawakan Kak Herry dan bermain games. Sekilas tidak ada hal janggal terlihat, namun bisa diperhatikan, anak-anak ini adalah penyandang Celebral Palsy (CP).
Bisa jadi istilah Celebral Palsy ini tidak sepopuler autisme, down syndrome, ADHD, atau penyakit lainnya. Padahal, bila diperhatikan jumlahnya banyak.
Cerebral Palsy, itu adalah gangguan gerak dan postur tubuh seorang anak Penyebabnya apa? Karena adanya gangguan otak. Itu bisa terjadi di dalam kandungan proses persalinan yang sulit, bisa juga dia lahir dia sehat tetapi itu ada radang otak atau trauma kepala yang berat, dan akhirnya mengganggu kontrol gerakan seorang anak, jelas Dr Setyo Handryastuti, SpA (K) pada kesempatan acara outing Rumah Celebral Palsy (RCP) dengan Cahaya hari itu.
Anak-anak Cerebral Palsy umumnya akan mengalami keterlambatan perkembangan tumbuh kembang. Derajat keparahan sangat berbeda pada setiap anak. Kondisi Celebral Palsy itu terdiri dari beberapa jenis, dari derajat paling ringan 1 hingga derajat 5 paling berat. Pada anak Cerebral Palsy cenderung menjadi epilepsi. Untuk kasus ini pengobatan adalah agar bebas kejang. Pada kondisi yang berat, kadang membutuhkan obat epilepsi seumur hidup, tambah Dr Handry.
Jangan Lengah
Karena adanya gangguan terjadi di otak itu yang mempengaruhi gerakan dan otot tubuh. Gangguan adanya banyak jenisnya. Kalau anak normal akan begerak mulai dari gerak kepala, tengkurap, duduk, merangkak, berjalan, lari, dan sebagainya. Anak-anak penyandang CP kesulitan mengontrol postur menuju tegak, ungkap Dr Luh Ki Wahyuni, SpKFr-K yang juga hadir di acara ini.
Kenapa postur susah tegak? Pertama, pada kondisi Celebral Palsy itu membuat ototnya lemah untuk melawan gravitasi. Kedua kaku disebut spastik. Spastisnya bahasa medis bisa terjadi di otot-otot menyebabkan sulit kontrol gerak. Ketiga adalah refleks primitif, misalnya begini setiap setiap lehernya angkat, maka tangannya mengepal. Setiap kali menekuk, tanganya menekuk, tangannya lempang. Atau juga setiap kali menoleh kekanan tangan akan kaku dan lainnya. Kalau begini akan sulit juga untuk tegak, tambah Dr Luh.
Kian cepat diketahui adanya gangguan, maka dokter akan bisa memberikan intervensi dengan cepat pula. Artinya kerusakan bisa diminimalisasikan, dan dapat dilakukan dengan berbagai terapi yang disesuaikan dengan kondisi anak. Karena itu orang tua penting untuk memperhatikan perkembangan anaknya, jelas Dr Luh.
Angka penyandang Cerebral Palsy tak bisa dibilang sedikit. P Seibel (1984) memperkirakan jumlah anak Cerebral Pasly berkisar antara 0,15 persen sampai 0,3 persen dari populasi anak-anak. Dengan demikian setiap 1.000 kelahiran hidup, satu sampai tiga anak diperkirakan menderita kelainan Cerebral Palsy.
Di Indonesia data pasti ini belum ada secara menyeluruh, hanya data terpisah misalnya dari setiap rumah sakit. Saat ini saya banyak menangani anak-anak CP di RSCM. Sayangnya, CP ini juga belum masuk dalam BPJS, saya sedang perjuangkan untuk itu. Saya juga berharap di Risdeskes tahun 2018, CP ini bisa terdata, meski tidak mudah saya akan coba. Saya ingin pemerintah juga lebih banyak memberi perhatian pada kondisi Cerebral Palsy ini, ungkap Dr Luh.
Rumah Celebral Palsy (RCP), merupakan komunitas yang beranggotakan anak penyandang Cerebral Palsy (CP) dan orangtuanya, juga pemerhati Cerebral Palsy yang terbentuk 2012. Ini merupakan sebuah rumah yang nyaman bagi penyandang CP dan orang tua dari penyandang CP untuk belajar, tumbuh berkembang, dan mengoptimalkan potensinya. Kami bisa saling sharing berbagai hal, ungkap Iis Riesnawati selaku pengurus RCP.
0 Response to "Lebih Dekat Mengenal Cerebral Palsy"
Post a Comment