Apa Itu Patent Ductus Arteriosus

Insiden penyakit jantung bawaan (PJB) di dunia memiliki angka yang konstan, sekitar 8-10 dari 1000 kelahiran hidup. Kami akan membahas salah satu dari penyakit jantung bawaan (PJB) yang sering ditemukan di Indonesia, yaitu Patent Ductus Arteriosus (PDA).


Ductus arteriosus merupakan suatu pembuluh darah pendek, yang secara anantomi menghubungkan antara dua arteri utama di jantung, yaitu Aorta dan Arteri pulmonalis.

Sebelum bayi lahir,  Ductus arteriosus merupakan pembuluh darah yang dilalui oleh darah yang menuju ke paru-paru. Setelah bayi lahir, secara otomtis paru paru akan terisi oleh udara, dan Ductus arteriosus akan menutup dengan sendirinya. Ductus arteriosus akan menutup dengan sendirinya pada minggu pertama setelah kelahiran.

Namun pada beberapa kasus, ductus arteriosus gagal menutup dengana sendirinya sehingga tetap terbuka (patent). Hal ini disebut Patent Ductus Arteriosus (PDA).

PDA menyebabkan paru paru menerima darah secara berlebihan. Hal ini menyebabkan terjadinya suatu kongesti/kemampatan.

PDA bisa saja hanya menyebabkan gejala sesak napas ringan pada anak anak,  tetapi bila PDA tidak segera ditangani apalagi terlewatkan selama bertahun tahun, dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada jantung dan paru-paru.

Tentu hal ini menjadi ancaman bagi kehidupan anak anak ketika beranjak dewasa.  Selain itu masih ada kemungkina resiko infeksi yang bisa timbul pada ductus tersebut nantinya. Karena itu, sangat direkomendasikan untuk menutup ductus tersebut walaupun ukuranya tidak terlalu besar.

PDA paling sering terjadi pada bayi prematur. Ketika diagnosa PDA ditegakkan, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk menggunakan obat-obatan dahulu untuk membantu proses penutupan tersebut. Namun bisa tidak berespon pada anak tersebut, dokter akan merekomendasikan untuk dilakukan tindakan operasi penutupan ductus tersebut.

Bagaimana PDA bisa terdiagnosa?

PDA dapat terdiagnosa dengan pemeriksaan fisik dokter, disertai dengan pemeriksaan penunjang seperti rontgen dada (Chest X-ray), ECG dan echocardiogram. Gejala PDA terkadang belum muncul pada bayi dan anak-anak. Bayi prematur memiliki risiko mengalami risiko lebih tinggi menyandang PDA daripada bayi yang lahir cukup bulan.

Bagaimana penanganan PDA?

  • Medical Management : Terapi NSAID intravena
  • Nutrisi yang adekuat
  • Penutupan PDA :

 1.    Penutupan dengan Transchateter coil

2. Operasi (open-heart surgery)

Penanganan PDA disesuaikan dengan kondisi pasien.

Bila ductus yang terbuka berukuran kecil (hanya beberapa milimeter), tatalaksana dengan keyhole treatment bisa digunakan. Bila ductus yang terbuka berukuran lebih besar, tentu diperlukan open-heart surgery.

Bila PDA ditangani secara dini, anak-anak biasanya dapat beraktivitas normal dikemudian hari. Menurut referensi medis, dalam beberapa minggu setelah penanganan pembedahan, anak-anak akan pulih sepenuhnya dan dapat berpartisipasi pada aktifitas normal.

Source:

  1. Patent Ductus Arteriosus. Stanford Childrens Health. 2016. Available at :
  2. " rel="nofollow" target="_blank">http://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=patent-ductus-arteriosus-pda-90-P01811
  3. Rahayuningsih SE, Sumarna Nono, Firman A, Sinaga Y. Terapi Nonsteroid Anti Inflammatory Drug pada Bayi dengan Duktus Arteriosus Persisten. September 2004. Sari Pediatri. Vol 6, No.2:71-74
  4. Understanding your childs heart. Patent Ductus Arteriosus. British Heart Foundation. 2013.

dr. Rahajeng Arianggarini. P


0 Response to "Apa Itu Patent Ductus Arteriosus"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...