Diet DASH dan Diet Mayo, Mana yang Lebih Baik

Kebiasaan diet menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan pola makan masyarakat, terutama di perkotaan, membuat tubuh kian gemuk dan mengundang banyak penyakit muncul. Akibatnya, kita harus menyeimbangkan asupan makan agar berat badan tetap ideal dengan berbagai cara, salah satunya diet. Banyak teknik diet yang ditawarkan, mulai dari diet golongan darah, diet non-karbo, diet DASH, sampai diet yang semakin menjadi tren yaitu diet Mayo.
Read Also
Diet yang salah bisa berakibat fatal
Beberapa pakar gizi mengemukakan bahwa pembatasan asupan makanan (diet) haruslah dilakukan dengan sehat, dimulai dengan cara mengenali tubuh kita sendiri. Pembatasan asupan yang dilakukan tidak boleh memangkas kebutuhan kalori harian dan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Bila dilakukan secara sembarangan dan tidak mengikuti aturan, efek samping diet dapat muncul. Beragam efek samping itu antara lain hipoglikemia (kekurangan gula), hiponatremia (kekurangan garam), dan lain sebagainya yang bukan menyehatkan, justru dapat berujung pada kematian.
Oleh sebab itu, sebelum memulai diet, ada baiknya kamu mengenal terlebih dulu seluk beluk diet yang akan kamu jalani. Ada 2 jenis diet yang awalnya merupakan terapi bagi pasien-pasien penyakit metabolik, kini dapat digunakan oleh masyarakat, karena efeknya yang baik untuk kesehatan. Diet tersebut adalah diet DASH dan diet Mayo. Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Yuk ikuti penjelasan di bawah ini
Apa itu diet DASH?
DASH adalah kepanjangan dari Dietary Approaches to Stop Hypertension, sebuah diet yang diformulasikan oleh National Institute of Health (NIH). Diet DASH merupakan cara diet sehat yang ditujukan untuk membantu terapi atau mencegah hipertensi (tekanan darah tinggi). Ada 2 jenis DASH diet, yaitu:
- Diet DASH standar, yaitu maksimal asupan sodium yang diperbolehkan adalah 2300 mg per hari.
- Diet DASH di bawah standar, yakni asupan sodium per hari tidak boleh melebihi 1500 mg per hari.
Apa itu diet Mayo?
Diet Mayo adalah cara diet cepat (13 hari) yang dikembangkan oleh Mayo Clinic di Amerika Serikat yang bertujuan membantu menurunkan berat badan bagi pasien-pasien obesitas. Diet ini pun dilakukan dengan tidak menggunakan garam pada setiap makanan yang dikonsumsi. Walau cara melakukannya dengan sama-sama membatasi asupan garam, namun tujuan diet ini berbeda.
Perbedaan efek diet DASH dan diet Mayo pada tubuh
Dengan melakukan diet DASH, Anda akan mengurangi asupan sodium (garam) dalam makanan serta memperbanyak variasi makanan yang mengandung zat-zat gizi yang bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, seperti potassium, kalsium, dan magnesium. Sebuah penelitian menyebutkan, kebiasaan melakukan diet DASH akan menurunkan tekanan darah Anda 8 hingga 14 poin dalam waktu 2 minggu.
Buah-buahan, sayuran, dan whole grains yang direkomendasikan dalam diet DASH juga menyediakan berbagai elemen lain misalnya lycopene, beta-carotene dan isoflavones. Elemen-elemen ini bisa membantu melindungi tubuh Anda dari serangan berbagai penyakit, misalnya kanker, osteoporosis, stroke, dan diabetes. Dengan mengikuti diet DASH, Anda juga bisa membantu mengurangi risiko dari penyakit jantung yaitu dengan cara menurunkan level kolesterol low-density lipoprotein (LDL, atau kolesterol jahat).
Sedangkan diet Mayo lebih mengutamakan penurunan berat badan dengan cepat dengan memanfaatkan sifat alami garam, yaitu menarik air. Pada awal kita melakukan diet Mayo, garam dan air di tubuh kita mengalami proses pengeluaran dari urin dan feses. Pembatasan asupan garam membuat tubuh tidak menarik air dari luar, sehingga berat badan pun otomatis berkurang.
Bagaimana cara melakukan diet DASH?
Berbeda dengan diet Mayo, yang hanya berdurasi 13 hari, diet DASH dilakukan sepanjang tahun sampai terbentuk kebiasaan makan yang baik. Aturan frekuensi makan tetap 3x sehari dengan porsi makanan mencakup 2000 kalori per hari. Berikut cara melakukan diet DASH.
