Keputihan Cek Normal atau Tidak Di Sini

Keputihan adalah kondisi umum yang biasanya terjadi pada wanita. Tak jarang keputihan dianggap sebagai sesuatu yang sangat menakutkan bagi banyak wanita. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, keputihan juga membuat tak percaya diri, terutama bagi wanita yang telah menikah.

Keputihan dapat digolongkan menjadi 2, yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan yang tidak normal atau yang harus diwaspadai (patologis). Berikut perbedaan keputihan normal dan tidak normal:

1. Keputihan normal

Keputihan normal adalah cairan vagina yang memiliki fungsi untuk membersihkan sistem reproduksi wanita. Kondisi ini terjadi pada saat wanita memasuki masa subur, sebelum dan sesudah, atau pada saat mendapat rangsangan.

Inilah beberapa ciri-ciri keputihan normal:

1. Cairan encer.
2. Warna cairan transparan atau bening.
3. Cairan tidak lengket.
4. Tidak berbau.
5. Tidak menyebabkan gatal.
6. Jumlah cairan yang keluar sedikit.

Anda tidak perlu khawatir jika mengalami ciri-ciri keputihan tersebut. Pasalnya, keputihan jenis ini normal dialami wanita setiap bulannya. Namun, jika Anda merasa tidak nyaman, basuhlah vagina dengan air bersih, lalu keringkan dengan handuk, dan ganti pakaian dalam Anda.

Lalu, apa ciri-ciri keputihan tidak normal? Nah, kondisi keputihan ini biasanya terjadi pada ibu hamil dan harus diwaspadai sebab bisa mengganggu kesehatan janin.

Ciri-ciri keputihan tidak normal antara lain sebagai berikut:

1. Cairan kental. 
2. Biasanya berwarna putih susu hingga kuning. 
3. Cairan lengket.
4. Menimbulkan bau tidak sedap.
5. Menyebabkan gatal.
6. Jumlah cairan banyak dan akan meninggalkan bercak pada pakaian dalam.

Sebenarnya, Anda bisa mencegah keputihan dengan memakan makanan tertentu, misalnya yoghurt. Tapi, saat Anda mengalami keputihan tidak normal, jangan mencoba mengobati keputihan dengan minum obat bebas, jamu, atau memakai sabun pembersih kewanitaan. Hal ini akan membuat keputihan lebih parah. Oleh karena itu, Anda sebaiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan Anda pada dokter. (PR)

Ditinjau oleh dr. Rahajeng A.P

Share this post