Yang Perlu Dilakukan Saat Menolong Orang yang Terkena Serangan Jantung

Kita sering berpikir bahwa serangan jantung hanya terjadi di saat-saat stres ekstrem atau aktivitas berat, seperti saat mengangkat beban. Jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, hal ini dapat membuat Anda lebih rentan untuk mengalami serangan jantung. Namun, serangan jantung bisa menyerang siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Bahkan, serangan jantung umumnya terjadi selama kegiatan sehari-hari seperti belanja, bersantai di sofa, atau bahkan setelah bangun dari tidur malam yang nyenyak.
Serangan jantung adalah kondisi serius yang mengancam jiwa tapi banyak orang yang menyaksikan seseorang mengalami serangan jantung tidak memperlakukannya sebagai situasi gawat darurat. Dilansir dari Republika, diperkirakan bahwa angka kematian penderita jantung koroner di Indonesia mencapai 7,6 juta orang per tahun 325 ribu kasus di antaranya meninggal dunia akibat serangan jantung sebelum mendapatkan pertolongan medis. Banyak dari kasus kematian ini dapat dicegah jika seseorang mendapatkan bantuan medis secepatnya.
Apa ciri-ciri orang yang mengalami serangan jantung?
Serangan jantung terjadi ketika jantung tidak bisa mendapatkan oksigen yang cukup. Kurangnya oksigen menyebabkan otot jantung mati. Gejala yang paling umum adalah nyeri dada. Tapi ini hanya gambaran kecilnya. Kadang, seseorang dapat memiliki gejala lain dengan atau tanpa sakit dada, termasuk:
- Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang mungkin berlangsung lebih dari beberapa menit, atau hilang kemudian kembali; dada mungkin terasa seperti diremas, penuh sesak, ditekan, atau nyeri. Rasa nyeri biasanya berpusat di tengah dada.
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan di tubuh bagian atas, termasuk lengan, bahu kiri, punggung, leher, rahang, atau di bawah tulang dada.
- Mati rasa, nyeri, atau kesemutan di lengan (biasanya lengan kiri, tapi mungkin hanya lengan kanan yang akan terpengaruh, atau bersamaan dengan sisi kiri)
- Kesulitan bernapas atau sesak napas (dengan atau tanpa nyeri dada); mungkin terlihat seperti megap-megap mencari udara.
- Berkeringat atau keringat dingin; kulit pucat, terasa lembab dingin.
- Gangguan pencernaan, mulas, mual, atau muntah (lebih umum pada wanita)
- Pusing, kepala berkunang-kunang; kelelahan atau kelemahan tubuh ekstrim (terutama pada orang tua dan wanita)
- Detak jantung yang cepat, melambat, atau tidak teratur
- Rasa takut (terasa akan datang kiamat/akan mati); perubahan status mental, terutama pada orang tua.
- Roboh terjatuh, seringnya tanpa peringatan
- Kemungkinan kehilangan kesadaran
Apa yang harus saya lakukan jika ada seseorang yang mengalami serangan jantung?
Jika Anda berpikir seseorang di dekat Anda mengalami serangan jantung, jangan panik. Jangan menunda untuk mendapatkan pertolongan medis gawat darurat dan menunggu sampai gejala mereda, bahkan jika Anda hanya menduga serangan tersebut masih berupa dugaan. Gejala serangan jantung dapat dengan mudah disalahpahami sebagai kondisi lain. Jika itu [hanya] serangan panik, tidak apa. Tapi itu bisa saja serangan jantung.
Dokter dan pasien harus ekstra teliti ketika menangangi gejala jantung yang ditunjukkan perempuan, kata Carl F. Dennison, MD, dokter asal Fort Lauderdale, dilansir dari Everyday Health. Dan ini untuk alasan yang baik: Penyakit jantung membunuh lebih banyak perempuan daripada kondisi kesehatan lainnya.
Mendapatkan pertolongan secepat mungkin bisa membuat perbedaan besar antara hidup dan mati seseorang. Peluang bertahan hidup seseorang meningkat tiga kali lebih besar jika ia mendapatkan pertolongan medis memadai dalam waktu 30 menit sampai satu jam dari titik awal serangan jantung.
