8 Tips Mencegah Tantrum Pada Anak
Sebetulnya tidak sulit untuk mendisiplinkan anak, karena Anda memiliki beberapa keuntungan dibanding si kecil. Pertama, Anda sudah paham bahwa konflik antara Anda dan buah hati terkadang memang tak bisa terhindarkan, dan Anda sudah tahu masalah dan hal apa saja yang berpotensi memicu konflik tersebut. Kedua, karena Anda sudah tahu apa saja yang akan membuat anak Anda marah, Anda bisa menyiapkan strategi untuk menghadapinya, bahkan sebelum konflik tersebut terjadi.
Gunakan panduan di bawah untuk membantu Anda mengurangi ledakan amarah alias temper tantrum dari anak Anda, baik mengurangi jumlahnya. Pastikan siapapun yang merawat anak Anda juga tahu dan mengikuti aturan di bawah dengan benar.
- Saat Anda meminta anak Anda untuk melakukan sesuatu, gunakan nada dan suara yang ramah serta buatlah permintaan tersebut seperti ajakan daripada suruhan, misalnya, Kita bereskan mainan, yuk! Jangan lupa gunakan kata tolong dan terima kasih.
- Jangan bersikap berlebihan saat ia berkata tidak. Setiap anak akan mengalami masa di mana ia senang mengatakan tidak, no, atau nggak pada setiap permintaan atau instruksi Anda. Dia bahkan akan menolak es krim dan kue meskipun sebenarnya dia menginginkannya. Apa yang ia maksud sebenarnya adalah, Aku ingin menjadi pemegang kontrol, jadi aku akan mengatakan tidak sambil memikirkan jawaban sebenarnya. Daripada memarahinya, akan lebih baik jika Anda menjawab tantangan tersembunyi tersebut dengan mengulang permintaan Anda dengan tenang dan jelas. Jangan hukum anak Anda karena mengatakan tidak.
- Tentukan prioritas. Si kecil tidak akan mengamuk jika Anda tidak mendorongnya dan membuatnya terpaksa mengamuk. Jadi jangan sedikit-sedikit memaksanya melalukan sesuatu kecuali jika menyangkut sesuatu yang penting. Contohnya, jika dia tidak bisa duduk diam saat sedang berkendara di mobil, Anda memang perlu memaksanya duduk di carseat meskipun ia melawan dan menjerit-jerit. Tapi jika ia tak mau menghabiskan brokoli di piring makannya, masih ada cara lain yang bisa ditempuh selain memaksanya dan memicu tantrum. Si kecil mungkin sedang senang bilang tidak sepanjang hari, tapi pastikan Anda bilang tidak hanya pada hal-hal yang benar-benar penting.
- Jangan menjanjikan apa yang tidak ada, dan jangan memberi imbalan atas sesuatu yang sudah seharusnya ia lakukan. Hal-hal seperti mandi, tidur, gosok gigi, atau tidak berlari-lari ke jalanan adalah sesuatu yang memang sudah pasti dan tidak bisa dinegosiasikan. Ia tidak patut menerima permen atau mainan ekstra karena melakukan hal ini. Menyogoknya hanya akan mengajarinya untuk melanggar aturan setiap saat Anda lupa untuk memberinya apa yang Anda janjikan saat ia bersikap baik.
- Berikan ia pilihan jika memungkinkan. Biarkan ia memilih piyama yang ia inginkan, cerita mana yang ingin ia baca, mainan mana yang ingin ia mainkan, dan sebagainya. Jika Anda memberinya kesempatan untuk membuat pilihan sendiri, ia akan lebih mematuhi peraturan yang Anda buat karena ia tahu masih ada hal-hal di mana dirinyalah yang memegang kontrol.
- Antisipasi situasi yang dapat memicu tantrum, dan hindari sebisa mungkin. Jika ia selalu membuat masalah saat berjalan-jalan di mall, lebih baik tinggalkan ia di rumah dengan pengasuhnya saat Anda pergi berbelanja. Jika salah satu teman bermainnya terlihat selalu mengganggunya dan membuatnya kesal, pisahkan mereka selama beberapa hari atau minggu dan lihat apakah dinamika mereka berubah setelah usia mereka beberapa minggu lebih dewasa.
- Berikan penghargaan atas sikap baiknya dengan pujian dan perhatian. Saat si kecil duduk dan bermain dengan tenang tanpa menimbulkan keributan, duduk di sampingnya dan temani dia. Bagi anak, ini sudah merupakan bentuk apresiasi dari Anda, yang menunjukkan bahwa Anda menyetujui aktivitas yang ia lakukan.
- Hidupkan selera humor. Jangan tertawakan anak Anda saat ia sedang mengamuk dan berteriak-teriak. Namun saat ia sudah tenang, waktunya Anda menenangkan diri dan bercanda dengan teman atau keluarga untuk membangkitkan kembali mood Anda usai episode tantrum.
0 Response to "8 Tips Mencegah Tantrum Pada Anak"
Post a Comment