Masih Amankah Berhubungan dengan Suami Saat Hamil Trimester Kedua

?

Masih Amankah Berhubungan Suami Saat Hamil Trimester Kedua
zenparent.in

Usia kehamilan trimester kedua memang menjadi babak baru dalam proses kehamilan. Selain kondisi tubuh yang berubah menjadi lebih nyaman dibandingkan dengan kehamilan trimester pertama, pada trimester kedua ini mama juga mungkin mengalami peningkatan gairah seksual.

Hal ini wajar terjadi, namun juga sering menjadi pertanyaan yang diajukan oleh pasangan suami istri. Amankah berhubungan suami istri saat kehamilan sudah menginjak usia trimester kedua?

Pada fase ini, ibu hamil tidak akan lagi sering merasa mual, muntah-muntah, kram, pusing, dan berbagai keluhan lainnya di trimester awal. Sementara kondisi perut belumlah terlalu besar. Umumnya akan timbul gairah berhubungan seks yang telah lama tertunda sejak awal kehamilan.

Ada beberapa penyebab yang membuat gairah tersebut muncul di trimester kedua kehamilan, di antaranya:

  • Terjadinya peningkatan hormon estrogen dapat meningkatkan aliran darah ke area intim. Peningkatan aliran darah ini akan menyebabkan meningkatnya sensitivitas di area tersebut.
  • Adanya peningkatan produksi cairan di Miss V sehingga lebih siap menerima hubungan suami istri.
  • Payudara berkembang lebih besar dan lebih sensitif. Perubahan ini menyebabkan adanya peningkatan gairah untuk berhubungan.

Nah, implementasi dari gairah ini adalah adanya peningkatan energi saat sedang hamil trimester kedua. Selain itu, aliran darah ke wilayah sensitif juga semakin kuat sehingga secara biologis pun area tersebut sudah siap menerima hubungan intim dengan suami.

Untuk membuat hubungan menjadi lebih nyaman saat hamil di trimester kedua, ada beberapa poin penting yang perlu Mama dan pasangan perhatikan, antara lain sebagai berikut:

1. Ibu hamil dengan rahim pendek

1. Ibu hamil rahim pendek
Unsplash/Jacob Postuma

Perempuan yang memiliki leher rahim pendek, hubungan suami istri pada kehamilan trimester kedua ini tidak disarankan. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan di mana Mr. P bisa menekan rahim Mama dan ada kemungkinan membahayakan janin.

2. Perhatikan posisi

2. Perhatikan posisi
uncova.com

Walau perut belum terlalu besar, namun tekanan yang diberikan secara berlebihan pada area kewanitaan juga dapat memberi tekanan bagi rahim dan janin.

3. Perhatikan saat penetrasi

3. Perhatikan saat penetrasi
zszywka.pl

Meski rahim sang ibu hamil bukanlah jenis rahim pendek, tetap hindari penetrasi yang terlalu dalam.

4. Lakukan dengan frekuensi yang wajar

4. Lakukan frekuensi wajar
Unsplash/Vitor Pinto

Lakukan hubungan suami istri dengan frekuensi sewajarnya dan secara konvensional. Hindari penggunaan benda-benda asing sebagai alat bantu semasa kehamilan. Hal ini untuk mencegah adanya infeksi karena pemakaian benda tersebut.

5. Berhenti jika terjadi pendarahan

5. Berhenti jika terjadi pendarahan
Twitter.com/yariel236

Segera hentikan hubungan suami istri bila terjadi pendarahan di organ intim perempuan. Jika organ intim mengalami luka, tentu tidak akan membuat pendarahan.

Pendarahan yang dimaksud ini mungkin karena guncangan atau posisi yang membahayakan janin. Jika mengalami ini segeralah konsultasikan ke dokter kandungan mama.

6. Kebocoran air ketuban

6. Kebocoran air ketuban
Unsplash/Matheus Ferrero

Tidak hanya pendarahan, bila air ketuban mengalami kebocoran, segera hentikan hubungan seks dengan pasangan dan periksakan kandungan mama ke dokter.

7. Tidak memaksakan

7. Tidak memaksakan
redelle.hu

Jangan memaksakan satu sama lain, pastikan hubungan suami istri dilakukan atas dasar keinginan bersama. Jika dipaksakan, maka hubungan suami istri hanya akan menimbulkan kelelahan.

8. Perhatikan kondisi tubuh ibu hamil

8. Perhatikan kondisi tubuh ibu hamil
bobbiphoto.com

Perhatikan kondisi tubuh. Jika kondisi Mama sudah lelah dengan berbagai aktivitas seharian, jangan memaksakan diri untuk berhubungan karena hal itu akan berdampak buruk pada kondisi tubuh Mama yang sedang lemah.

Di sisi lain, beberapa pasangan justru mengalami hal yang sebaliknya.

Melakukan hubungan suami istri di saat usia kandungan menginjak trimester kedua tetaplah menjadi sesuatu yang kurang nyaman untuk dilakukan.

Selain itu, pasangan yang menolak melakukan hubungan tersebut semasa kehamilan trimester kedua juga pasti memiliki alasan kuat karena tidak mau membuat kesehatan janin dan sang ibu hamil sendiri terganggu hanya karena hasrat untuk melakukan hubungan seks semata.

Setelah mengetahui fakta tadi, kini mama bisa menyimpulkan sendiri dan bisa lebih leluasa melakukannya dengan suami dengan pertimbangan yang matang. Yang terpenting mama dan papa tidak mengabaikan faktor keamanan dan kenyamanan bersama.

0 Response to "Masih Amankah Berhubungan dengan Suami Saat Hamil Trimester Kedua"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...