Wanita Penderita Migrain Lebih Berisiko Menderita Stroke

Anda sering mengalami migrain? Hati-hati, karena wanita yang mengalami migrain berisiko dua kali lebih besar menderita stroke dibandingkan yang bukan penderita migrain. Demikian temuan dari penelitian terbaru. Temuan ini menambah bukti mengenai hubungan antara sakit kepala dengan risiko stroke.
Meskipun belum jelas mengapa hubungan ini terjadi, pemimpin penulis studi Dr. Cecil Rambarat mengatakan, tetaplah penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk menyadari keberadaannya.
"Hal ini penting karena umumnya migrain tidak dianggap sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular," kata Rambarat yang adalah seorang dokter di University of Florida Hospital Shands di Gainesville.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan migrain (terutama migrain dengan aura) dengan meningkatnya risiko stroke. Migrain dengan aura diperkirakan memengaruhi satu dari empat pasien migrain, menurut Migrain Research Foundation. Pada migrain dengan aura, selain sakit kepala sebelah, penderita juga mengalami pandangan kabur, peka terhadap cahaya terang atau melihat visualisasi berbentuk garis zig-zag atau berlekuk-lekuk.
Selama enam tahun penelitian, peneliti menemukan ada 18 persen wanita dengan riwayat migrain mengalami serangan jantung atau stroke dibandingkan dengan 17 persen dari mereka yang tidak mengalami migrain.
Perbedaan jumlah kasus stroke menjadi "signifikan" setelah peneliti memerhitungkan faktor risiko lain, kata Rambarat. Para peneliti menemukan, wanita dengan migrain hampir dua kali lebih mungkin menderita stroke, dibandingkan mereka yang tidak memiliki migrain.
Meskipun studi ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat antara migrain dan stroke, ada beberapa teori yang bisa menjelaskan hubungan antara kedua kondisi.
"Migrain dan stroke sama-sama memengaruhi otak. Sebab itu, lebih mudah menemukan hubungan antara kedua kondisi ini dibanding menarik hubungan antara migrain dengan penyakit jantung," kata Rambarat.
Studi ini tidak meneliti apakah ada hubungan antara migrain dengan stroke pada pria. Rambarat mengatakan, jumlah kasus migrain pada pria jauh lebih sedikit dibanding pada wanita.
Untuk mencegah migrain, Rambarat tidak merekomendasikan tindakan pencegahan khusus. Tapi Dr. Gretchen Tietjen mengatakan bahwa jika ingin mengontrol risiko stroke, seseorang harus menghindari rokok, makanan berkolesterol dan berhati-hati dengan pemakaian pil KB berbasis estrogen. Tietjen adalah direktur Headache Research and Treatment Center University of Toledo College of Medicine and Life Sciences di Ohio
Ditinjau oleh: dr. Jezy Reisya
0 Response to "Wanita Penderita Migrain Lebih Berisiko Menderita Stroke"
Post a Comment