Lemak Normal Bukan Jaminan Bebas Penyakit Jantung Koroner

Jantung bertugas memompa dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh dengan membawa nutrisi dan oksigen serta kembali ke paru-paru dan jantung untuk membawa sampah metabolisme. Jantung tidak pernah berhenti atau beristirahat serta bekerja dengan bantuan banyak pembuluh darah di tubuh dan pembuluh utama. Nah, pembuluh utama ini dinamakan pembuluh koroner jantung. Maka, gangguan pada pembuluh koroner atau sumbatan di organ ini disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK).

Sebenarnya, Anda bisa menghindari serangan jantung dengan mulai menjalani gaya hidup sehat, seperti makan 5 porsi buah dan sayuran, menghindari makanan berkadar garam tinggi (makanan cepat saji, diawetkan, dan makanan beku), memperbanyak konsumsi makanan berserat, mengonsumsi 2 porsi ikan yang kaya akan Omega-3. Anda juga harus berhenti minum alkohol dan merokok, beraktivitas fisik, relaks dan tertawa, serta melakukan pemeriksaan laboratorium dan tekanan darah secara teratur.

Mengapa Harus Periksa Apo B dan hs CRP?
Serangan jantung tidak pandang bulu. Buktinya, orang yang masih muda, senang berolahraga, atau sedang tidur bisa mendadak meninggal karena penyakit ini. Sebenarnya serangan jantung tidak datang tiba-tiba, namun memang tidak disertai gejala awal yang mencurigakan. Tetapi pada beberapa kasus, gejala serangan jantung dapat diketahui oleh orang yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan atau check-up.

Tak banyak yang tahu bahwa kolesterol tinggi bukan satu-satunya penyebab penyakit jantung koroner. Pada beberapa kasus, jumlah seseorang yang terkena jantung koroner malah memiliki kadar lemak yang normal terbilang banyak. Maka, selain mengetahui kadar kolesterol konvensional (Kolesterol Total, Kolesterol LDL - direk, Kolesterol HDL, Trigliserida), Anda disarankan melengkapi juga dengan pemeriksaan Apo B dan hs-CRP. Alhasil, penilaian risiko jantung koroner bisa diketahui secara lebih detail.

Apo B berfungsi meningkatkan prediksi risiko penyakit jantung koroner. Semakin tinggi kadar Apo B, maka semakin tinggi pula risiko penyumbatan pembuluh darah. Hal ini bisa terjadi walaupun kadar LDL normal, lho. Sementara itu, hs-CRP dapat meningkatkan prediksi terjadinya jantung koroner yang disebabkan proses aterosklerosis atau penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah yang ditandai peradangan. Tak hanya itu pemeriksaan hs-CRP juga bermanfaat untuk menentukan risiko kardiovaskular pada orang yang sehat.

Pemeriksaan lain seperti EKG, treadmill dan pemeriksaan imaging lainnya dibutuhkan untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, jangan ragu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi jantung, agar penyakit jantung koroner bisa dicegah lebih dini dan lebih baik. 

Saat ini, Laboratorium Klinik Prodia memberikan penawaran khusus berupa keringanan sebesar 20% untuk setiap pemeriksaan Apo B atau hs-CRP selama bulan September 2014. Jadi, tunggu apa lagi? (ADV)

0 Response to "Lemak Normal Bukan Jaminan Bebas Penyakit Jantung Koroner"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...