Anak yang Pernah Transplantasi Organ Berisiko Tinggi Alami Kanker
Sampai saat ini, belum diketahui pasti apa penyebab kanker pada anak. Kanker pada anak tentunya berbeda dengan kanker yang terjadi pada orang dewasa. Banyak hal yang dapat membuat seorang anak terkena kanker. Salah satu faktor risiko kanker pada anak yang baru diketahui adalah riwayat transplantasi organ yang dilakukan anak. Apa hubungan antara transplantasi organ dengan kanker pada anak?
Kanker pada anak lebih mungkin terjadi jika pernah transplantasi organ
Peryataan ini diketahui dari hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari National Cancer Institute. Para peneliti dari studi ini menyatakan jika anak yang pernah mengalami transplantasi organ, maka ia berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit kanker ketimbang anak-anak normal lain seusianya.
Penelitian ini mendata sebanyak 18 ribu pasien anak-anak. Kemudian diketahui bahwa kelompok anak yang pernah mengalami transplantasi organ sebelumnya, memiliki risiko 19 kali lebih tinggi untuk terkena Non-Hodgkins lymphoma. Sementara risiko kanker darah pada anak yang mengalami transplantasi sebanyak 4 kali lipat lebih tinggi.
Selain itu, disebutkan juga beberapa penyakit kanker lain yang dapat dipicu oleh hal ini, yaitu kanker hati, kanker ginjal, serta multiple myeloma.
Mengapa pasien transplantasi berisiko kanker?
Transplantasi organ sendiri diartikan sebagai suatu proses pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh lainnya. Hal ini ditujukan untuk menggantikan atau menunjang fungsi organ penerima yang telah rusak. Kondisi ini mungkin dialami oleh anak yang memang mengalami gangguan fungsi tubuh sejak lahir, sehingga membutuhkan transplantasi organ.
Namun, untuk keterkaitan antara kanker pada anak dengan transplantasi organ, para ahli belum terlalu yakin dengan alasannya. Sebab, kanker pada anak saja sampai saat ini tak diketahui apa penyebabnya.
Para ahli memperkirakan hal tersebut mungkin berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh serta kecocokan organ transplantasi yang diterima oleh anak. Respon yang diterima oleh penerima transplantasi organ akan berbeda-beda, hal ini yang mungkin menjadi faktor risiko dari kanker pada anak.
Apakah kanker pada anak bisa dicegah?
Berbeda dengan orang dewasa yang sudah terkena banyak paparan dan melakukan kebiasaan buruk, sehingga memiliki risiko yang semakin tinggi untuk terkena penyakit kanker. namun pada anak-anak, apalagi yang masih balita, sel kanker tetap bisa tumbuh dalam tubuh mereka. Meskipun mereka belum terpapar radikal bebas atau tidak mengonsumsi junk food, penyakit kanker tetap saja dapat menggerogoti tubuh si kecil.
Oleh karena itu sebenarnya untuk mencegah kanker pada anak agak susah dilakukan, sebab hal ini dapat terjadi akibat berbagai faktor risiko. Entah itu riwayat keluarga yang pernah alami penyakit kanker atau mutasi genetik pada si anak.
Namun jangan khawatir, kanker pada anak sekarang ini memiliki peluang yang besar untuk sembuh. Apalagi jika dideteksi sejak dini. Maka, dibutuhkan peran orangtua dalam mengetahui segala perubahan fisik yang terjadi pada anak, sehingga ketika mengalami perubahan, anak Anda bisa langsung mendapatkan tindakan yang sesuai.
0 Response to "Anak yang Pernah Transplantasi Organ Berisiko Tinggi Alami Kanker"
Post a Comment