Imunisasi, Mengapa Penting
Dalam usaha mencegah berbagai penyakit pada masyarakat dunia, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mewajibkan dilakukannya imunisasi pada semua orang, terutama anak-anak. Imunisasi merupakan prosedur terhadap pencegahan penyakit menular. salah satu pencegahan yang dilakukan untuk menghindari terjadinya berbagai penyakit dan mengakibatkan seseorang sakit, cidera atau cacat. Melalui imunisasi, tubuh diperkenalkan dengan bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun untuk membentuk antibodi. Nah, antibodi yang terbentuk ini berguna untuk melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme tersebut di masa datang. Kekebalan ini disebut dengan kekebalan aktif.
Mengapa imunisasi perlu dilakukan sejak bayi? Bukankah setiap bayi sebenarnya telah memiliki antibodi dari ibunya yang ia terima saat masih di dalam kandungan? Memang, bayi memiliki kekebalan tubuh yang diberikan oleh ibunya, namun kekebalan ini hanya dapat bertahan hingga beberapa minggu saja. Setelah itu bayi akan rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan perlu memproduksi antibodinya sendiri. Imunisasi inilah yang membantu si kecil untuk membentuk sistem kekebalannya sehingga bisa melawan berbagai penyakit menular tertentu di masa depan, sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan.
Selain itu imunisasi juga perlu diberikan untuk mencegah penyebaran penyakit, seperti meningitis bakteri, cacar air, infeksi saluran pernapasan, tetanus, influenza, hepatitis A dan B, polio dan sebagainya.
Imunisasi sudah dilakukan di Indonesia sejak tahun 70-an. Keadaan Indonesia masa itu tentu berbeda dengan sekarang. Perbaikan sanitasi dan kesadaran masyarakat akan kesehatan membuat penyebaran penyakit berkurang. Bahkan beberapa penyakit hilang sebelum vaksin diperkenalkan. Oleh sebab itu, banyak yang berpendapat bahwa imunisasi tidak perlu dilakukan.
Padahal pengamatan difteria yang dilakukan di Eropa menunjukkan adanya penurunan penyakit difteria permanen baru terlihat setelah program imunisasi dijalankan. Pengamatan angka kejadian penyakit jangka panjang dapat menerangkan dampak imunisasi dalam menurunkan penyakit.
Selain itu, masyarakat selama ini beranggapan kalau imunisasi dapat menyebabkan anak terserang demam, sakit, bahkan kematian. Padahal pandangan tersebut tidak benar sama sekali. Hal itu dikarenakan vaksin yang diberikan dalam imunisasi adalah produk yang sangat aman. Hampir semua efek samping vaksin bersifat ringan (minor) dan sementara seperti pegal di lengan atau demam ringan. Untuk efek samping yang tergolong besar seperti kejang, jarang sekali terjadi. Jadi efek samping vaksinasi itu sendiri sebenarnya lebih kecil dibandingkan manfaat yang didapat dari imunisasi.
Imunisasi bertujuan untuk melindungi anak dari penyakit tertentu, meningkatkan angka kejadian penyakit dan juga untuk mengeradikasi suatu penyakit. Dengan makin banyak bayi atau anak yang mendapat imunisasi, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi makin jarang terlihat.
Oleh sebab itu, janganlah ragu untuk melakukan imunisasi karena alasan anak mendapatkan imunisasi yaitu anak harus dilindungi dan imunisasi dapat melindungi anak-anak di sekitarnya yang tidak mendapatkan imunisasi apabila cakupan imunisasi tinggi.
Nah, sudah jelas bahwa dampak imunisasi lebih besar daripada perbaikan sanitasi. Penghentian imunisasi akan meningkatkan kembali angka kejadian penyakit. Lantas imunisasi apa yang wajib dan tidak? Skema imunisasi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, yakni Program Pengembangan Iminusasi (PPI) adalah imunisasi wajib yang terdiri dari vaksin BCG, polio tetes minum (polip oral), DPT, hepatitis B dan campak. Sedangkan vaksin yang tidak masuk dalam daftar PPI adaah HiB (Haemophilus influenza type B), MMR (Measles, Mumps, Rubella), tifus, Hepatitis A, PCV (Pneumococcal), HPV (Human Papillomavirus), dan lain-lain. (PR)
Ditinjau oleh: dr. Rahajeng A.P
0 Response to "Imunisasi, Mengapa Penting"
Post a Comment