8 Penyebab Berat Badan Bertambah, yang Bukan dari Makanan
Biasanya berat badan bertambah selalu dikaitkan dengan porsi makan besar. Itu memang benar, apalagi jika Anda juga jarang berolahraga sehari-harinya, Namun apabila berat badan tetap saja bertambah meski porsi makan harian Anda memang sedikit dan selalu rajin beraktivitas fisik, peningkatan angka timbangan ini mungkin dipengaruhi oleh faktor lainnya yang mungkin tidak pernah Anda sadari. Ini dia ulasannya
Penyebab berat badan bertambah terus, meski makan sudah sedikit
1. Kehamilan
Berat badan bertambah tanpa disadari bisa menjadi gejala awal kehamilan. Percaya atau tidak, wanita yang sedang hamil bisa saja tiba-tiba menyukai makanan yang sebelumnya ia tidak suka. Peningkatan hormon hamil juga menyebabkan nafsu makan meningkat, sehingga wanita hamil mungkin saja makan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan janin dalam kandungannya.
Selain itu, berat janin dalam rahim yang bertambah dari hari ke hari, berikut dengan perkembangan plasenta dan kantung ketuban plus cairannya, juga berkontribusi pada pertambahan berat badan perempuan hamil.
2. Perubahan hormon
Perubahan hormon khususnya saat memasuki usia menopause bisa memicu terjadinya berat badan bertambah. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen. Saat menopause, kadar hormon estrogen menurun lebih rendah dari sebelumnya. Penurunan kadar estrogen ini yang memicu bertambahnya berat badan di sekitar perut dan pinggul.
3. PMS
Peningkatan nafsu makan adalah salah satu gejala klasik PMS untuk menyambut datangnya tamu bulanan. Selama menstruasi pun berat badan bisa terus bertambah, karena hormon dalam tubuh yang menyebabkan perut kembung dan payudara membengkak. Namun berat badan akan kembali normal saat periode menstruasi ini selesai.
4. Efek samping obat
Berat bertambah padahal Anda tidak makan banyak, mungkin disebabkan oleh obat yang Anda gunakan saat ini. Salah satu obat yang umum menyebabkan efek samping ini adalah kortikosteroid. Digunakan dalam jangka waktu panjang, obat ini dapat meningkatkan nafsu makan. Semakin tinggi dosisnya, maka obat dapat memicu rasa lapar yang semakin tinggi karena bagian otak yang bertugas mengendalikan respon rasa lapar dan kenyang terganggu. Kortikosteroid umum ditemukan dalam obat asma dan nyeri sendi (arthritis).
Selain itu, obat antidepresan juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Dilansir dari laman Prevention, antidepresan berisiko menyebabkan peningkatan berat badan sekitar 2-6,8 kg, menurut Dr. Hedaya, pemilik National Center for Whole Psychiatry.
5. Gangguan kelenjar tiroid
Hipotiroidisme adalah gangguan kelenjar tiroid yang menyebabkan tubuh tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Hormon tiroid berperan untuk mengatur metabolisme tubuh. Ketika metabolisme tubuh melambat, efeknya bisa memicu kenaikan berat badan.
6. Penuaan
Semakin bertambahnya usia, kerja metabolisme melambat secara alami. Selain itu, tubuh juga akan kehilangan jumlah otot-ototnya karena aktivitas fisik semakin sedikit.
Otot adalah jaringan yang efisien membantu pembakaran lemak. Sehingga, kehilangan jumlah otot, membuat orang akan membakar lebih sedikit kalorinya dalam tubuh.
7. Retensi air
Retensi air (edema) adalah kondisi penumpukan cairan di bawah kulit. Semakin besar penumpukannya, maka berat badan pun semakin bertambah. Cairan ini bisa menumpuk di bagian pergelangan kaki, tangan, wajah, atau perut.
Kondisi retensi air ini bisa terjadi karena berbagai macam gangguan kesehatan. Contohnya, orang yang mengalami gagal jantung, penyakit ginjal, atau yang sedang menggunakan obat tertentu.
8. Stres atau depresi
Stres berat atau bahkan depresi dapat menjadi faktor penyebab berat badan bertambah tanpa disadari. Setiap orang memiliki respon stres yang berbeda, tapi pada umumnya makanan adalah pelampiasan emosi yang paling umum.
0 Response to "8 Penyebab Berat Badan Bertambah, yang Bukan dari Makanan"
Post a Comment