Kisah Suka Duka Hidup Membesarkan Anak Autistik

Unsplash/Nathan Anderson

Memiliki anak sehat, sempurna dan tidak kurang satu apa pun adalah impian serta harapan seluruh Mama dan Papa di seluruh dunia. Namun, ketika takdir berkata lain.

Nah, yang kita bisa lakukan adalah bertahan, menerima dan menghadapi semua kenyataan dengan hati yang lapang.

Dilansir dari autismspeaks.org, autisme atau gangguan spektrum autisme mengacu pada berbagai kondisi yang dicirikan oleh tantangan keterampilan sosial, perilaku berulang, komunikasi verbal dan nonverbal, serta kekuatan juga perbedaan yang unik.

Mama perlu mengetahui bahwa autisme itu tidak hanya satu, tetapi ada banyak jenisnya dan semua itu disebabkan oleh kombinasi pengaruh genetik dan lingkungan yang berbeda.

Tanda-tanda autisme yang paling jelas cenderung muncul pada usia 2 dan 3 tahun. Dalam beberapa kasus, dapat didiagnosis sejak berusia 18 bulan. Beberapa keterlambatan perkembangan yang terkait dengan autisme dapat diidentifikasi dan diatasi bahkan lebih awal. 

Untuk Mama yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autisme tidak perlu berkecil hati. Yuk, kita ikuti kisah kisah para Mama tangguh yang sabar dalam merawat anak dengan berkebutuhan khusus ini.

1. Janelle Reeves dan Carson

1. Janelle Reeves Carson
Instagram.com/janelleinreallife

Janelle Reeves adalah seorang Beauty and Fashion Blogger sekaligus Mama dari 2 orang anak.

Carson, anak Janelle yang berusia 5 tahun didiagnosis sebagai anak autistik. Di mana terkadang banyak orang akan menyadarinya ketika mereka melihat Carson.

Ada beberapa hal yang dihadapi oleh Carson yaitu perilaku kompulsi, pengulangan kata, keterlambatan bicara, masalah sensorik dan kurangnya interaksi sosial.

Ketika temannya atau Mama lain menyapa Hi pada Carson dan dia tidak menjawab sapaan kalian, bukan berarti Carson tidak sopan, dia hanya tidak tahu harus memberikan respon seperti apa.

Carson juga tidak tahan dengan suara keras atau cahaya terang, kadang Carson sering lari meninggalkan Janelle untuk alasan yang tidak jelas. Maka dari itu, untuk mengurangi kecemasannya, Carson sering memmbawa dan menggunakan headphone di tempat-tempat yang memiliki suara keras atau bising.

Banyak orang yang tidak mengenal Carson akan  menatap, berbisik, dan kadang-kadang dengan keras menyatakan ketidaksenangan mereka terhadap perilaku Carson.

Janelle sebagai Mama masih merasa sulit untuk menerima kenyataan. Di mana banyak orang beranggapan perilaku Carson dikarenakan kesalahan pola asuh saat membesarkan Carson. Padahal, sesungguhnya, semua itu karena Carson mengalami gangguan spektrum autisme.

Pelajaran yang dapat diambil dari kisah di atas adalah kita sebagai orang awam harus mencari tahu atau lebih aware terhadap autisme. Jangan sampai kita salah dalam berasumsi ya, Ma!

2. Tara dan Noah

2. Tara Noah

Noah adalah anak ketiga Tara. Sayangnya, anak laki-lakinya ini mengalami autisme, yang menyebabkan Noah mengalami kesulitan dan keterlambatan dalam berbicara. Autisme adalah sebuah perjalanan yang tidak pernah direncanakan oleh Tara.

Amarah, hari sulit, kejutan, tantangan, dan patah hati adalah banyak hal yang akan dihadapi Tara dan keluarga, atau bahkan semua orangtua di dunia yang memiliki buah hati dengan gangguan spektrum autisme.

Namun bagaimanapun yang dia hadapi, dia tidak akan menukarkan segalanya. Maka dari itu, Tara berusaha dengan membuat Noah mengikuti terapi bicara.

Setelah hampir satu setengah tahun terapi bicara, Noah menunjukkan banyak perubahan. Biarpun beberapa kata yang diucapkan Noah masih sulit dipahami oleh orang lain, tetapi Tara mengaku sangat menyukai suara kecil anaknya itu.

