Air Ketuban Sedikit Saat Hamil Penyebab Resiko Bahaya









Air ketuban adalah jenis cairan yang sangat identik bagi perempuan selama
kehamilan. Air ketuban adalah cairan yang menumpuk dalam kantong rahim. Air
ketuban akan membuat janin bisa tumbuh dengan normal dan merasa nyaman selama
dalam kandungan. Kantung ketuban terdiri dari dua lapisan utama yaitu membrane
korion dan amnion. Dua lapisan membran ini memiliki fungsi untuk menjaga agar
janin terjaga dalam kantong rahim. Air ketuban biasanya akan keluar dan pecah
saat proses persalinan. Beberapa kasus yang paling sering terjadi selama
kehamilan adalah kebocoran ketuban selama kehamilan dan air ketuban yang masuk
ke dalam paru-paru janin selama dalam kandungan.




Fungsi Air Ketuban


Kehamilan yang normal selalu akan memberikan air ketuban sedikit atau
jumlahnya sesuai dengan perkembangan janin dan kehamilan. Air ketuban sangat
penting untuk cara menjaga kehamilan agar tetap sehat agar bisa tumbuh
normal dan merasa nyaman dalam rahim. Selain itu air ketuban juga akan menjaga
janin agar tidak cedera selama dalam kandungan.


Berikut ini beberapa fungsi penting air ketuban selama kehamilan :


air ketuban sedikit



  • Air ketuban melindungi posisi janin ketika janin dalam keadaan terjepit
    atau keadaan yang berbahaya lainnya.
  • Air ketuban berguna untuk menjaga posisi janin dan melindungi janin ketika
    ibu hamil jatuh atau terpeleset.
  • Air ketuban juga akan menjaga agar asupan oksigen dari tali pusar selalu
    nyaman untuk janin.Air ketuban menjaga paru-paru janin agar tetap berfungsi
    dengan baik.
  • Melindungi janin dari pengaruh infeksi yang didapatkan dari ibu hamil atau
    makanan yang dikonsumsi ibu hamil.
  • Menjaga agar kondisi suhu dalam rahim tetap nyaman untuk janin.
  • Membuat janin tetap nyaman bergerak dan mendukung pertumbuhan tulang dan
    otot janin.
  • Melindungi sistem pencernaan dan pernafasan janin selama dalam kandungan.


Jumlah Air Ketuban Normal


Air ketuban dalam kantong ketuban jumlahnya akan terus naik atau turun setiap
hari. Hal ini disebabkan karena janin mulai minum air ketuban dan air ketuban
keluar lewat saluran urin. Jumlah air ketuban akan terus meningkat sesuai dengan
usia kehamilan. Pada awal kehamilan biasanya jumlah air ketuban kurang dari
sekitar 500 ml. Namun sesuai dengan perkembangan kehamilan maka jumlahnya akan
terus meningkat setelah kehamilan ke 36 dan ke 38. Jumlah air ketuban mencapai
800 ml hingga 1000 ml. Cairan air ketuban akan terus berkurang kembali setelah
janin siap lahir sesuai dengan prediksi perkiraan tanda-tanda akan
melahirkan.



Air ketuban sedikit memang bisa membahayakan nyawa janin dan ibu hamil.
Jika kondisi terjadi pada trimester pertama dan kedua maka bisa menyebabkan
janin mengalami kematian sebelum lahir. Jika kondisi terjadi pada trimester
ketiga maka bisa meyebabkan masalah kelahiran seperti bayi yang lahir sungsang,
gangguan pernafasan pada bayi dan kematian bayi. Tindakan operasi atau
mempertahankan janin dalam kandungan tetap bisa dilakukan sesuai dengan kondisi
ibu hamil.


Penyebab


Air ketuban akan dibentuk selama 14 minggu di tingkat kehamilan awal. Cairan
yang berasal dari ibu hamil didapatkan dari darah yang akan memasok cairan ke
bagian kantong ketuban. Sementara itu janin akan minum air ketuban dan masuk
dalam sistem ginjal kemudian keluar lagi dari urin janin. Sistem ini akan terus
berulang dan janin memiliki peran yang sangat besar untuk menentukan jumlah
cairan agar tetap stabil. Terkadang penyebab rendahnya air ketuban tidak bisa
ditemukan karena ada beberapa faktor yang berbeda. Berikut ini adalah
penyebab air ketuban yang terlalu sedikit pada kehamilan.


1. Kerusakan Kantong Ketuban


Kerusakan pada kantong ketuban menyebabkan air ketuban meresap atau bocor
perlahan-lahan. Tetapi tekanan yang besar pada kantong ketuban bisa menyebabkan
air mengalir. Jika kondisi ini terjadi menjelang proses persalinan maka
diperlukan tindakan untuk menyelamatkan janin dan ibu hamil. Jika kondisi ini
terjadi sebelum masa prediksi waktu melahirkan maka diperlukan perawatan untuk
mencegah infeksi pada ibu hamil dan janin.


2. Kelainan Pada Plasenta


Kelainan dari plasenta juga menjadi kondisi yang membahayakan untuk janin dan
ibu hamil. Beberapa penyebab kelainan plasenta termasuk seperti penyakit tekanan
darah tinggi, diabetes, preklampsia dan penyakit lupus. Beberapa kondisi ini
bisa menyebabkan janin dalam keadaan yang kurang nyaman bahkan pada tingkat
tertentu dapat menyebabkan kematian. Selain itu kondisi kehamilan lebih dari 41
minggu juga bisa menyebabkan kelainan plasenta. Plasenta tidak bisa memasok
darah dan nutrisi ibu hamil ke bayi sehingga air ketuban menjadi terlalu
sedikit.


