Tips Membangun dan Menumbuhkan Jiwa Sportif Pada Anak

Ketika si buah hati tak dapat menerima kekelahannya dengan lapang dada, maka disinilah peran orangtua amat dibutuhkan. Anak-anak yang tidak dapat menerima kekalahan mereka dengan lapang dada tentu akan membuat mereka frustasi dan tertekan setiap kali mereka gagal melakukan sesuatu. Selain itu, anak-anak yang tidak bisa menerima kekalahan akan dapat melahirkan anak-anak yang obsesif.

membangun jiwa sportif pada anak

Untuk itu, menumbuhkan anak yang bermental sportif dan mampu menerima kekalahan mereka dengan lapang dada perlu sekali ditumbuhkan sejak dini. Hal ini juga mampu membangun semangat kompetisi pada diri anak secara positif dan mempengaruhi kesuksesan anak di dunia persaingannya.

Sayangnya, sebagai orang dewasa, tak mudah mengatakan apa yang seharusnya dirasakan oleh anak-anak. Anak-anak dengan usia yang masih dini, cenderung melihat banyak hal dengan pandangan hitam dan putih, sehinggga sulit bagi mereka untuk menerima pandangan orang dewasa. Untuk itulah, menyampaikan pada anak-anak untuk bisa bersikap sportif terhadap sesuatu, tidak cukup hanya berlandaskan teori dan nasihat saja.

Sikap sportif pada anak dapat dilihat diantara lain pada sikapnya dalam menghormati dan mengahrgai teman dalam satu timnya, lawannya dan bahkan pelatihnya. Mereka akan belakar mengani sikap spotif yang dilakukan oleh orang dewasa yang ada disekitar mereka. Untuk itulah, aka lebih mudah mengajarkan anak untuk bersikap sportif dan membangun sikap ini dalam dirinya, jika mereka tumbuh diligkungan dimana orang dewasa selalu bersikap sprotif pula.

Orangtua dapat membantu anak mereka untuk mengerti mengani sikap sportif dalam banyak hal, baik dengan berbicara maupun menunjukannya dalam praktek sehari-hari. Hal ini tentunya dapat dimulai dari sejak si kecil mulai belajar dan bisa berbicara. Ajarkan si kecil untuk memulai sikap sportif dari hal-hal kecil seperti bersalaman dengan lawan sebelum pertandingan atau kompetesi dimulai. Menunjukan sikap sportif memang bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi sewaktu menerima kekalahan lawan dengan besar hati. Akan tetapi ketika anak mampu melewati hal ini dan mengaplikasikan jiwa sportifnya, hal ini akan berguna dan bermanfaat baginya kelak saat ia dewasa nanti.

Nah, untuk membangun jiwa sportif dalam diri anak sejak mereka masih kecil. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan para orangtua.

Jadilah Contoh yang Baik

Ketika ayah atau ibu menonton sebuah kompetisi, baik itu pertandingan sepakbola, pertandingan bulu tangkis, ataupun kompetesi memasak di televisi, dan mendapati jika pemain kesayangan ibu tidak menang sesuai dengan harapan. Lantas ibu mengejek pemain lawan atau pemain lain dengan nada merendahakn dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak bijak, apalagi dengan dipertontonkan dihadapan si kecil. Dengan begini, hal serupa akan tertanam dalam diri anak-anak yang membuat jiwa spotifitas mereka semakin menghilang. Dengan melihat ibu atau ayah menjelakan tim lawan akan mungkin diasumsikan oleh si anak sebagai hal yang wajar dilakukan untuk mengungkapkan kekecewaan.

Nah, daripada melakukan hal ini, sebaiknya berikan tanggapan yang positif mengenai tim lawan dan berbesar hati menerima kekalahan tim kesayangan. Dengan begini perlahan namun pasti anak-anak akan meniru dan memami konsep sportifitas dan menerima kekalahannya dengan lapang dada.

