Apakah Diet Ketogenik Berbahaya dan Bisa Menyebabkan Ketoasidosis

Belakangan ini, diet ketogenik (sering disingkat jadi diet keto) menjadi tren menurunkan berat badan. Bahkan, berbagai ketering khusus berat badan mengadopsi diet ini untuk membantu pelanggannya menurunkan berat badan. Namun, apakah diet ketogenik dijamin aman dan tidak berbahaya?
Read Also
Diet ketogenik, diet yang justru menganjurkan Anda konsumsi lemak
Diet ketogenik merupakan diet yang memanfaatkan keadaan ketosis. Pada fase ketosis, tubuh menggunakan lemak sebagai energi. Padahal biasanya karbohidrat yang jadi sumber energi utama tubuh. Karenanya, lebih banyak lemak yang terbakar dalam tubuh. Hasilnya, berat badan Anda pun menurun. Namun, efek samping dari penggunaan lemak sebagai energi adalah tubuh menghasilkan zat keton.
Untuk mencapai kondisi ketosis, asupan karbohidrat pada diet ketogenik dibatasi. Sedangkan, asupan makanan berlemak diperbanyak. Hal ini bertujuan agar tidak banyak karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh, sehingga tidak banyak energi yang berasal dari karbohidrat.
Kondisi ketosis dalam tingkat ringan sebenarnya normal terjadi dalam tubuh. Walaupun Anda tidak menjalankan diet ketogenik, kondisi ketosis pun mungkin sering Anda alami. Misalnya ketika berolahraga dan cadangan karbohidrat Anda sudah habis, tubuh akan menggunakan lemak sebagai energi. Contoh lainnya, yaitu saat Anda sedang melakukan puasa.
Hati-hati, ini yang mungkin terjadi kalau Anda menjalani diet keto
Diet keto bisa memicu kondisi yang disebut ketoasidosis. Ketoasidosis biasa terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2, sehingga kondisi ini juga dikenal dengan ketoasidosis diabetik. Pada kondisi ini, tubuh menghasilkan banyak sekali zat keton sampai bisa mengubah pH darah menjadi lebih asam. Hal ini membuat tubuh dalam keadaan bahaya.
Ketoasidosis disebabkan oleh kadar gula darah tinggi dalam waktu lama. Tubuh tidak mampu mengubah gula (atau glukosa) menjadi energi dalam jumlah cukup, sehingga tubuh menggunakan lemak sebagai energi. Akibatnya, kadar gula darah terus tinggi dan produksi zat keton juga tinggi.
Ketoasidosis mengakibatkan seseorang bisa mengalami gejala seperti muntah, mual, sering buang air kecil, sakit perut, sesak napas, detak jantung lebih cepat, dan jadi linglung. Ketoasidosis juga bisa sampai merusak organ-organ tubuh Anda. Dalam kasus tertentu, kondisi ketoasidosis mengakibatkan koma hingga kematian.

Jadi, apakah diet ketogenik berbahaya?
Diet yang memanfaatkan keadaan ketosis sebenarnya tidak akan sampai mengakibatkan ketoasidosis. Ketosis dan ketoasidosis merupakan dua kondisi yang berbeda. Dalam ketosis, keton yang dihasilkan oleh tubuh hanya dalam tingkat normal sampai tinggi. Sedangkan dalam ketoasidosis, keton yang diproduksi oleh tubuh bisa mencapai tingkat tinggi hingga sangat tinggi. Jumlah keton dalam ketoasidosis bahkan bisa mengubah pH darah menjadi asam.
Umumnya, diet ketogenik tidak akan menyebabkan ketoasidosis. Hal ini pun telah dibuktikan oleh penelitian dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition, yang mengatakan bahwa diet ketogenik tidak berbahaya.
Jumlah keton yang diproduksi tubuh tidak akan mencapai tingkat sangat tinggi jika diet ketogenik dilakukan dengan benar. Artinya, jangan membatasi asupan karbohidrat Anda secara berlebihan atau tidak makan karbohidrat sama sekali. Bagaimanapun, tubuh tetap membutuhkan karbohidrat. Setidaknya, dapatkan sekitar 50 gram asupan harian Anda dari karbohidrat.
Selain itu, perhatikan juga pilihan makanan sumber lemak yang Anda makan. Pilihlah sumber lemak baik, seperti yang ada pada keju, telur, salmon, minyak zaitun, dan kacang-kacangan.
Hindari sumber lemak jahat seperti pada makanan yang digoreng. Lemak jahat yang masuk ke tubuh cenderung akan meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko Anda terhadap berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke.
0 Response to "Apakah Diet Ketogenik Berbahaya dan Bisa Menyebabkan Ketoasidosis"
Post a Comment