Anak Sering BAB di Celana Bisa Jadi Gejala Enkopresis Fungsional

Enkopresis fungsional atau disebut juga dengan inkontinensia fekal adalah keluarnya feses secara tidak sengaja. Hal ini disebabkan feses berkumpul di usus besar dan rektum, sehingga usus menjadi penuh dan feses cair keluar atau bocor. Akhirnya, feses yang tertahan dapat menyebabkan perut mengembung melebihi ukuran normal (distensi abdomen) dan kehilangan kendali untuk buang air besar.
Read Also
Encopresis biasanya terjadi pada anak di atas usia 4 tahun. Pada usia tersebut, umumnya anak sudah belajar menggunakan toilet. Dalam kebanyakan kasus, enkopresis adalah gejala sembelit kronis. Namun, pada kasus lain yang lebih jarang terjadi, enkopresis mungkin disebabkan oleh masalah pertumbuhan atau masalah emosional.
Sekitar 16-37 persen anak usia sekolah menghadapi sembelit. Sembelit dengan enkopresis memengaruhi setidaknya empat persen anak prasekolah dan satu hingga dua persen anak usia sekolah. Pada anak usia sekolah, enkopresis paling mungkin memengaruhi anak laki-laki.
Apa saja gejala enkopresis?
- Sembelit dengan feses yang kering dan keras
- Pengeluaran feses dalam bentuk cair (biasanya di celana)
- Menghindari buang air besar
- Lama tidak buang air besar
- Nafsu makan berkurang
- Sakit perut
Jika anak Anda sudah terlatih menggunakan toilet dan memiliki salah satu atau lebih gejala tersebut, sebaiknya segera hubungi dokter.
Apa yang menyebabkan terjadinya enkopresis?
Sembelit
Umumnya kondisi ini terjadi akibat sembelit kronis. Ketika sembelit, feses anak Anda sulit keluar, kering dan mungkin akan menyakitkan untuk dikeluarkan. Akibatnya, anak Anda akan menghindar untuk pergi ke toilet, hal inilah yang akan semakin memperburuk kondisi. Semakin lama feses terkumpul dalam usus besar, semakin sulit mendorong feses untuk keluar. Usus besar akan meregang, dan akhirnya memengaruhi saraf yang bertugas memberi sinyal untuk pergi ke toilet. Saat usus besar menjadi terlalu penuh, feses cair dapat keluar secara tiba-tiba atau tanpa disengaja.
Penyebab umum terjadinya sembelit adalah kurangnya mengonsumsi makanan berserat, kurangnya cairan tubuh atau jarang mengkonsumsi produk susu. Terkadang, seorang anak dengan intoleransi susu sapi mungkin juga mengalami sembelit, meskipun intoleransi susu lebih sering menyebabkan diare daripada sembelit.
Masalah emosional
Stres emosional dapat memicu enkopresis. Seorang anak mungkin mengalami stres akibat
pelatihan penggunaan toilet yang terlalu dini atau perubahan dalam kehidupan anak, seperti perubahan pola makan, mulai masuk sekolah atau mengalami perceraian orang tua atau kelahiran saudara kandung
Faktor risiko enkopresis
Faktor risiko ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya encopresis:
- Menggunakan obat-obatan yang dapat menyebabkan sembelit, seperti penekan batuk
- Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Gangguan spektrum autisme
- Cemas atau depresi
Bagaimana mencegah terjadinya enkopresis pada anak?
Hindari sembelit
Bantu anak Anda terhindar dari sembelit dengan memberikan nutrisi seimbang yang tinggi serat. Jangan lupa, dorong anak Anda untuk minum cukup air setiap hari.
Pelajari teknik latihan toilet yang efektif
Hindari memulai latihan menggunakan toilet terlalu dini atau terlalu keras. Tunggu sampai anak Anda siap, dan kemudian gunakan dorongan positif untuk membantu anak Anda membuat kemajuan. Konsulltasikan dengan dokter mengenai latihan menggunakan toilet yang efektif.
Tangani enkopresis sesegera mungkin
Pengobatan dini, termasuk bimbingan dari dokter anak atau profesional kesehatan mental Anda, dapat membantu mencegah dampak sosial dan emosional dari enkopresis. Konsultasi tindak lanjut dengan dokter Anda dapat membantu mengidentifikasi masalah yang sedang berlangsung atau berulang sehingga penyesuaian dalam perawatan dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
0 Response to "Anak Sering BAB di Celana Bisa Jadi Gejala Enkopresis Fungsional"
Post a Comment