Ajarkan Aturan Dasar Sportivitas

Mengajarkan anak mengenai aturan dasar dari spotivitas dan berjiwa lapang dada untuk menerima kekalahan, tentunya menjadi tanggung jawab para orangtuanya. Biarkan anak anda mengetahui ekspetasi anda dalam memperlakukan lawan. Berikan pemahaman pada anak, bahwa lawan mereka bukanlah musuh sesungguhnya yang harus mereka perlakukan dengan tidak baik.

Anak anda mungkin harus berurusan dengan lawan dan mengalahkannya dalam pertandingan, namun setelah pertandingan usai, bukan berarti lawannya adalah musuh abad yang harus mereka waspadai. Yakinkan anak-anak, bahwa mereka bisa menerima lawan mereka setelah pertandingan usai. Meskipun teman-teman lainnya mengejek lawan mereka setelah pertandingan, buka berarti anak anda juga harus ikut-ikutan.

Fokuslah Pada Kompetisi Bukan Hasil Akhirnya

Terkadang orangtua akan lebih senang dan berbangga hati ketika anak mereka menjadi juara dalam kompetisi yang mereka ikuti. Sebaliknya, ketika anak kalah, orangtua akan menunjukan kekecewaannya dan bahkan menghakimi anak dengan menilainya tidak becus. Namun, tahukah anda hal ini selain akan membuat anak, juga akan membuat mereka kesulitan menerima kekalahannya dengan lapang dada. Alhasil, menjadi seorang pemenang dalam segala kegiatan akan membentuk mereka menjadi pribadi yang obsesif dan menghalalkan segala cara untuk bisa meraih kemenangan tersebut. Meskipun anak menjadi pemenang, jika kemenangannya tersebut tidak ia dapatkan dengan sportif, lantas apalah makna dari kemenangan itu sendiri.

Memang menjadi kabar gembira menjadi seorang pemenang dalam sebuah kompetisi. Akan tetapi, tidak sebaiknya orangtua memberikan tekanan pada anak untuk menjadi apa yang diharapkan orangtuanya. Alangkah lebih bijak jika orangtua lebih berfokus pada kompetesi dan kerja keras serta usaha yang telah diberikan anak-anak dibandungkan dengan menilai hasil akhirya.

Berikan Anak Pengertian Mengenai Kekalahannya

Sewaktu anak kalah dalam pertandingan yang diikutinya. Hal ini bisa jadi menimbulkan tekanan yang besar dalam dirinya. Jika ditambah dengan ekpresi dan kekecewaan orangtua yang anda tunjukan pada mereka, maka tentu saja tekanan yang ada dipundaknya akan semakin besar. Dengan demikian, ketika anak kalah sebaiknya tidak menunjukan kesedihan, kekecewaan atau bahkan kemarahan anda pada mereka. Sebaliknya, berikan dukungan dan semangat bahwa mereka telah melakukan yang terbaik.

Selain itu, yakinkan pada anak bahwa kekalahan tidak membuat mereka terhina, sebaliknya sewaktu mereka mampu menerima kekalahannya, inilah yang membuat mereka lebih terhormat dan bijaksana.

Ajarkan anak untuk dapat menerima dan memberikan apresiasinya terhadap kemenangan lawan. Kemudian, bantu anak mengevaluasi pertandingannya dan mempelajari kekalahan dan kekurangannya. Hanya dengan begini, jiwa sportifitas mereka akan terbangun dan kesuksesannya akan dapat ia raih dengan cara yang fair.

Mengajarkan dan membangun jiwa sportifitas dalam diri anak-anak perlu sekali ditanamkan sejak mereka masih kecil. Hal ini bukan saja membantu mereka menerima kekalahannya dengan lapang dada. Namun juga membantu mereka meraih kesuksesannya dengan lebih baik serta memacu semangatnya untuk lebih berkibar.

Anak-anak yang sportif tentunya akan melahirkan generasi muda yang lebih menghargai dan mampu menghormati orang lain dan sesamanya dengan lebih baik. Semoga tips ini bermanfaat untuk orangtua dalam mendidik anak guna membangun jiwa spotif dalam dirinya. 

0 Response to "Tips Membangun dan Menumbuhkan Jiwa Sportif Pada Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...