3. Pemakaian Obat Hipertensi


Ibu hamil yang memiliki penyakit bawaan seperti penyakit darah tinggi
(hipertensi dalam kehamilan) juga memiliki resiko air ketuban yang sedikit. Hal
ini bisa juga dipicu oleh pemakaian obat-obatan untuk menormalkan tekanan darah.
Pemakaian obat jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan plasenta yang membuat
suplai nutrisi ke janin menjadi lebih kecil.


4. Kelainan Janin


Produksi cairan ketuban didapatkan dari nutrisi ibu hamil yang disalurkan ke
janin lewat plasenta. Jika jumlah ketuban terlalu sedikit maka bisa disebabkan
oleh kelainan pada janin. Masalah yang paling sering ditemukan adalah kelainan
kromosom yang menyebabkan janin menderita kelainan ginjal dan saluran sistem
kemih. Janin mungkin tidak bisa minum dan menyalurkan air kencing dengan baik
sehingga air ketuban tidak bisa di hasilkan sesuai kebutuhan janin.


5. Kehamilan Kembar


Ibu hamil yang mengalami kehamilan kembar identik sangat rawan dengan masalah
air ketuban yang terlalu sedikit. Janin yang kembar akan memiliki satu plasenta,
sehingga janin sudah memperebutkan nutrisi sejak masih dalam kandungan. Hal ini
menyebabkan satu janin bisa mendapatkan nutrisi yang penuh sementara janin yang
lain tidak. Kondisi ini perlu mendapatkan pengawasan dari dokter untuk memantau
kondisi janin agar bisa selamat sampai kelahiran. (Baca juga : ciri ciri hamil
anak kembar)


6. Komplikasi Penyakit Ibu Hamil


Kondisi kesehatan ibu hamil sering menyebabkan masalah khusus pada jumlah air
ketuban selama kehamilan. Ibu hamil yang memiliki penyakit bawaan seperti
hipertensi, diabetes, dehidrasi dan preklamsia cenderung memiliki tingkat resiko
yang lebih tinggi. Untuk menghindari resiko yang lebih besar maka kondisi
komplikasi harus mendapatkan pengobatan.


Bahaya


Pengukuran cairan ketuban biasanya akan dilakukan dalam setiap tahap
pemeriksaan baik oleh dokter atau bidan. Kondisi air ketuban
sedikit biasanya banyak ditemukan pada proses kehamilan yang telah memasuki
usia trimester ketiga. Hal ini disebabkan karena usia kehamilan yang semakin tua
dan persiapan janin untuk menghadapi kelahiran. Namun masalah khusus air ketuban
yang rendah juga bisa terjadi selama kehamilan tanpa melihat trimester. Kondisi
ini sering disebut dengan istilah oligohidramnion. Pada dasarnya bahaya yang
bisa terjadi tergantung dari usia kehamilan.


Berikut ini beberapa resiko yang bisa terjadi:


a. Trimester Pertama


Jika kondisi air ketuban yang terlalu sedikit bisa diketahui sejak trimester
pertama, maka bisa menyebabkan tekanan pada organ dalam janin sehingga janin
bisa terlahir cacat. Selain itu janin juga bisa menghadapi kondisi keguguran
yang lebih besar dibandingkan penyebab lain.


b. Trimester Kedua


Jika kondisi air ketuban yang sedikit terjadi pada trimester kedua maka bisa
menyebabkan beberapa kondisi janin seperti kelainan sistem kemih, janin lahir
premature dan komplikasi pada tali pusar.


c. Trimester Ketiga


Kondisi air ketuban sedikit pada trimester ketiga biasanya sangat wajar. Jika
terjadi menjelang hari melahirnya maka proses kelahiran dapat dipercepat atau
dipertahankan lebih lama jika belum sampai waktunya.


Penanganan


Untuk mengatasi kondisi kehamilan dengan masalah pada air ketuban maka ibu
hamil harus memperhatikan beberapa kondisi secara pribadi. Berikut ini beberapa
usaha yang bisa dilakukan untuk mengatasi air ketuban yang terlalu sedikit
selama kehamilan :



  • Selalu memeriksa kandungan ke ahli atau dokter ahli kandungan secara
    teratur untuk mengetahui kondisi kesehatan janin dan ibu hamil.
  • Selalu mencukupi asupan air mineral untuk mencegah dehidrasi pada ibu
    hamil.
  • Konsumsi makanan sehat untuk ibu hamil yang penuh dengan nutrisi yang
    dibutuhkan selama kehamilan. Hal ini untuk mencegah agar janin tidak
    kekurangan nutrisi.
  • Jika terjadi kebocoran air ketuban maka sebaiknya harus segera mencari
    bantuan medis untuk mencegah infeksi.
  • Ibu hamil yang memiliki beberapa penyakit komplikasi harus selalu
    mengawasi kehamilan dan mencegah semua potensi yang bisa menyebabkan masalah
    pada air ketuban.
  • Perawatan khusus diperlukan untuk ibu hamil yang memiliki air ketuban
    terlalu sedikit untuk mencegah infeksi pada janin dan ibu
    hamil.

0 Response to "Air Ketuban Sedikit Saat Hamil Penyebab Resiko Bahaya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...