3 Mitos Tentang Ekstrovert yang Sebenarnya Salah




Kepribadian merupakan ciri atau watak yang diperlihatkan oleh seseorang, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Kepribadian adalah bagian dari apa yang membuat Anda menjadi diri Anda sendiri dan memiliki pengaruh terhadap kehidupan Anda, termasuk dalam hal berbahasa maupun berperilaku. Dua tipe kepribadian yang umum dimiliki adalah kepribadian introvert dan ekstrovert.


Setiap orang tidak ada yang 100 persen introvert maupun 100 persen extrovert, karena yang ada adalah kepribadian yang lebih dominan di antara introvert dan extrovert. Kepribadian tersebutlah yang pada akhirnya lebih terlihat dalam wujud sikap atau perilaku seseorang.


Apa yang membedakan introvert dan ekstrovert?


Dua hal utama yang menjadi pembeda antara kepribadian introvert dan extrovert adalah cara mereka memproses sesuatu yang mereka lihat, dengar, dan rasakan. Seorang introvert cenderung memproses sesuatu secara internal, dengan berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Sementara, seorang ekstrovert cenderung memproses sesuatu secara eskternal, bekerja paling baik dengan berbicara untuk menyampaikan gagasan dengan orang lain.


Studi menemukan bahwa introvert memiliki lebih banyak aliran darah di lobus frontal, daerah otak yang terlibat dengan mengingat kejadian, membuat rencana, dan memecahkan masalah. Sedangkan ekstrovert memiliki lebih banyak aliran darah di daerah otak yang terlibat dengan menyetir, mendengarkan, dan memperhatikan.


Sikap keterbukaan yang dimiliki oleh extrovert sering kali membuat orang lain yang berada di sekitarnya menganggap bahwa extrovert adalah seseorang yang ekspresif, pencari perhatian, dan narsis. Namun, apakah anggapan tersebut benar?


Mitos yang salah mengenai orang-orang extrovert


Berikut adalah beberapa mitos atau anggapan yang salah mengenai extrovert yang perlu Anda ketahui:


Mitos 1: extrovert tidak pernah sedih


Sikap extrovert yang selalu ceria seolah menandakan bahwa mereka adalah individu yang selalu bahagia dan tidak pernah sedih. Namun layaknya manusia biasa, ekstrovert juga dapat merasakan sedih atau kehilangan kepercayaan diri, terutama ketika mereka tidak memiliki interaksi yang cukup dengan orang-orang di sekitarnya.


Mitos 2: extrovert adalah individu yang egois


Ekstrovert sering kali dianggap sebagai individu yang selalu ingin didengar dan tidak peduli terhadap orang lain. Padahal, sama seperti introvert, ekstrovert juga dapat menunjukkan kepeduliannya terhadap orang lain.


Introvert mungkin terkesan lebih perhatian karena mereka bisa menjadi pendengar yang baik dengan cara memperhatikan dan diam. Tapi ekstrovert juga bisa menjadi pendengar yang baik dengan menanyakan pertanyaan terbuka.


Extrovert juga dapat menjadi orang yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya, meskipun dengan cara yang berbeda dengan introvert. Ekstrovert yang banyak bicara, dapat mengira bahwa orang yang diam mungkin sedang sedih. Untuk itu, ekstrovert akan membuat lelucon untuk membuat orang lain tidak bersedih, meskipun hal ini terkadang membuat orang lain menganggap bahwa hal tersebut mengganggu.


Mitos 3: extrovert tidak suka kesendirian


Sama seperti introvert, ekstrovert tetap membutuhkan waktu sendiri untuk mengisi ulang semangat, motivasi, dan mood mereka. Mungkin yang membedakan adalah, introvert lebih memilih tempat yang sunyi untuk benar-benar mengisi waktu sendiri, seperti di kamar tidur. Sedangkan ekstrovert mengisi waktu sendiri di tempat ramai, seperti kafe dan mall.


0 Response to "3 Mitos Tentang Ekstrovert yang Sebenarnya Salah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...