7 Jenis Suplemen yang Tak Boleh Dikonsumsi Sebelum Prosedur Medis




Sebelum melakukan operasi atau tes kesehatan, biasanya disarankan untuk berhenti mengonsumsi berbagai  jenis suplemen yang biasa Anda konsumsi. Kenapa? Penyebabnya yaitu konsumsi jenis suplemen tertentu bisa menimbulkan interaksi antar zat sehingga bisa-bisa ini mengganggu hasil pemeriksaan atau kondisi Anda saat operasi. 


Jadi jenis suplemen apa saja yang sebaiknya tidak dikonsumsi sebelum menjalani prosedur medis tertentu? Simak daftarnya berikut ini.


Suplemen vitamin C


Pada beberapa operasi tertentu seperti gastric bypass, biasanya Anda diminta untuk memberhentikan konsumsi suplemen vitamin C sebelum operasi. Hal ini dikarenakan vitamin ini bisa memicu pembentukan batu di ginjal saat operasi berlangsung. Vitamin C bisa memberikan efek diuretik (membuat Anda sering buang air kecil).


Obat atau suplemen yang bersifat diuretik harusnya dihentikan sebelum operasi. Mengonsumsi zat yang bersifat dieuretik sebelum operasi bisa menurunkan volume darah, sehingga berisiko mengalami komplikasi saat operasi lebih besar.


Suplemen vitamin B7


Vitamin B7 atau yang disebut biotin dalam dosis tinggi bisa menyebabkan beberapa hasil tes laboratorium menjadi tidak akurat. Menurut National Institutes of Health, vitamin B7 yang direkomendasikan sebesar 0,03 mg per harinya. Namun, dalam suplemen biotin bisa mengandun 20 mg (650 kali lebih banyak dari yang direkomendasikan).


Tingginya biotin yang dikonsumsi dari suplemen ini bisa memengaruhi hasil tes laboratorium. Biasanya sensitivitas tes laboratorium bergantung pada ikatan antara biotin dan zat yang dinamakan streptavidin, sebuah gabungan antara biotin dan protein. Ketika jumlah biotin terlalu banyak di dalam tubuh, maka akan berdampak pada streptavidin ini. Alhasil, hasil tes bisa melenceng dari yang seharusnya.


Suplemen vitamin E


Beberapa orang yang mengonsumsi vitamin E biasanya diminta untuk menghentikan penggunaannya sebelum operasi. Vitamin E dapat memperlambat pembekuan darah, yang mana bisa menimbulkan komplikasi yaitu perdarahan saat operasi. Sebab, vitamin E dikenal sebagai vitamin yang memiliki efek mengencerkan darah pada dosis tinggi.


Suplemen asam lemak omega-3


Asam lemak omega-3 merupakan suplemen yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah. Namun, suplemen ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebelum operasi.


Obat ini memiliki efek pengencer darah sehingga mengonsumsi suplemen ini sebelum operasi bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Anda harus memberitahu dokter jika Anda mengonsumsi suplemen omega-3 sebelum operasi.


Suplemen ribovlafin


Riboflavin disebut juga dengan vitamin B2. Dosis yang direkomendasikan untuk pria adalah 1,3 mg per hari sedangkan wanita 1,1 mg per hari.


Ribovlafin dalam jumlah besar bisa berinteraksi dengan beberapa tes laboratorium, khususnya tes yang menggunakan warna urine. Contohnya yaitu pemeriksaan pH urine, tes protein urine, dan tes keton urine.


Vitamin B2 yang terlalu tinggi akan menyebabkan warna urine lebih cerah sehingga bisa mengecoh hasil tes yang sebenarnya. 


Suplemen kalsium


Suplemen kalsium sebaiknya tidak dikonsumsi 24 jam sebelum melakukan scan DEXA (Dual-Energy X-Ray Absorptiometry) untuk melihat kondisi mineral tulang. Diduga suplemen kalsium yang terlarut dalam usus dari suplemen dideteksi oleh alat DEXA sehingga ini bisa mengganggu hasil yang seharusnya dibaca oleh alat tersebut.


Di luar daftar yang disebutkan di artikel ini, mungkin masih ada jenis suplemen tertentu yang tidak seharusnya dikonsumsi sebelum Anda menjalani prosedur medis tertentu. Karena itu, penting bagi Anda untuk menanyakan dulu ke dokter Anda soal aturan pantangan dan konsumsi obat-obatan yang harus dipatuhi.


0 Response to "7 Jenis Suplemen yang Tak Boleh Dikonsumsi Sebelum Prosedur Medis"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...