Sudah Terapi Ke Psikolog Tapi Hidup Tak Banyak Berubah Ini 7 Penyebabnya!

loading...



Berkonsultasi ke psikolog adalah salah satu cara menyelesaikan masalah besar yang sedang dihadapi. Namun, saat Anda terapi ke psikolog, tidak serta-merta masalah Anda hilang begitu saja. Ingat, terapi ke psikolog bukan solusi instan untuk segala permasalahan hidup Anda. Bukan berarti berkonsultasi sekali atau dua kali saja masalah akan hilang dan hidup Anda menjadi indah dalam sekejap.


Read Also

Terapi akan berhasil dengan adanya kerja sama antara Anda dan psikolog atau terapis ahli. Tanpa kerja sama, terapi yang Anda lakukan pun sia-sia. Sehebat apa pun ahli yang Anda datangi, jika Anda sendiri tidak berusaha membuka diri maka hal ini bisa menjadi penghambat besar dalam kesuksesan terapi yang sedang Anda jalani.


Berbagai hal yang bisa menghambat keberhasilan terapi


Berikut ini berbagai hal yang bisa menghambat dan merusak keberhasilan terapi ke psikolog, yaitu:


1. Tidak bisa komitmen untuk menjalankan terapi


Saat terapi, Anda harus disiplin untuk datang ke setiap sesi yang telah dijadwalkan. Untuk itu, Anda perlu berkomitmen penuh meluangkan waktu demi keberhasilan pengobatan.


Biasanya terapis juga akan memberikan beberapa tugas atau pekerjaan rumah yang harus Anda selesaikan, misalnya menulis buku harian atau mencatat gejolak emosi Anda setiap hari.


Nah, tanpa komitmen untuk datang ke setiap sesi terapi dan menyelesaikan tugas-tugas dari terapis, tentu saja hidup Anda tidak akan berubah ke arah yang Anda harapkan.


2. Penolakan diri


Pengalaman buruk dari terapi yang sebelumnya bisa membuat seseorang mengabaikan dan melakukan kebalikan dari apa yang diperintahkan. Biasanya, hal ini juga dilakukan oleh orang dengan gangguan kepribadian tertentu sehingga bisa mengacaukan terapi. Seseorang yang menunjukkan sikap penolakan bisa mengacaukan sesi terapi dengan berbohong, mendominasi, bahkan mengabaikan saran psikolog.


Rasa percaya dan nyaman terhadap terapis juga diperlukan. Jika Anda tidak merasa percaya dan nyaman, Anda tidak akan mau terbuka dan mau menceritakan kondisi atau perasaan yang Anda alami. Hal ini kemudian menghambat keberhasilan terapi. 


3. Kurangnya empati


Empati menjadi poin penting yang perlu dimiliki oleh klien saat melakukan terapi ke psikolog. Dengan empati, pasien dapat menempatkan dirinya di posisi orang lain untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Tanpa empati, terapi akan sangat sulit berjalan lancar karena pasien tidak mampu membayangkan hubungan sosial, emosi, pikiran, perasaan, perilaku dan hal penting lainnya.


Contohnya, seorang suami datang ke psikolog untuk membantunya mengendalikan emosi. Namun, saat diminta untuk menempatkan dirinya pada posisi istrinya yang selalu menerima amukan dan amarahnya, ia bahkan tidak peduli dan tidak mau membayangkannya.


Lalu bagaimana ia bisa memahami perasaan istrinya dan mengubah perilakunya? Oleh sebab itu, empati sangat penting agar terapi dapat mencapai keberhasilan.


4. Kurangnya kemampuan wawas diri


Wawas diri adalah kemampuan untuk berintrospeksi dan melihat ke dalam diri sendiri secara jujur. Gunanya untuk menilai keputusan, sikap, sudut pandang, dan perilaku Anda sendiri. Tanpa kemampuan wawas diri, terapi akan sangat sulit dijalankan.


Masalahnya, seseorang yang tidak dapat wawas diri sering kehilangan arah. Saat terapi Anda memang dituntut untuk melihat bagaimana diri Anda memengaruhi orang lain, bagaimana orang lain memengaruhi Anda, dan bagaimana Anda bereaksi terhadap (atau beraksi dalam) lingkungan.


5. Keras kepala


Temperamen yang kuat dan ditunjukkan dengan kemauan yang keras memang tidak selalu buruk. Akan tetapi, saat kemauan itu justru menunjukkan kepribadian yang berlawanan, memberontak, menunjukkan sikap tidak peduli, dan juga mendominasi maka akan sulit untuk Anda mencapai keberhasilan terapi.


Ketika Anda datang ke psikolog dan ahli kesehatan mental, tandanya Anda meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah yang sedang Anda hadapi. Nah, jika Anda memiliki tempramen kuat dengan mengedepankan kemauan Anda sendiri tanpa menuruti bahkan justru melawan, untuk apa Anda meminta tolong pada ahli jika merasa diri paling benar? Maka dari itu, percayakan pada ahli yang Anda datangi bahwa ia akan membantu Anda menyelesaikan masalah yang sedang Anda hadapi.


6. Kondisi kesehatan fisik dan mental yang terganggu


Anda mungkin sedang berjuang melawan suatu penyakit serius, tapi di saat yang sama harus menghadapi depresi atau kecemasan. Inilah yang membuat Anda jadi kurang fokus dan bingung mana dulu yang harus diatasi.


Selain itu, kesehatan mental yang terganggu seperti Borderline Personality Disorder (BPD) atau disebut juga dengan kepribadian ambang sering menjadi hambatan dalam pengobatan. Orang dengan BPD di satu sisi ingin menjadi lebih baik, sementara di sisi lain justru menghindari tanggung jawab yang diberikan dan seharusnya di jalankan selama masa terapi.


Penting untuk diingat bahwa terapi ke psikolog akan menjadi pengobatan yang cukup efektif hanya jika Anda mampu mengendalikan diri untuk bekerja sama dalam setiap sesinya.


7. Tidak cocok dengan terapis


Meskipun sudah melakukan terapi ke psikolog, bila Anda merasa tidak cocok dengan psikolog tersebut tentu saja susah untuk mencapai kemajuan atau hasil yang ditargetkan.


Dalam beberapa kasus memang mungkin saja terapis Anda banyak memotong pembicaraan atau sangat sulit ditemui. Pada intinya, bila Anda sudah merasa tidak nyaman, jangan ragu untuk ganti terapis. Namun, jangan sampai Anda terus-terusan mencari kesalahan pada terapis Anda.


Supaya lebih yakin dengan kompetensi dan kualitas terapis, mintalah rujukan dari rumah sakit atau dokter yang menangani Anda. Jangan lupa juga untuk mencari tahu dulu apakah terapis Anda ini benar-benar sudah berpengalaman dan memiliki izin praktik yang sah.


Related Posts

loading...

0 Response to "Sudah Terapi Ke Psikolog Tapi Hidup Tak Banyak Berubah Ini 7 Penyebabnya!"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel