Tumbuh Kembang Anak Terganggu Akibat Karies

Penyakit gigi dan mulut diderita oleh 38,5% penduduk Indonesia, dan 90%  dari anak sekolah di dunia dan sebagian orang dewasa pernah menderita karies gigi.

Maka itu, kepedulian terhadap kesehatan gigi terutama pada anak, penting digalakkan. Bagi anak-anak, kesehatan gigi dan mulut memiliki peran yang besar dalam menunjang aktivitas belajar dan tumbuh kembang, jelas, dr. Ratu Abigail Audity, B.Med.Sc.,M.Si pada acara seminar yang diadakan Bamed Dental Care, Selasa (28/2) lalu. 

Menurut Riskesdas tahun 2013 terjadi peningkatan prevelensi terjadinya karies pada penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dari 43,4% menjadi 53,2%. Pravelensi karies pada balita di Indonesia sekitar 90%. Hal itu disebabkan,  orang tua belum menganggap penting kesehatan gigi anak. Karies sendiri adalah penyakit yang merusak jaringan gigi akibat demineralisasi oleh asam yang dihasilkan bakteri.

Selain itu, dampak karies bagi pertumbuhan anak bisa mengganggu tumbuh kembang, seperti yang dipaparkan oleh dr. Felicia Melati Sp.KGA. Antara lain,
    Tidak nyaman dan merasakan sakit
    Gangguan nafsu makan
    Gangguan bicara
    Kurang percaya diri
    Gangguan tidur
    Resiko masuk rumah sakit.

Karies dapat terjadi karena rusaknya jaringan permukaan email (bagian terluar gigi) dan dentin akibat demineralisasi gigi. Bakteri yang sudah terlalu banyak dalam gigi membuat tingkat keasaman dalam gigi menurun bersama dengan menurunnya mineral gigi. 

Kebanyakan anak-anak baru mulai mengeluh sakit gigi kalau sudah terkena ke bagian pulpa (ruangan dalam gigi yang berisi jaringan saraf dan pembuluh darah), saat itu pula mulai terasa linu saat muncul ransangan ketika makan atau minum.

Jadi sebaiknya, jangan menunggu sampai merasakan rasa sakit, bawalah anak Anda segera ke dokter gigi saat sudah terlihat adanya karies pada giginya. Karena bila sudah tahap infeksi, jenis perawatan yang digunakan untuk menyembuhkan karies juga akan semakin komplek.

Share this post