4 Gangguan Mental yang Sering Terjadi Pada Penderita Celiac

Penyakit celiac adalah salah satu gangguan pada sistem pencernaan saat penderitanya mengonsumsi protein gluten yang berasal dari makanan yang mengandung gandum. Selain tidak bisa disembuhkan, reaksi alergi ini tidak hanya dapat berpengaruh pada sistem pencernaan, namun juga pada otak. Itulah sebabnya penderita penyakit celiac juga harus menjauhi makanan yang mengandung gluten untuk mengurangi risiko munculnya gangguan psikotik.
Bagaimana penyakit celiac dapat mempengaruhi otak?
Salah satu dampak klinis dari penyakit celiac adalah gluten-sensitivity yang juga dapat ditemukan pada orang yang bukan penderita celiac. Namun keduanya cenderung ditemukan pada indvidu yang mengalami gangguan psikotik.
Pada umumnya, penyakit celiac terjadi karena adanya reaksi antibodi terhadap peptida yang berasal dari gluten, dan menimbulkan kerusakan pada sistem saluran cerna. Namun munculnya gejala psikotik dari penyakit celiac disebabkan karena adanya kerusakan akibat reaksi antibodi tersebut pada sistem saraf dan otak.
Pada tahun 2016, suatu laporan kasus yang berasal dari rumah sakit di Massachusetts menemukan salah satu kasus penyakit celiac yang menimbulkan gejala psikotik. Tanpa riwayat mengalami gangguan kecemasan dan depresi, seorang penderita penyakit celiac mengalami delusi dan akhirnya dirawat di rumah sakit untuk menerima pengobatan anti-psikotik, namun tetap tidak dapat menghilangkan gejala delusi. Meskipun demikian, kesadaran dan gangguan psikotik mulai membaik setelah penderita menjalani diet bebas gluten.
Salah satu dokter yang menangani penderita tersebut menjelaskan bahwa gejala psikotik tersebut muncul karena adanya reaksi silang dan menyebabkan antibodi yang menyerang gluten dapat menyebar ke organ tubuh. Jika menyebar ke sistem saraf pusat, maka dapat menimbulkan peradangan pada sel saraf dan otak. Ia juga menjelaskan bahwa pasiennya mengaku telah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten dalam beberapa waktu, dan kemudian mulai mengalami perubahan perilaku akibat gejala psikotik.
Gangguan mental yang dapat dipicu oleh penyakit celiac
Penyakit celiac dikenal menyebabkan gangguan struktural dan fungsional pada sistem saluran cerna. Namun, ia juga dapat berpotensi menimbulkan efek gangguan kesehatan mental yang serius, di antaranya:
1. Depresi
Munculnya gejala depresi pada seseorang dapat menjadi pertanda dari penyakit celiac yang tidak terdiagnosis. Gangguan depresi cenderung ditemukan pada penderita penyakit celiac dengan gejala sikap apatis dan mudah tersinggung.
Tidak diketahui secara pasti bagaimana reaksi alergi dapat memicu gejala depresi, namun hal ini dapat bertambah parah saat seseorang mengetahui bahwa ia mengalami penyakit celiac karena kesulitan beradaptasi dan mengalami kurang gizi.
2. Kecemasan
Kecemasan merupakan jenis gangguan kesehatan mental yang lebih banyak ditemukan pada penderita penyakit celiac dengan pola makan tidak terkontrol, dibandingkan penderita dengan pola makan bebas gluten. Gejala kecemasan yang timbul pada penderita penyakit celiac adalah fobia sosial dan cenderung menghindari orang lain. Hal ini juga diperkirakan sebagai penyebab depresi pada penderita penyakit celiac.
3. Skizofrenia
Terdapat asosiasi yang menunjukan gejala skizofrenia lebih banyak ditemukan pada penderita penyakit celiac dibandingkan orang normal. Sama seperti penyakitnya gejala skizofrenia lebih jarang terjadi pada penderita penyakit celiac yang menjalani diet bebas gluten. Terkadang penyakit celiac terdiagnosis saat penderita skizofrenia mengalami gangguan saluran pencernaan akibat konsumsi gluten.
Gejala skizofrenia yang dapat dipicu oleh penyakit celiac di antaranya halusinasi, kehilangan semangat untuk beraktivitas, dan delusi telepati pikiran. Hal ini disebabkan adanya kelainan pada struktur otak saat seorang penderita penyakit celiac mengalami gejala skizofernia.
4. Spektrum autis
Penyakit spektrum autis merupakan gangguan kesehatan mental yang dapat ditemukan pada penderita penyakit autoimun, salah satunya penyakit celiac. Penyakit ini lebih mungkin ditemukan pada anak yang mengalami penyakit celiac yang diturunkan dari ibunya. Produksi suatu antibodi khusus terhadap gluten pada penderita penyakit celiac diduga sebagai faktor yang mendorong perkembangan penyakit autis.
Dampak lainnya dari penyakit celiac
Selain dari keempat gangguan kesehatan mental tersebut, inflamasi yang disebabkan alergi gluten juga dapat berdampak gangguan neurologis yang dapat memperburuk gangguan kesehatan mental. Salah satunya adalah ataksia di mana otak mengalami perubahan struktur akibat inflamasi dan kematian sel otak.
Beberapa studi juga menunjukan kerusakan inflamasi tersebut juga dapat memicu kerusakan saraf perifer dan gangguan otak pada bagian lainnya dan dapat ditandai dengan adanya sakit kepala. Diet terkontrol dan bebas gluten pada penderita celiac sangat dibutuhkan untuk mencegah berbagai kerusakan dan gangguan tersebut.
0 Response to "4 Gangguan Mental yang Sering Terjadi Pada Penderita Celiac"
Post a Comment