3. Mel Cole dan Jude

3. Mel Cole Jude
michellegardella.com

Mel Cole seorang fotografer sekaligus Mama dari 2 orang anak bernama Jude dan River. Dilansir dari lovechildmag.com, Mel Cole menyadari ada yang tidak biasa pada Jude.

Berawal dari pesta ulangtahun Jude pada usia dua tahun di taman Zilker. Di mana ada banyak orang di taman. Banyak anak-anak yang berlari, menjerit, berbicara, dan lainnya. Tapi, selama hampir 2 jam, Mel Cole mendorong Jude di ayunan.

Setiap kali Mel Cole mencoba membuat Jude keluar dari ayunan dan mengajaknya pergi bernyanyi selamat ulang tahun atau untuk makan kue, Jude akan berteriak. Jude benar-benar merasa ketakutan.

Mel Cole dan seluruh orangtua di dunia banyak yang tidak ingin mengakui pada diri sendiri bahwa ada sesuatu yang salah atau berbeda tentang anak. Tetapi dengan menolak anak, itu hanya akan menyakiti mereka.

Sungguh sulit mengorbankan sebuah hal yang kalian perjuangkan. Begitupun dengan Mel Cole, dengan hati yang berat, sejak saat itu Mel Cole memutuskan untuk menanggalkan pekerjaannya sebagai fotografer dan segera mencari pekerjaan lain yang waktunya lebih fleksibel untuk Jude. Karena Mel Cole tahu bahwa dia harus mencurahkan 100% perhatiannya untuk Jude.

4. Melanie, anak, dan pekerjaannya

4. Melanie, anak, pekerjaannya
autismspeaks.org

Menjadi sebuah tantangan besar bagi Melanie ketika menjadi working Mama sekaligus dengan merawat Sidney, anaknya yang didiagnosa memiliki gangguan spektrum autisme pada usia 2 tahun.

Sejak saat itu, Sidney mengikuti terapi bicara, okupasi, perkembangan dan ABA. Sangat melelahkan melihat Sidney berjuang, tapi itu patut dibanggakan karena Sidney mengatasi banyak hal.

Dan selama beberapa tahun, Melanie bekerja fulltime dan menyisihkan empat malam tiap minggunya untuk menemani Sidney terapi. 

Setiap orangtua dengan anak gangguan spektrum autisme tahu bahwa ketika mereka sakit atau membutuhkan layanan khusus, Mama tidak bisa meninggalkan mereka untuk dirawat oleh sembarangan orang. Begitupun yang dilakukan Melanie.

Dan karena hal itu, Melanie sering kehilangan pekerjaannya. Melanie tidak masuk kerja tanpa alasan. Dan bagaimanapun yang terjadi, Melanie tidak akan menyerah. Karena ini semua berhubungan dengan merawat anaknya, Sidney.

5. Rebekah dan kedua anaknya

5. Rebekah kedua anaknya
autismspeaks.org

Rebekah adalah seorang fotografer sekaligus Mama tunggal dari 2 orang anaknya. Mama dan dua anaknya ini sama-sama memiliki gangguan spektrum autisme.

Rebekah dan kedua anaknya memiliki pemikiran yang berbeda. Berbicara dan melakukan banyak hal pun berbeda.

Keluarga ini sangat sensitif. Begitulah mereka ketika bertemu dengan seseorang yang baru. Masalah-masalah pancaindra yang mereka alami dapat membuat kehidupan sehari-hari menjadi sulit. Karena apa yang dirasakan oleh orang biasa dan dianggap sebagai gangguan dapat terasa seperti sebuah serangan menurut Rebekah dan kedua anaknya.

Suara, lampu, suara, bau. Semua bisa jadi sulit. Rebekah dan anaknya telah belajar untuk beradaptasi. Belajar untuk memperhatikan hal-hal yang dapat menimbulkan masalah ketika memasuki situasi baru. Belajar untuk berbicara ketika membutuhkan sesuatu.

Belajar untuk mendapatkan makanan yang baik, tidur yang nyenyak, menghirup banyak udara segar dan olahraga untuk menjaga perasaan kita lebih seimbang.

Nah Ma, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah-kisah di atas kan? Untuk itu, yuk kita cari tahu gangguan spektrum autisme itu apa!

0 Response to "Kisah Suka Duka Hidup Membesarkan Anak Autistik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...