Benarkah Stres Bisa Menyebabkan Siklus Menstruasi Jadi Kacau
Stres dan menstruasi yang terlambat sering dikaitkan satu sama lain. Menstruasi yang tidak teratur atau terlambat memang bisa disebabkan oleh gangguan kesehatan. Lalu bagaimana dengan gangguan psikologis? Apa benar stres bisa memengaruhi menstruasi? Cari tahu jawabannya di bawah ini, ya!
Siklus menstruasi yang normal seperti apa, sih?
Siklus menstruasi pada setiap wanita berbeda, kadang bisa sesuai jadwal dan kadang tidak teratur. Rata-rata, menstruasi (haid, yaitu masa di mana wanita mengalami perdarahan) pada wanita berlangsung setiap hari ke-21 sampai 35 pada satu siklus menstruasi Anda. Lamanya haid biasanya berlangsung sekitar tiga sampai lima hari. Menstruasi tidak teratur mungkin terjadi karena beberapa hal, di antaranya adalah stres dan suatu kondisi kesehatan tertentu.
Stres dan menstruasi memang saling berkaitan
Beberapa wanita mungkin mengalami menstruasi tidak teratur atau berhenti mengalami menstruasi, biasanya sebagai dampak dari obat-obatan tertentu. Kondisi seperti olahraga berlebih, berat badan yang terlalu rendah, atau kurang asupan makanan berkalori juga bisa menghambat kelancaran ovulasi dalam tubuh wanita.
Penyebab lain mungkin adalah dampak dari ketidakseimbangan hormon. Sebagai contoh, kelainan kelenjar tiroid bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur bila tingkat hormon tiroid dalam darah menjadi terlalu rendah atau tinggi
Menstruasi yang terlambat atau tidak teratur bisa saja disebabkan oleh stres. Mungkin Anda tidak menyadarinya, tapi stres mengacaukan hormon-hormon di seluruh tubuh, termasuk hormon sinyal menstruasi yaitu estrogen.
Hormon yang berperan dalam munculnya stres adalah hormon kortisol. Kortisol ini juga bisa menghambat jalannya ovulasi dalam tubuh Anda. Dengan menurunnya hormon estrogen untuk ovulasi, menstruasi Anda jadi tertunda. Ketika stres meningkat, ada kemungkinan periode menstruasi Anda berhenti sementara. Berhentinya menstruasi sementara ini juga dikenal sebagai amenore sekunder.
Apa itu amenore sekunder?
Amenore sekunder adalah kondisi di mana periode menstruasi berhenti selama lebih dari tiga atau enam bulan, di mana sebelumnya sudah pernah mengalami menstruasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Kadang, berlebih atau berkurangnya kadar estrogen dalam tubuh bisa menjadi penyebab menstruasi jadi tidak teratur. Selain itu, gaya hidup tak sehat yang memicu stres juga bisa membuat Anda tidak menstruasi dengan teratur.
Lalu, bagaimana mengatasi stres dan menstruasi terlambat ini?
Stres dapat memengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab untuk memproduksi hormon. Lalu, hormon ini dapat menurunkan kadar hormon-hormon menstruasi seperti estrogen dan progresteron. Karena itu, Anda harus menghilangkan stres dulu dari benak Anda.
Mengurangi tingkat stres bisa membantu tubuh Anda kembali ke periode menstruasi yang normal. Selain itu, jika Anda tidak bisa menanggulangi stres sendirian, Anda bisa berbicara atau berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater (dokter ahli kejiwaan). Nantinya, psikiater akan memahami masalah penyebab stres Anda dengan menggunakan obat antidepresan atau antikecemasan. Obat-obatan tersebut dapat membantu mengatasi masalah dan menurunkan stres.
Makan-makanan yang sehat seperti sayur dan buah juga bisa membuat hormon kortisol pemicu stres menurun. Coba juga olahraga seperti jogging atau meditasi. Kedua hal tersebut bisa menaikkan hormon oksitosin yang bisa membuat Anda senang dan bahagia, serta terbebas dari stres.
0 Response to "Benarkah Stres Bisa Menyebabkan Siklus Menstruasi Jadi Kacau"
Post a Comment