7 Tahap Proses Belajar Bayi Hingga 3 Tahun dan Cara Stimulasinya

Saat ini para orangtua terus menerus diingatkan tentang pentingnya memantau tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama. Namun kadang sebagai seorang Mama, kita masih bingung, apa saja yang perlu diperhatikan dari tahapan proses belajar anak.
Pembagian 1000 hari pertama kehidupan anak, sudah terhitung dari awal kehamilan bukan sekedar setelah anak dilahirkan. Pembagiannya sebagai berikut:
- 280 hari saat janin dalam kandungan Mama
- 180 hari saat bayi berusoa 0-6 bulan
- 540 hari saat bayi berusia 6 bulan - 2 tahun.
Inilah periode emas anak-anak.
Yang terjadi sejak anak berusia 6 bulan adalah pertumbuhan otak sangat pesat. Nantinya semua organ tubuh anak akan berfungsi dengan saling berintegrasi untuk membentuk kemampuan tubuh kembang anak dengan sempurna.
Menurut dr. Margaretha Komalasari, Sp.A dari Brawijaya Women & Children Hospital, di usia 2 tahun, anak sudah mencapai setengah tinggi badan orang dewasa. Perkembangan otaknya pun sudah mencapai 80 persen dari otak dewasa.
Pengertian dari pertumbuhan anak adalah bertambahnya ukuran fisik. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks, contohnya kemampuan bayi bertambah dari berguling menjadi duduk, berdiri dan berjalan.
Agar Mama lebih mudah memantau tumbuh kembang anak, Mama perlu melakukan stimulasi dan pengawasan pada 7 tahap proses belajar anak yang berikut ini:
1. Mendengar
Saat belum lancar berbicara, anak perlu banyak mendengar. Perdengarkan anak dengan cerita yang baik, cerita yang berbahasa. Komunikasi dengan anak menggunakan bahasa yang benar.
Sejak bayi, anak memiliki daya serap berbahasa melalui pendengarannya. Ini perlu dilatih dan orangtua wajib menstimulasinya.
2. Melihat
Penglihatan anak juga perlu diberikan stimulasi. Selain memberikan ASI eksklusif hingga bayi usia 6 bulan, cukupi juga nutrisi seimbang pada MPASI setelah anak berusia di atas 6 bulan.
Kenalkan gambar-gambar dengan berbagai bentuk dengan warna hitam dan putih sejak anak berusia 3 bulan. Gerak-gerakan objek gambar dari kiri ke kanan dan atas ke bawah, lalu sebaliknya. Perlihatkan juga gambar dengan berbagai warna sejak anak 5 bukan dan lakukan hal yang sama.
Lakukan secara rutin, mungkin waktu yang tepat setelah mandi atau makan pagi sehingga perkembangan si Kecil bisa lebih stabil.
3. Merasakan
Ini juga bisa dilatih dengan menempelkan beragam benda di telapak tangan dan telapak kaki anak.
Misalkan tempelkan bermacam jenis kain agar si Kecil tahu mana halus dan kasar.
Tapakan kaki anak tanpa alas kaki di atas rumput atau pasir. Pastikan setelah itu untuk kembali mencuci tangan dan kaki si Kecil ya, Ma.
4. Mengingat
Saat anak sudah mulai bisa berinteraksi, latih untuk mengingat. Mama bisa bermain puzzle. Kenalkan beberapa potong gambar lalu ajak anak untuk merangkainya. Selain puzzle, mencocokkan juga bisa dimainkan bersama untuk melatih ingatan anak.
5. Meniru atau mencoba
Anak katanya seorang peniru ulung. Nyatanya tidak semua anak memiliki minat untuk menirukan orang lain.
Kemampuan meniru anak tetap harus dilatih. Mama perlu melakukan stimulasi.
Untuk itu, penting sekali melakukan dongeng di depan anak-anak. Saat berdongeng, Mama bisa memeragakan tokoh yang ada. Bisa bermain dengan suara dan gerakan tubuh. Mintalah anak untuk meniru salah satu tokoh di dalam cerita.
Semakin dilibatkan, anak semakin tertantang untuk mencoba. Semakin sering terlibat, maka anak semakin percaya diri untuk mencoba.
6. Menyimpan memori
Bisakah anak menceritakan apa yang sudah terjadi? Anak yang berusia 2 tahun biasanya sudah bisa merangkai kata hingga jadi kalimat. Anak bisa bicara 3 sampai 4 kata dengan susunan yang benar.
Dengarkan dengan baik ketika anak bercerita sesuatu. Jangan buru-buru membenarkan ketika anak salah. Bertanyalah ketika ada kata yang salah.
Misalkan anak bercerita, Kucing sakit, di rumah tadi.
Banyak yang bisa dieksplorasi dari cerita di atas, Mama bisa tanyakan:
- Kucingnya kenapa, kok sakit?
- Bagaimana sakitnya?
- Warna apa kucingnya?
- Kucingnya ke rumah ya?
- Adik sedang apa tadi saat lihat kucingnya?
Banyak sekali yang bisa ditanyakan ke si Kecil, sehingga ini menstimulasi memorinya untuk mengingat apa yang sudah dia lihat dan simpan pada memorinya.
7. Mengulang dan membiasakan
Tidak cukup jika semua hal di atas tadi hanya dilakukan sesekali saja. Lakukan terus.
Mengulang dan membiasakan dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan efek maksimal. Ini bisa dilakukan sejak anak bayi hingga anak berusia 3 tahun dengan intens.
Saat berusia 2 tahun, terkadang anak yang sering mendapatkan stimulasi dengan baik di 1000 hari pertama kehidupannya sudah bisa menyampaikan sesuatu cerita dengan benar, menggunakan kalimat yang sesuai dan menambahkan kata sambung atau kata tambahan seperti 'yang, adalah, kan, dong, di, dan, atau'.
Itulah 7 tahap proses belajar anak yang sebenanrnya sudah dilakukan sejak masih berada di dalam kandungan yang dijelaskan oleh dr. Margaretha Komalasari, Sp.A saat ditemui pada acara peluncuran aplikasi Teman Bumil Tumbuh-Kembang pada Rabu (15/08).
Mengenai aplikasi Teman Bumil, ini juga sesuai dengan namanya. Mama bisa download dan melakukan aktivitas di aplikasi ini untuk memantau tumbuh kembang anak mama. Begitu pula yang dilakukan oleh Sandra Dewi selaku brand ambasador juga berbagi cerita, ia juga memakai aplikasi ini untuk memantau tumbuh kembang putranya, Raphael.
Baca juga: 6 Hal Tumbuh Kembang yang Harus Dicek Saat Bayi Umur 1 Bulan
Baca juga: Ingin Tumbuh Kembangnya Sempurna? Jangan Larang 7 Hal ini Pada Anak
0 Response to "7 Tahap Proses Belajar Bayi Hingga 3 Tahun dan Cara Stimulasinya"
Post a Comment