4 Macam Suntik Filler yang Paling Populer, Plus Kegunaan dan Risikonya Masing-Masing




Suntik filler belakangan ini sedang jadi tren untuk mempercantik tampilan fisik, entah itu untuk mempertebal bibir ala Kylie Jenner, menonjolkan tulang pipi, bahkan menghapus garis halus dan kerutan di wajah agar tampak awet muda. Selain pengerjaannya cepat dan hasilnya pun langsung bisa terlihat, metode ini difavoritkan karena minim efek samping. Nah sebelum Anda berangkat pergi ke dermatologis untuk mendapatkan filler, pastikan dulu Anda tahu jenis-jenis cairan filler yang digunakan serta kegunaannya agar hasil akhirnya sesuai yang Anda impikan.


Macam-macam cairan suntik filler, plus kegunaan dan pertimbangan risikonya


Jenis cairan yang disuntikkan memiliki cara kerja yang berbeda untuk membuahkan hasil filler yang dijanjikan. Apa saja yang paling populer digunakan?


1. Hyaluronic Acid


Hyaluronic acid merupakan salah satu cairan suntik filler yang paling populer karena jarang menyebabkan efek samping parah.


Hyaluronic acid adalah versi buatan dari senyawa alami bernama sama yang ada di dalam tubuh setiap manusia banyak ditemukan di lapisan bening mata, jaringan ikat persendian, dan kulit. Hyalurinic acid merangsang produksi kolagen alami untuk membantu menjaga kelembapan kulit, mencegah penyumbatan minyak di pori yang menyebabkan jerawat, hingga menyamarkan garis halus dan kerutan di wajah.


Contoh hyaluronic acid yang biasa digunakan dalam cairan suntik filler adalah HylaForm, Juvederm Voluma XC, XC Juvederm, Juvederm Ultra XC, Juvederm Volbella XC, dan Restylane. Seberapa tahan lama hasil suntikan hyaluronic acid umumnya bervariasi, tergantung dari berapa kali Anda melakukan suntik.


Meski minim efek samping serius, cairan filler menggunakan HA bisa saha bocor dan menggumpal di bawah kulit seperti benjolan.


2. Kolagen


Suntik filler kolagen menggunakan cairan kolagen yang diekstrak dari kolagen sapi. Hasil suntik kolagen tampak lebih alami, tapi sayangnya tidak bertahan lama. Kebanyakan hasil suntik kolagen mulai hilang sebulan sesudah disuntikkan ke wajah. Selain itu, kolagen juga sering memicu reaksi alergi karena terbuat dari hewan.


Kolagen untuk suntik filler yang banyak digunakan di dunia kecantikan terdiri dari beberapa tipe seperti Cosmoderm, Evolusi, Fibrel, Zyderm, dan Zyplast.


3. Menggunakan lemak tubuh (Autologous)


Jika suntik kolagen didapat dari ekstrak kolagen sapi, suntik filler autologous menggunakan cadangan lemak dari tubuh Anda sendiri  biasanya diambil dari paha, pantat atau bahkan perut, yang nantinya disuntikkan kembali ke wajah. Hasilnya semi-permanen, sehingga mungkin Anda perlu rutin bolak-balik suntik agar wajah tetap tampak awet muda.


Risiko efek samping suntik autologous sama seperti suntik filler pada umumnya, yaitu bengkak kemerahan di lokasi suntik yang akan mengempis seiring waktu. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun karena prosedur ini membutuhkan pemindahan lemak dari satu anggota tubuh ke lainnya, banyak ahli kesehatan dan dokter yang melarang pemakaian suntik filler ini lemak karena berisiko menimbulkan bahaya laten.


4. Silikon


Harga suntik silikon cair memang lebih terjangkau daripada suntik filler HA. Hasilnya pun juga lebih tahan lama. Filler seperti HA Restylane dan kolagen hanya dapat bertahan hingga enam bulan, sementara filler silikon bisa berlangsung seumur hidup. Contoh suntik silikon adalah Bellafill, Radiesse, Sculptra, Silikon.


Silikon cair memiliki konsistensi mirip oli motor. Ketika disuntikkan ke dalam kulit, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap zat tersebut dengan cara membungkusnya dengan kolagen alami tubuh. Kolagen baru ini inilah yang akan menebalkan kulit secara permanen.


Namun, suntik silikon cair masih menjadi salah satu metode kecantikan yang paling kontroversial dalam bidang bedah kosmetik. Ini bukannya tanpa alasan. Karena hasilnya permanen, efek samping suntik silikon, meskipun jarang terjadi, juga bisa permanen. Salah satu komplikasi yang paling ditakutkan adalah pembentukan granuloma silikon, alias siliconoma, yang terjadi akibat kebocoran silikon pada jaringan tubuh sekitarnya dan menghasilkan reaksi peradangan.


Efek samping lain termasuk munculnya benjolan di bawah kulit. Dalam kasus yang jarang, benjolan tersebut hanya bisa diangkat lewat pembedahan. Ketika silikon disuntikkan dengan cara yang salah atau di tempat yang salah, suntik filler ini dapat menyebabkan kerusakan wajah.


Nyatanya, badan pengawas obat dan makanan FDA di Amerika Serikat tidak menyetujui penggunaan suntik silikon cair atau gel untuk menghilangkan kerutan atau memperbesar anggota tubuh mana pun. FDA membatasi suntik silikon hanya untuk implan payudara, baik untuk alasan kosmetik maupun prosedur rekonstruksi payudara setelah operasi kanker payudara.


0 Response to "4 Macam Suntik Filler yang Paling Populer, Plus Kegunaan dan Risikonya Masing-Masing"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...