Breast Augmentation

Tahukah Anda jika payudara wanita mampu mengalami pengurangan massa? Proses penuaan, pemberian asupan ASI, hingga faktor genetika adalah alasan mengapa massa payudara wanita berkurang. Akibat alasan inilah mengapa proses bedah plastik payudara (breast augmentation) atau pemasangan implan payudara, semakin digemari saat ini.
Breast Augmentation merupakan bentuk pembedahan yang dilakukan untuk mengisi kekurangan massa payudara. Hal ini murni untuk kepentingan estetika, ujar dr.Vera Ikasari, SpBP*, selaku dokter bedah plastik RS. Puri Indah, Jakarta saat ditemui tim meetdoctor.com.
Breast Augmentation (BA) dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemasangan silikon gel/padat dan proses fat grafting. Silikon yang digunakan pada BA terdiri atas silikon tekstur dan non tekstur. Beda halnya dengan pemasangan silikon, proses fat grafting dilakukan murni berdasarkan pengambilan pada lemak bagian tubuh lainnya untuk digunakan sebagai massa buatan pada payudara.
Pemberian silikon gel dan fat grafting tergolong proses yang aman. Pada beberapa kasus, hasil dari fat grating cenderung akan lebih tidak memuaskan pasien, dibanding silikon gel yang mampu bertahan seumur hidup. Lemak fat grafting yang diletakkan pada payudara dapat berkurang sesuai dengan kondisi lemak pada tubuh pasien. Proses diet yang berlebihan adalah salah satu faktor yang dapat membuat lemak pada bagian tubuh, termasuk payudara, semakin berkurang meski telah melalui proses fat grafting.
Seseorang dinyatakan aman melakukan BA jika dirinya telah melewati serangkaian pemeriksaan medis. USG payudara, tes darah, foto rontgen, hingga mamografi wajib dilakukan oleh pasien implan payudara. Seorang wanita yang memiliki atau berpotensi mengalami kanker payudara sangat tidak disarankan untuk melakukan proses pembedahan payudara, karena proses pemasangan implan harus dalam keadaan yang steril dari berbagai penyakit.
Proses BA dengan silikon dimasukkan melalui tiga pilhan titik seperti ketiak (trans aksila), bawah lengkungan payudara (inframamari) atau area puting payudara (peri ariola). Pemasangan implan melalui area puting dapat mengurangi sensasi pada area puting.
Selain bermanfaat bagi keindahan payudara, ternyata pemasangan implan juga dapat menimbulkan komplikasi. Timbulnya guratan paska operasi, infeksi atau contracture capsular, yaitu kondisi dimana payudara mengencang dan mengeras tidak seperti payudara pada umumnya, dapat saja terjadi.
dr. Vera menambahkan, pasien yang telah melakukan BA hendaknya memperhatikan setiap gerakannya selama satu bulan paska operasi. Pasien tidak disarankan untuk melakukan gerakan tangan yang tergolong berat seperti mendorong, mengangkat beban yang terlalu berat, melakukan gerakan abduksi, showering atau membuka pintu dengan susah payah. Paska operasi, pasien dianjurkan untuk melakukan kontrol dan perawatan rutin. Pemberian antibiotik, menggunakan bra khusus dan melakukan massage juga wajib dilakukan pasien.
Proses pembedahan dan fasilitas yang diberikan oleh setiap rumah sakit penyedia operasi pemasangan implan tentunya akan berbeda. Pemilihan bahan implan yang berkualitas guna menghindari resiko fatal, hendaknya sudah menjadi hal yang wajib diketahui oleh pasien sebelum melakukan pemasangan implan.
Penggunaan implan payudara adalah pilihan Anda. Pertimbangkan kembali sejauh mana keinginan dan kebutuhan Anda terhadap implan payudara.
* dr. Vera Ikasari, SpBP adalah Dokter Spesialis Bedah Plastik di RS. Puri Indah, Jakarta.
0 Response to "Breast Augmentation"
Post a Comment