Bayi Juga Bisa Pura-pura Menangis lho, Ma! Apa sih Sebabnya
?
Pernahkah Mama menyadari bahwa selain menangis karena alasan yang jelas, Si Kecil juga memiliki tangisan palsu?
Dalam publikasi ilmiahnya yang berjudul Changes in the Affect of Infants Before and After Episodes of Crying yang dipublikasikan dalam Infant Behavior and Development, Hiroko Nakayama, seorang peneliti berkebangsaan Jepang, menganalisa tangisan bayi.
Penelitian dilakukan terhadap dua orang bayi yang berusia antara 7 dan 14 bulan, dengan cara merekam suasana kamar bayi dengan menggunakan video, dalam rentang waktu 60 menit.
Hal ini dilakukan dua kali dalam sebulan dan berlangsung selama 6 bulan. Hasilnya, Hiroko berhasil menganalisa 102 tangisan yang dilakukan oleh kedua bayi.
Kemudian, para peneliti mencatat apa yang terjadi sebelum dan sesudah mereka menangis.
Perasaan ini tercermin dalam mimik mereka: Apakah mereka sedih, cemberut, tertawa, serta menunjukkan roman wajah lainnya.
Semakin Piawai Menangis
Hal yang unik adalah, ternyata bayi pertama yang diberi nama M, memang kerap menunjukkan muka yang sedih sebelum menangis. Sementara bayi kedua yang diberi nama R, malah menunjukkan muka senang, saat sebelum dan sesudah menangis.
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap seluruh rekaman, para peneliti pun mengambil kesimpulan bahwa bayi R lebih sering berpura-pura menangis dibandingkan bayi M yang memang selalu menangis karena sedih atau akibat hal lainnya. Selama enam bulan perekaman, seiring bertambahnya usia bayi, semakin piawai pula R berpura-pura.
Para penelitipun menemukan bahwa bayi R melakukan hal ini untuk mendapatkan perhatian ibunya.
Ini merupakan salah satu tanda bahwa interaksi individu memberikan sumbangan besar tak hanya bagi perkembangan sosial bayi, namun juga bagi perkembangan emosionalnya, tulis Hiroko.
Para bayi mencari jalan agar ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Lagipula, menilik latar belakang keluarganya, ternyata bayi R memiliki dua saudara kandung, sementara bayi M adalah anak tunggal. Artinya, bayi R memang harus mencari cara agar ibunya memperhatikan dan memenuhi keinginannya.
Jangan Menganggapnya Lebay
Walaupun Mama memandang tangisan pura-pura ini sebagai akal-akalan bayi dalam mendapatkan perhatian, namun, Mama jangan salah sangka.
Tracy Cassels, dari departemen psikologi University of British Columbia mengatakan, bahwa salah satu hal yang dilakukan bayi untuk berkomunikasi adalah menangis. Jika kita menyepelekannya, kita justru menutup pintu komunikasi dengan Si Kecil.
Jadi jika Mama memergoki bayi melakukan tangisan palsu ini, jangan sengaja bersikap cuek atau malah menganggap Si Kecil bandel ya Ma. Jika ia melakukan hal ini, Mama justru harus memberikan perhatian lebih kepadanya.
Bagaimana, Ma? Sudah siap meneliti tangisan bayi?
0 Response to "Bayi Juga Bisa Pura-pura Menangis lho, Ma! Apa sih Sebabnya"
Post a Comment