Tips Melindungi Mata Saat Diserang Gas Air Mata
Cukup umum untuk mendengar pembawa berita di televisi melaporkan, Massa unjuk rasa telah dibubarkan dengan gas air mata oleh pihak kepolisian.
Dari kerusuhan Mei 98, demonstrasi #BlackLivesMatter di Ferguson, Amerika Serikat beberapa waktu lalu, hingga konflik Israel-Palestina yang masih terus berjalan hingga saat ini penggunaan gas air mata untuk membubarkan kerumunan orang kerap menuai kontroversi, terutama karena penggunaannya dilarang di zona peperangan tapi diperbolehkan untuk mengendalikan massa warga sipil.
Apa itu gas air mata?
Gas air mata sering digunakan oleh penegak hukum ketika mereka dihadapkan dengan kerumunan agresif sebagai pengontrol kerusuhan dan sebagai senjata kimia.
Bentuk awal dari gas air mata pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I oleh Prancis dan Jerman. Ada tiga macam gas air mata yang saat ini umum digunakan, baik oleh individual maupun aparat keamanan:
- CS (chlorobenzylidenemalononitrile) komponen aktif dalam CS, 2-chlorobenzylidene malononitril, disintesis oleh kimiawan Amerika Ben Corson dan Roger Stoughton pada tahun 1928 dan mulai dikembangkan sebagai senjata penjinak kerusuhan di tahun 1950-an akhir
- CN (chloroacetophenone) sering dijual sebagai Mace
- Semprotan merica terbuat dari cabai dicampur dengan agen pelarut, misalnya minyak jagung atau minyak sayur
Gas air mata juga tersedia untuk senjata pertahanan diri pribadi, tapi tidak sepopuler semprotan merica.
Bahan aktif apa saja yang terkandung dalam gas air mata?
Dalam satu kaleng gas air mata, terkandung:
Arang
Biasanya terbuat dari kayu yang dipanaskan sampai hampir murni karbon. Ketika pin kaleng/granat ditarik, sumbu akan menyulut bara: Ketika dikombinasikan dengan kalium nitrat, arang mudah terbakar.
Potasium nitrat
Potasium nitrat melepaskan sejumlah besar oksigen saat terbakar, yang akan semakin menyulut nyala api. Tanaman membutuhka kalium dan nitrogen sehingga KNO3 telah digunakan dalam pupuk selama berabad-abad. Pupuk dulunya berasal dari feses atau urin hewan ternak, namun sekarang dapat dibuat dari ammonia.
Silikon
Selagi arang dan potasium nitrat terbakar, unsur silikon diubah menjadi tetesan kecil silikon dioksida bersuhu 1371 derajat celcius (alias kaca super panas) yang kemudian bercampur dengan senyawa lain dalam kaleng tersebut.
Sukrosa
Sukrosa adalah bahan bakar api. Gula meleleh pada suhu 185 derajat celcius, suhu yang relatif rendah untuk memanaskan dan menguapkan senyawa kimia pembuat tangis tanpa merusaknya. Oksidator akan membantu menjaga pembakaran terus terjadi.
Potasium klorat
Potasium klorat adalah oksidator. Saat dipanaskan, KClO3 melepaskan oksigen murni dalam jumlah yang sangat dashyat. Potasium klorat juga terurai menjadi kalium klorida yang memproduksi asap dari granat.
Magnesium karbonat
Potasium klorat tidak bisa akur dengan asam (campuran ini mudah meledak). Magnesium karbonat, umum ditemukan dalam obat pencahar, alat pemadam kebakaran, dan kapur kolam renang, berfungsi untuk menjaga tingkat pH gas air mata sedikit basa; menetralisir semua senyawa asam disebabkan oleh kotoran kimia atau uap air. Ketika dipanaskan, senyawa ini melepaskan karbon dioksida yang membantu menyebarkan gas air mata dalam jangkauan yang semakin luas.
O-Chlorobenzalmalononitrile
O-Chlorobenzalmalononitrile adalah lachrymator, yaitu agen penghasil air mata. Senyawa ini juga menghasilkan sensasi terbakar di hidung, tenggorokan, dan kulit. Setidaknya 4 miligram O-Chlorobenzalmalononitrile per meter kubik ampuh membubarkan kerumunan orang. O-Chlorobenzalmalononitrile dapat berubah mematikan saat dosisnya mencapai 25 mg/m.
Bagaimana cara kerja gas air mata?
Terlepas dari namanya, gas air mata tidak benar-benar berupa gas yang terdiri dari satu bahan kimia spesifik. Ada sejumlah senyawa yang berbeda yang digunakan dalam agen tangisan ini yang berbentuk padat di suhu kamar. Begitu akan digunakan sebagai senjata untuk menjinakkan massa agresif, senyawa ini bercampur dengan agen pelarut (cairan atau gas) dirancang untuk mengaktifkan saraf-saraf sensorik.