Whole grains/gandum utuh (6 sampai 8 sajian per hari)
- Ganti nasi putih dengan nasi beras merah.
- Bila ingin makan pasta, pilih pasta dari gandum utuh.
- Ganti roti tawar dengan roti gandum tanpa menambahkan keju, coklat atau mentega.
Sayuran dan buah-buahan (4 sampai 5 sajian per hari)
- Pilih sayuran dan buah-buahan yang kaya magnesium dan potasium seperti pisang. Makan sebagai snack pada jam 11 pagi dan 5 sore atau 1 jam sebelum makan besar.
- Sebaiknya jangan kupas kulit buah karena mengandung banyak nutrisi, dan pilih sayuran segar dibanding sayuran beku.
Susu dan produk susu rendah atau tanpa lemak (2 sampai 3 sajian per hari)
- Golongan makanan ini sangat bermanfaat karena kandungan kalsium, vitamin D dan protein.
- Pilihlah yang rendah lemak atau bahkan bebas lemak. Dapat divariasikan dengan sayur dan buah dalam hidangan salad.
Daging, unggas, dan ikan (maksimal 6 sajian per hari)
- Buang kulit dari daging karena dalam kulit mengandung lemak yang tinggi.
- Cara pengolahan dengan cara memanggang, mengukus, atau merebus lebih diutamakan daripada menggoreng.
- Pilih ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 yang berfungsi untuk menurunkan kolesterol seperti salmon dan tuna.
Lemak dan minyak (2 sampai 3 sajian per hari)
- Batasi asupan daging, mentega, keju, susu, krim, dan telur serta makanan olahan minyak kelapa.
- Hindari lemak trans yang banyak ditemukan pada makanan olahan seperti biskuit, gorengan, dan snack kemasan.
- Baca dengan teliti label makanan, pilihlah yang mengandung lemak jenuh dalam kadar rendah dan bebas lemak trans.
Manisan, terutama yang rendah atau tanpa lemak (maksimal 5 sajian per minggu)
- Hindari makanan yang mengandung pemanis buatan.
- Hindari minuman kemasan yang mengandung pemanis buatan. Walaupun berlabel diet atau low sugar, namun kandungan gula yang tidak terlalu dibutuhkan tubuh tetap ada.
- Pilihlah air putih sebagai minuman sehari-hari. Selain tanpa kalori, air putih juga memiliki banyak fungsi seperti melarutkan racun tubuh, pembentuk sel dan cairan tubuh, sebagai bantalan organ tubuh, sebagai pelumas, dan melancarkan fungsi pencernaan kita.
Kacang-kacangan, biji-bijian dan polong-polongan (4 sampai 5 sajian per minggu)
Sodium
- Tergantung dari jenis DASH Diet yang dipilih.
- Konsumsi sodium yang direkomendasikan adalah 1500 mg 2300 mg per hari
Bagaimana cara melakukan diet Mayo?
Sedangkan untuk melakukan diet Mayo, durasi yang dibutuhkan adalah 13 hari dengan pantangan utama konsumsi garam dan air dingin. Karena sifatnya yang mengurangi jumlah air dalam tubuh, diet ini mewajibkan konsumsi air putih minimal 2 liter per hari. Bila kita melanggar dan konsumsi garam, kita wajib mengulang diet dari hari pertama. Inilah tantangan terberat dari jenis diet ini. Diet Mayo cukup dilakukan 1x setahun untuk memperbaiki komposisi kimiawi tubuh.
Mana yang lebih baik: diet DASH atau diet Mayo?
Kedua jenis diet ini sama-sama menyehatkan dan memperbaiki kondisi tubuh dengan menjaga jumlah asupan yang kita makan. DASH diet baik untuk menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan dan memberikan proses kimiawi tubuh yang lebih baik, namun banyak orang meninggalkannya karena jika diet Anda bertujuan menurunkan berat badan, diet DASH memberikan hasil yang baru terlihat setelah cukup lama. Wajar, karena diet DASH dirancang untuk membentuk kebiasan pola makan yang sehat sehingga diharapkan mampu mencegah berbagai penyakit.
Sedangkan diet Mayo bertujuan menurunkan berat badan secara instan. Sifatnya yang mengurangi komposisi air tubuh memiliki efek samping yaitu dehidrasi dan hiponatremia (kekurangan garam) bila tidak dijalankan sesuai aturan.
Jadi, yang mana pilihanmu?
0 Response to "Diet DASH dan Diet Mayo, Mana yang Lebih Baik"
Post a Comment