Berikan pertolongan secepatnya dalam urutan di bawah ini:
1. Telepon ambulans
Waktu adalah faktor penting ketika Anda sedang berhadapan dengan serangan jantung. Hal paling pertama dan terbaik yang Anda harus lakukan adalah menelepon ambulans gawat darurat (119). Katakan dengan jelas bahwa Anda sedang bersama orang yang mengalami serangan jantung. Jangan meninggalkan korban sendirian untuk mencari obat resep mereka, ini dapat menyebabkan Anda menunda memanggil bantuan medis.
Jangan mencoba untuk membawa pasien ke rumah sakit dengan upaya Anda sendiri. Situasi lalu lintas dan biokrasi administrasi rumah sakit akan menghambat pasien untuk mendapatkan pertolongan medis. Dengan ambulans, petugas gawat darurat membawanya langsung ke hadapan Anda. Petugas gawat darurat dapat memberikan aspirin atau perawatan lain yang dibutuhkan.
Misalnya jika pasien tidak responsif/tidak sadarkan diri, mereka dapat menginstruksikan Anda untuk melakukan pertolongan darurat dengan menggunakan perangkat AED (defibrillator eksternal otomatis) yang bisa Anda temukan di tempat-tempat umum sampai bantuan tiba. Atau, memandu Anda untuk memberikan CPR-tangan darurat. Sama pentingnya, responden gawat darurat tahu, secara real time, instalasi Gawat Darurat terdekat mana yang paling siap untuk menangani situasi Anda.
Hingga ambulans tiba, pandu pasien untuk duduk dan menenangkan diri. Buat ia senyaman mungkin, dalam posisi setengah duduk dengan menyandarkan kepala dan bahu, juga tekuk kedua lututnya. Hal ini dilakukan untuk melepaskan ketegangan jantung. Longgarkan pakaian di leher, dada, dan pinggang.
2. Berikan aspirin
Jika pasien sepenuhnya sadar, berikan dosis penuh tablet aspirin 300 mg (jika tersedia dan jika pasien tidak alergi) sampai ambulans datang. Minta ia untuk mengunyah tablet perlahan, jangan langsung ditelan. Mengunyah aspirin akan membantu obat terserap ke dalam aliran darah lebih cepat. Anda juga ingin memastikan bahwa aspirin yang Anda berikan adalah aspirin asli, bukan turunannya seperti ibuprofen, asetaminofen, atau pereda nyeri lain. Aspirin dalam bentuk aslinya adalah pengencer darah yang sangat efektif.
Jika pasien tidak responsif, jangan masukkan obat apapun ke dalam mulutnya, kecuali obat resep penyakit jantung. Jika orang tersebut telah diresepkan nitrogliserin di masa lalu untuk penyakit jantung atau angina, dan obat berada dekat jangkauan, Anda dapat memberikan dosis pribadi mereka.
Jika Anda, anggota keluarga, atau kerabat dekat Anda berisiko terhadap serangan jantung, para pakar mendorong Anda untuk selalu menyimpan persediaan tablet aspirin di tas atau dompet untuk berjaga-jaga kemungkinan terjadinya serangan jantung.
3. Monitor pasien
Selalu periksa pernapasan, denyut nadi, dan tingkat respon pasien. Ketahuilah bahwa penderita serangan jantung dapat mengalami syok. Bukan berarti syok emosional, namun lebih kepada kondisi syok fisik yang mengancam jiwa yang dapat disebabkan oleh serangan jantung.
Jika AED terpasang pada pasien, biarkan mesin tetap hidup setiap saat dan biarkan bantalannya tetap terpasang di tubuh pasien sekalipun ia sudah kembali pulih.
Jika pasien kehilangan kesadaran, buka jalan napas mereka, periksa napasnya, dan persiapkan diri untuk menangani seseorang yang tidak responsif. Anda mungkin perlu melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) atau pijat jantung.
0 Response to "Yang Perlu Dilakukan Saat Menolong Orang yang Terkena Serangan Jantung"
Post a Comment