Darah Pada Feses, Gejala Apa

?

Penyebab timbulnya darah pada feses dapat dianalisa dari warna feses yang keluar. Jika darah pada feses berwarna merah segar, hal ini menandakan adanya perdarahan pada saluran cerna bagian bawah, seperti ambeien atau diverticulitis. Sedangkan darah yang berwarna kehitaman pada feses, biasanya disebabkan oleh perdarahan saluran cerna bagian dalam.

Beberapa penyebab yang mengakibatkan timbulnya darah pada feses antara lain:

1.    Adanya perdarahan pada saluran pencernaan. Jika pendarahan terjadi pada bagian pencernaan atas, maka darah biasanya akan tercampur bersama feses dan berwarna kehitaman. 

2.    Adanya tukak yang merupakan luka terbuka pada dinding lambung maupun duodenum (salah satu bagian usus kecil). Kondisi ini dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri tertentu seperti H. pylori maupun penyebab non-infeksi lainnya misalnya stress berlebihan, penggunaan obat tertentu yang bersifat iritatif terhadap lambung, serta pola diet yang tidak teratur.

3.    Robekan dinding anus. Robekan dapat terjadi akibat dorongan saat berupaya mengeluarkan feses yang keras dan besar.

4.    Kanker atau polip. Polip merupakan sejenis tumor jinak yang mudah berdarah dan dapat berubah menjadi kanker. 

5.    Varises (pelebaran patologis) vena pada esophagus. Akibat penyakit lainnya yang mendasari, vena esophagus dapat melebar secara patologis dan bersifat rapuh sehingga mudah pecah. Apabila pecah, darah tersebut akan terlihat pada feses sebgai warna kehitaman. 

Untuk menentukan apa penyebab dan lokasi kelainan pada saluran cerna, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang akan dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa.
 
1.    Endoskopi (Esophagogastroduodenoscopy), merupakan prosedur pemeriksaan dengan memasukkan selang berkamera kecil pada ujungnya melalui mulut, tenggorokan hingga ke dalam lambung dan duodenum.

2.    Kolonoskopi, metode ini serupa dengan endoskopi hanya saja jalan masuknya yang berbeda yaitu melalui anus untuk meneropong bagian dalam usus. 

3.    Enteroskopi, prosedur serupa dengan EGD dan kolonoskopi untuk memeriksa usus. Beberapa prakteknya menggunakan kapsul yang ditelan dengan kamera kecil di dalamnya, untuk menampilkan gambar yang ada di dalam pencernaan sebelum kembali keluar melalui anus dalam bentuk feses.

4.    Metode X-ray Barium: yaitu dengan memasukkan barium ke dalam saluran cerna agar dapat terlihat saat dipindai dengan X-ray. Cara memasukkannya pun beragam, mulai dari ditelan hingga dimasukkan melalui anus.

5.    Metode pemindaian radiounuclide, serupa dengan X-ray Barium, namun dengan memasukkan bahan radioaktif ke dalam nadi dan menggunakan kamera khusus untuk melihat aliran darah di dalam pencernaan yang mengalami kebocoran hingga terjadi pendarahan. 

Selain pemeriksaan di atas, pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan untuk menganalisa gangguan pembekuan darah, ada tidaknya infeksi H. pylori, dan komplikasi anemia.
Kondisi yang lebih serius umumnya akan menyebabkan keluhan lain, seperti nyeri pada perut, muntah, badan yang semakin lemah, sulit bernapas, diare, jantung yang berdegup kencang dan menurunnya berat badan. 

Bagaimanapun juga, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena itu, mulailah segera melakukan perubahan pola hidup dengan mengonsumsi makanan tinggi serat, serta mengonsumsi cukup air untuk mencegah sembelit. (PA)

Ditinjau oleh: dr. Nina Amelia Gunawan

0 Response to "Darah Pada Feses, Gejala Apa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...