Gas air mata memicu peradangan pada selaput lendir mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Gas air mata umumnya non-mematikan, namun beberapa agennya beracun. Biasanya, efek akan mulai timbul sekitar 30 detik setelah kontak pertama dengan gas. Gejala termasuk sensasi panas terbakar di mata, produksi air mata berlebihan, penglihatan kabur, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebihan, iritasi kulit, bersin, batuk, hidung berair, perasaan tercekik, kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan, kemarahan intens. Mereka yang menghadapi kontaminasi berat juga dapat menderita muntah dan diare.
Iritasi dapat disebabkan oleh reaksi kimia dengan kelompok sulfhidril enzim, meskipun mekanisme lain juga terjadi. Disorientasi dan kebingungan mungkin tidak sepenuhnya psikologis. Dalam beberapa kasus, pelarut yang digunakan untuk menyiapkan gas air mata dapat berperan terhadap reaksi ini dan mungkin lebih beracun dari agen lachrymatory itu sendiri.
Apa yang harus dilakukan jika kita terkena gas air mata?
Gas air mata dilepaskan dalam bentuk granat atau kaleng aerosol yang terpasang di ujung senapan gas dan ditembakkan dengan peluru kosong sehingga campuran zat ini menyebar di udara. Oleh karena itu, Anda mungkin mendengar suara tembakan kencang ketika pelatuk gas air mata dilepaskan. Jangan panik menganggap Anda ditembak peluru mesiu. Segera mendongak ke atas ketika Anda mendengar tembakan dan hindari berada di jalur yang sama dengan granat. Granat gas air mata sering meledak di udara, memuntahkan wadah logam yang akan melepaskan gas. Wadah ini panas, jadi jangan menyentuhnya. Jangan mengambil tabung gas air mata yang tergeletak tak meledak, karena dapat meledak suatu saat dan menyebabkan cedera.
Jika Anda berada di luar, penangkal terbaik untuk masalah pernapasan ini adalah udara segar, dan waktu. Setelah Anda berhasil lolos ke tempat aman dengan udara segar, efek gas akan mereda kurang lebih dalam waktu 10 menit. Jika Anda memakai lensa kontak, segera lepaskan. Pertolongan pertama untuk iritasi mata adalah untuk mencucinya dengan larutan saline steril atau air, sampai sengatan mereda.
Jika Anda tidak memiliki kacamata pelindung atau masker gas, Anda dapat menghirup udara di dalam baju Anda, karena ada lebih sedikit sirkulasi udara di balik baju sehingga konsentrasi gas air mata akan lebih sedikit, tapi ini akan percuma begitu baju Anda terkontaminasi sepenuhnya. Lepaskan baju Anda. Kulit yang terkena gas harus dicuci dengan sabun dan air. Perban obat dapat digunakan pada luka bakar.
Kesulitan bernapas dapat diobati dengan pemberian oksigen, dan dalam beberapa kasus bisa menggunakan obat asma. Jika Anda berpikir Anda mungkin akan terjebak dalam situasi yang rentan pelepasan gas air mata, Anda bisa melakukan tindakan pencegahan dengan merendam bandana atau handuk kecil dalam jus lemon atau cuka, dan menyimpannya dalam sebuah kantong plastik. Anda dapat bernapas melalui kain yang diasamkan tersebut selama beberapa menit. Ini bisa memberikan cukup perpanjangan waktu untuk Anda melarikan dirimelawan arah angin atau mencapai tempat yang lebih tinggi. Kacamata pelindung adalah bantuan terbesar yang bisa Anda miliki. Anda dapat menggunakan kacamata renang jika kacamata khusus pelindung bahan kimia tidak tersedia.
Mengapa orang mengguyur susu pada korban gas air mata?
Jika menyaksikan liputan pascakerusuhan di media massa, Anda akan melihat ada beberapa orang yang sibuk mengguyurkan susu dingin ke sekujur tubuhnya setelah terpapar gas air mata. Susu adalah salah satu pengobatan rumahan untuk efek gas air mata yang dipercaya mampu meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh agen pemicu air mata.
Sebuah selebaran yang beredar selama protes Occupy Wall Street menganjurkan penyemprotan campuran 50/50 air dan antasid Maalox langsung ke mata, mulut, dan tenggorokan (juga ditelan). Tapi, panduan ini secara khusus menyebutkan larutan ini untuk digunakan sebagai ramuan penyembuh gas air mata yang berbasis capsaicin. Tidak diketahui apakah ramuan ini bekerja untuk jenis lainnya.
0 Response to "Tips Melindungi Mata Saat Diserang Gas Air Mata"
Post a Comment