Apa yang Jadi Penyebab Hamil di Luar Kandungan

Banyak ibu hamil yang khawatir tentang memiliki komplikasi kehamilan. Hamil di luar kandungan adalah salah satu komplikasi yang bisa berakibat fatal. Sekitar 2 persen kehamilan di seluruh dunia merupakan kejadian hamil di luar kandungan. Di Indonesia sendiri, frekuensi kasus kehamilan di luar kandungan bisa bervariasi antara 1 dalam 28 persalinan sampai 1 dalam 329 persalinan.

Kondisi hamil di luar kandungan bisa berpotensi bahaya untuk Anda. Maka penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan mendapatkan perawatan sesegera mungkin.

Apa itu hamil di luar kandungan?

Dalam bahasa medis, hamil di luar kandungan disebut dengan kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di tempat lain selain rahim. Hampir semua kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi, sehingga hamil di luar kandungan juga sering disebut sebagai kehamilan tuba. Dalam beberapa kasus, kehamilan ektopik dapat terjadi dalam rongga perut, ovarium (indung telur), atau leher rahim (serviks).

Kehamilan ektopik merupakan komplikasi kehamilan yang umumnya berakhir aborsi. Ini karena organ dalam perut selain rahim tidak dirancang sebagai tempat embrio bertumbuh kembang. Oleh karena itu, telur yang telah dibuahi dalam kehamilan ektopik tidak bisa berkembang dengan baik dan biasanya menghasilkan kematian embrio atau janin. Sekitar 16% kematian ibu akibat perdarahan saat kehamilan dilaporkan diakibatkan oleh kandungan yang pecah.

Apa yang jadi penyebab hamil di luar kandungan?

Setelah pembuahan, sel telur meluncur dari tuba falopi untuk menuju rahim. Jika tabung rusak atau jalurnya terblokir, tuba falopi jadi gagal untuk mendorong telur menuju rahim Anda sehingga telur mungkin terjebak di dalam tabung dan terus berkembang di sana.

Anda mungkin tidak pernah tahu mengapa Anda bisa hamil di luar kandungan. Tapi Anda lebih mungkin untuk memiliki kehamilan ektopik jika Anda memiliki salah satu atau lebih dari faktor risiko di bawah ini:

• Penyakit radang panggul (PID) atau endometriosis riwayat


• Usia 35 tahun atau lebih


• Merokok


• Penyakit seksual menular


• Luka jaringan parut dari operasi sebelumnya


• Pernah mengalami hamil di luar kandungan sebelumnya


• Penggunaan obat kesuburan


• Hamil dari hasil bayi tabung

Hamil di luar kandungan juga bisa terjadi jika Anda hamil setelah disteril (tubal ligasi atau pembalikan steril) atau saat masih memiliki alat kontrasepsi IUD yang tertanam di dalam, walau sangat jarang.

Apa saja ciri dan gejala kehamilan ektopik yang harus diwaspadai?

Di awal kehamilan, kehamilan ektopik tampak seperti kehamilan normal. Tiga karakteristik utama dari hamil di luar kandungan adalah sakit perut di salah satu sisi, tidak munculnya siklus menstruasi (amenorrhea), dan perdarahan vagina ringan. Namun hanya sekitar 50 persen wanita yang menunjukkan gejala ini.

Gejala lain dari kehamilan ektopik yang harus Anda waspadai termasuk:

• Sakit panggul


• Kram perut


• Bahu dan leher terasa sakit; selangkangan terasa sakit


• Mual dan muntah


• Kepala terasa berputar, pusing, atau sering ingin pingsan

Segera ke UGD rumah sakit jika Anda mengalami perdarahan vagina berat atau syok (gejala termasuk tubuh melemah, debar jantung sangat cepat, pusing dan/atau pingsan, kulit pucat terasa lembap dan dingin). Syok biasanya diakibatkan oleh kehilangan banyak darah akibat tuba falopi yang robek.

Jika Anda menunjukkan gejala lain dari kehamilan ektopik, segera hubungi dokter Anda. Semakin cepat kehamilan ektopik didiagnosis dan diobati, akan semakin baik untuk Anda. Pengobatan hamil di luar kandungan akan tergantung pada apakah diagnosis adalah konklusif, ukuran embrio, dan apakah Anda mengalami nyeri, perdarahan internal, atau gejala terkait lainnya.

Klik tautan berikut untuk cari tahu lebih lanjut seputar pengobatan kehamilan ektopik.

Share this post