Idealnya, Berapa Kali Balita Buang Air Besar Dalam Seminggu




Sebagai orangtua, terlebih orangtua baru, tentu khawatir saat menemukan adanya perubahan pada balitanya, sekecil apa pun itu. Contohnya perubahan nafsu makan, perilaku aktif, hingga kebiasaan buang air besar. Bila si kecil tiba-tiba menjadi jarang atau justru lebih sering buang air besar (BAB) dalam sehari, Anda mungkin jadi panik dan buru-buru konsultasi ke dokter. Memangnya, harus berapa kali balita buang air besar dalam sehari? Tenang dulu, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.


Berapa kali seharusnya balita buang air besar dalam seminggu?


Setiap balita kemungkinan memiliki frekuensi buang air besar yang berbeda-beda. Ada balita yang buang air besar sekali dalam sehari, setiap tiga hari sekali, namun ada pula balita yang bisa buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam sehari.


Sebenarnya, tidak ada patokan khusus berapa kali balita harus buang air besar dalam seminggu. Pasalnya, urusan buang air besar adalah hal unik yang cenderung berbeda pada setiap orang, termasuk bagi si kecil. Hal ini juga dipengaruhi oleh asupan makanan, usia, dan aktivitas fisik hariannya.


Pada balita usia 3-5 tahun memang idealnya buang air besar setidaknya sekali dalam sehari. Namun ketimbang terlalu fokus pada frekuensi BAB, yang lebih penting adalah dengan memperhatikan tekstur dan warna feses balita Anda.


Menurut dr. Michael Lee, seorang dokter anak di Childrens Medical Center di Dallas, dilansir dari The Bump, yang terpenting adalah memastikan tidak ada bercak merah atau perdarahan pada saat balita buang air besar. Jika Anda menemukan feses si kecil cenderung berukuran kecil, keras, dan terlihat seperti kerikil atau bola, maka kemungkinan si kecil mengalami sembelit.


Sementara kebalikannya, bila balita menjadi lebih sering buang air besar dengan tekstur feses yang lebih cair, ini kemungkinan pertanda si kecil diare.


Dengan demikian, seberapa sering balita buang air besar tidak selalu diartikan harus setiap hari, yang penting harus secara konsisten. Perubahan frekuensi buang air besar perlu diwaspadai bila terjadi perubahan secara tiba-tiba, baik menjadi lebih sering atau lebih jarang dari biasanya.


Seperti apa BAB yang normal pada balita?


Mulai memasuki usia satu tahun, balita akan mengalami perubahan pola makan yang cukup signifikan. Dari yang awalnya didominasi oleh ASI atau susu formula saja, kini mulai rutin diberikan makanan yang lebih padat. Setiap jenis makanan yang dikonsumsi oleh si kecil ini akan berdampak pada bentuk dan warna feses si kecil. Contohnya adalah saat si kecil makan sayur hijau, tekstur fesesnya bisa jadi lebih padat dan berwarna kehijauan.


BAB yang normal pada balita pada dasarnya cenderung seperti selai kacang atau keju cottage yang lembut dan tidak membuat si kecil kesakitan. Ciri khas feses balita yang masih mengonsumsi ASI biasanya cenderung berwarna kekuningan seperti saus mustard, sementara pada balita yang mengonsumsi susu formula tekstur fesesnya cenderung seperti puding karamel.


Berapapun usia si kecil, masalah buang air besar pada balita bisa terlihat dari perubahan frekuensi dan bentuk fesesnya. Segera bawa si kecil ke dokter bila Anda menemukan fesesnya dalam kondisi seperti berikut:



  • Berwarna putih (tanda tubuh si kecil tidak mampu menghasilkan cukup cairan empedu)

  • Berwarna hitam (gejala perdarahan di lambung atau usus kecil)

  • Terdapat bercak merah (pertanda darah berasal dari usus besar atau rektum)

  • Terdapat lendir (pertanda infeksi atau intoleransi makanan)

  • Balita buang air besar lebih sering atau lebih jarang setelah Anda mengenalkan makanan baru (pertanda alergi)

  • Feses balita masih tampak berair di usia satu tahun (pertanda anak diare)


0 Response to "Idealnya, Berapa Kali Balita Buang Air Besar Dalam Seminggu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...