Epilepsi dan Kehamilan
loading...
Read Also
Frekuensi serangan saat hamil:
- Ibu yang sering mengalami serangan setiap bulan sebelum hamil, frekuensi serangan akan meningkat selama hamil.
- Ibu yang selama 9 bulan tidak pernah atau hanya sekali serangan, tidak akan mengalami peningkatan selama hamil.
- Ibu yang 2 tahun bebas serangan, risiko serangan selama hamil menurun atau hilang.
- Frekuensi serangan meningkat jika mengandung janin laki-laki dan menurun jika janin perempuan.
- Serangan lebih sering terjadi pada trimester I.
- Meningkatnya kadar hormon estrogen dan progesterone di plasma darah.
- Perubahan metabolik akibat kenaikan berat badan menggangu metabolisme obat anti-epilepsi sehingga menimbulkan kejang.
- Kurang tidur akibat morning sickness, nyeri pinggang atau gerakan janin.
- Mual muntah pada kehamilan dapat menganggu penyerapan obat anti-epilepsi.
- Psikologik (stres dan cemas).
- Ibu berhenti makan obat karena takut efek obat terhadap janin.
Efek ke janin. Lahir Caesar, prematur, berat bayi rendah, kurang oksigen (hipoksia), cacat bawaan, bibir sumbing, kematian janin dalam kandungan ketika atau setelah dilahirkan.
Mengatasinya, penanganan harus terpadu antara dokter kebidanan, dokter saraf dengan dokter anak untuk memantau adanya gangguan perkembangan dan kelainan janin. Tujuan penanganan adalah mencegah serangan selama hamil dengan minum obat. Namun mngingat banyaknya efek samping obat anti-epilepsi, kadar and risiko obat harus diperiksa betul. (me)
loading...
0 Response to "Epilepsi dan Kehamilan"
Post a Comment