Operasi Amandel Tingkatkan Risiko Penyakit Jangka Panjang pada Anak
?
Apakah Mama termasuk yang pernah menjalani operasi pengangkatan amandel saat kanak-kanak?
Bagi anak, amandel memang memiliki fungsi penting bagi tubuhnya, yaitu sebagai penangkal infeksi virus dan bakteri pada saat kekebalan tubuh belum sempurna, biasanya pada usia di bawah 12 tahun.
Pada beberapa anak, ketika terjadi peradangan ukuran amandel ini malah terus membesar hingga menghalangi tenggorokan. Saat itulah amandel harus diangkat karena dikhawatirkan akan menjadi sarang kuman.
Pengangkatan amandel ini tentu memiliki risiko. Sebuah penelitian menyebutkan, anak-anak yang telah mengeluarkan amandel mereka hampir 3 kali lebih berisiko mengembangkan penyakit asma dan masalah paru-paru kronis lainnya.
Efek Jangka Panjang Pengangkatan Amandel
Operasi amandel mulai umum dilakukan pada tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Tetapi kini banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa pengangkatan amandel mungkin memiliki risiko jangka panjang yang lebih besar pada sebagian anak.
Studi dilakukan oleh universitas-universitas di Kopenhagen dan Melbourne yang mempelajari sebanyak 1,2 juta orang selama tiga dekade dan merupakan studi terbesar dari jenisnya. Dalam studi, diteliti efek jangka panjang dari tiga operasi, yaitu adenoidektomi yang dialami 17.460 orang, tonsilektomi yang dialami 11.830 orang, serta adenotonsillectomies (di mana keduanya diangkat), yang dialami 31.377 orang.
Dokter Sean Byars dari University of Melbourne menghitung risiko penyakit berdasarkan kelenjar yang diangkat, dalam sembilan tahun pertama kehidupan. Mengingat, ini adalah usia ketika jaringan paling aktif dalam mengembangkan sistem kekebalan tubuh.
Hasilnya, tonsilektomi atau pengankatan 1 amandel berisiko hampir tiga kali lipat terhadap penyakit saluran pernapasan bagian atas. Selain masalah pernapasan, pengangkatan amandel disebut bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya peradangan di telinga tengah dan sinusitis.
Selain itu, menghilangkan kelenjar gondok pada masa kanak-kanak juga lebih dari dua kali lipat berisiko terkena penyakit paru-paru di kemudian hari. Penyakit yang diteliti meliputi asma, flu, pneumonia dan gangguan paru obstruktif kronik atau bronkitis kronis dan emfisema. Anak yang tidak lagi memiliki kelenjar gondok juga berisiko hampir dua kali lipat mengalami gangguan sinus, hidung, tenggorokan dan konjungtivitis.
Karena itu, peneliti menyarankan agar dokter lebih banyak mempertimbangkan metode terapi selain pengangkatan amandel, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan anak-anak dalam jangka panjang.
Penyebab Pengangkatan Amandel Lebih Berisiko Terhadap Penyakit Pernapasan
Amandel terdiri dari jaringan limfatik yang membantu tubuh untuk mempertahankan diri terhadap infeksi. Jaringan ini kaya akan sel darah putih, yang memburu dan menghancurkan virus dan bakteri yang menyerang tubuh.
Karena lokasinya di tenggorokan, amandel adalah garis depan pertahanan terhadap infeksi di tenggorokan dan saluran udara atas. Adenoid juga terletak strategis di daerah hidung untuk membantu mengenali patogen udara yang dapat menyebabkan infeksi, dan memulai respon imun untuk membersihkan patogen dari tubuh. Itulah sebabnya, bila mereka hilang dari tubuh artinya garis depan pertahanan pun sudah tidak ada lagi. Dengan begitu, kuman dan bakteri sangat mudah masuk dan menginfeksi tubuh.
Manfaat Operasi Hanya Bersifat Jangka Pendek
Studi ini menunjukkan operasi pengangkatan amandel hanya memiliki manfaat jangka pendek saja, yaitu penurunan risiko radang amandel dan gangguan tidur. Risiko tersebut mungkin tidak akan berlanjut hingga usia 30 tahun. Sebaliknya, temuan menunjukkan bahwa risiko operasi pengangkatan amandel akan terus berlanjut sepanjang hidup pasien. Diharapkan, halini akan membantu dalam pengambilan keputusan pengobatan bagi orangtua dan juga dokter.
Operasi Pengangkatan Amandel Mulai Dilakukan 60 Tahun Lalu
Selama beberapa dekade, operasi untuk menghilangkan amandel memang dilakukan sebagai standar pengobatan untuk kasus tonsilitis kronis. Pada tahun 1950-an, hampir 250.000 operasi pengangkatan amandel dalam setahun dilakukan. Jumlah ini dianggap terlalu diambang batas
Pembedahan sebenarnya hanya dianjurkan jika seorang anak mengalami lima kali atau lebih kasus tonsilitis dalam dua tahun, dan jika penyakitnya mengganggu aktivitas sehari-hari seperti sekolah.
Sebagai gantinya, anak dimonitor dan diberikan obat penghilang rasa sakit, serta disuruh minum banyak cairan.
Jadi sebelum memutuskan untuk mengangkat amandel Si Kecil, sebaiknya diskusikanlah dengan matang bersama dokter mengenai risiko jangka panjang ini.
0 Response to "Operasi Amandel Tingkatkan Risiko Penyakit Jangka Panjang pada Anak"
Post a Comment