Testis Bayi Belum Turun, Apa Yang Harus Dilakukan
Pada kelamin bayi yang baru lahir, sangat mungkin terjadi beberapa kelainan, salah satunya adalah kondisi testikel atau testis yang belum turun pada anak laki-laki. Normalnya, testis akan turun sendiri ke skrotum saat anak mencapai usia tiga hingga enam bulan.
Jika dalam enam bulan kondisi testis belum turun juga, maka dapat dipastikan anak Anda memerlukan perawatan spesifik seperti operasi perbaikan posisi pada salah satu atau kedua testikel, yang disebut orchidopexy. Operasi biasanya baru dilakukan saat anak mencapai usia 12 bulan. Karena jika lebih dari itu, anak berisiko mengalami masalah kesuburan hingga kanker testis saat dewasa kelak.
Prosedur orchidopexy diawali dengan membuat sayatan di selangkangan anak untuk menemukan letak testis yang belum turun. Kemudian, testis akan didorong ke bawah dan diposisikan ulang di skrotum melalui luka sayatan operasi selanjutnya.
Jika testis masih berada pada posisi yang bahkan lebih tinggi lagi, yaitu di area perut atau kondisi impalpable, diperlukan operasi keyhole yang disebut laparoscopy untuk menemukan keberadaan testis dan mengatur posisinya agar normal. Dokter akan memasukkan laparoscope yang berupa selang kecil dengan cahaya dan kamera melalui luka sayatan di perut anak. Jika testikel tidak kunjung ditemukan setelah maksimal menjalani dua kali operasi, maka kemungkinan besar anak tidak memiliki testikel. Penyebabnya dapat terjadi entah karena testikel belum bertumbuh atau testikel terpelintir dan mati.
Setelah operasi penanganan kondisi testikel selesai, maka bekas jahitannya akan sembuh dengan sendirinya. Anestesi yang digunakan pada kedua jenis operasi tersebut termasuk general, yang artinya Si Kecil dalam keadaan tidak sadar sepenuhnya dan tidak merasakan sakit. Keseluruhan operasi dapat memakan waktu 40 menit dan anak dapat langsung pulang setelah menjalani operasi.
Komplikasi dari operasi ini yang mungkin terjadi dan harus diwaspadai meliputi:
1.Testikel yang kembali naik.
2.Bekas operasi yang mengalami infeksi.
3.Terjadi pendarahan dan bengkak.
4.Terjadi testicular atrophy, di mana suplai darah tidak dapat menyuplai posisi baru testikel sehingga akhirnya testikel pun mati.
5.Adanya kerusakan pada saluran yang menghubungkan testikel ke uretra atau vas deferens, yang mempersulit keluarnya cairan mani.
Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya komplikasi pasca operasi, lakukan hal-hal berikut:
1.Berikan anak pereda rasa sakit secara teratur.
2.Alihkan perhatian anak dari rasa sakit dengan mengajaknya bermain atau membaca.
3.Berikan anak banyak asupan air.
4.Kenakan pakaian yang longgar selama masa pemulihan.
5.Ikuti instruksi dokter mengenai cara membersihkan dan memandikan anak.
6.Untuk sementara waktu, hindarkan anak dari sepeda atau mainan yang harus diduduki selama beberapa minggu. Hal ini dilakukan untuk mencegah testikel kembali naik ke atas ke perut.
7.Biarkan anak absen dan beristirahat sejenak dari kegiatan hariannya, termasuk sekolah atau taman bermainnya.
Tanda bahwa luka operasi anak mengalami infeksi antara lain:
1.Anak mengalami kesakitan dan pereda sakit tidak bekerja.
2.Anak mengalami demam hingga 38 derajat Celsius ke atas.
3.Bekas operasi berubah kemerahan, meradang atau terasa lebih panas.
4.Cairan atau nanah keluar dari bekas operasi.
Tanda-tanda infeksi ini harus segera diperiksakan dan ditangani langsung oleh dokter. (PA)
Ditinjau oleh: dr. Deffy Laksani Anggar Sari
0 Response to "Testis Bayi Belum Turun, Apa Yang Harus Dilakukan"
Post a Comment