Penelitian Mengungkapkan Hubungan antara Autisme dan Otak Genius

Penelitian Mengungkapkan Hubungan antara Autisme Otak Genius
Pixabay/Geralt

Stephen Wiltshire, seorang seniman berkebangsaan Inggris, bisa menggambar lanskap kota yang ia lihat sebelumnya dari atas helikopter, setelah terbang selama 45 menit. Akurasi gambarnya amat tinggi. Ia pun mencengangkan semua orang.

Flo dan Kay adalah saudara kembar yang bisa menghapalkan setiap pertanyaan dan jawaban kuis kegemaran mereka (bahkan mereka hapal setiap baju yang dikenakan oleh sang pembawa acara saat itu). Mereka juga memiliki ingatan kuat terkait akan musisi dan tanggal keluarnya album musik mereka.

Richard Wawro adalah seniman yang menggambar cahaya di permukaan air. Ia menghasilkan lebih dari 2.453 gambar yang rumit menggunakan berlapis-lapis krayon, sebelum meninggal di usia 53 tahun.

Penelitian Mengungkapkan Hubungan antara Autisme Otak Genius
Pixabay/StockSnap

Orang-orang genius ini sudah sejak lama mengundang rasa penasaran para peneliti. Setelah banyak penelitian yang dilakukan oleh para ahli, pada 2012, Joanne Ruthsatz dan Jourdan B. Urbach dari Ohio State University dan Yale University, AS, melakukan penelitian terhadap delapan anak genius yang seluruhnya tersohor di dunia. Penelitian Ruthsatz itu diberitakan oleh Time

Mereka telah mencapai kesuksesan di bidangnya masing-masing pada usia 10 tahun. Kebanyakan dari mereka adalah genius dalam musik. Salah satu dari mereka adalah seniman, dan satu lagi genius dalam matematika yang mengembangkan disiplin baru, dan pada usia 13 tahun telah mempublikasikan penelitiannya dalam jurnal matematika. Satu anak amat piawai dalam seni (lukisannya kini tergantung di galeri dunia), dan satu lagi di usia 11 tahun telah sukses menggelar acara terkait makanan.

Semua anak genius ini memiliki kemampuan awal yang luar biasa: satu anak mulai berbicara di usia 3 bulan dan bisa membaca pada usia setahun. Dua lainnya mampu membaca pada usia dua tahun. Si anak penggemar gastronomi bisa membuat program komputer pada usia tiga tahun. 

Mereka semua memiliki kemampuan mengingat yang luar biasa. Mereka bisa menghapalkan serangkaian angka dan melakukan penghitungan yang sebagian besar orang hanya bisa lakukan dengan bantuan pensil dan kertas. Uniknya, tak semua anak memiliki IQ yang tinggi. Bahkan satu anak memiliki IQ 108, di ambang tertinggi batas normal.

Penelitian Mengungkapkan Hubungan antara Autisme Otak Genius
Pixabay/DanielReche

Hal yang lebih unik lagi, peneliti menemukan bahwa anak-anak ini memiliki nilai yang tinggi dalam ciri-ciri yang mereka miliki terkait autisme. Hal ini paling jelas terlihat dalam atensi mereka yang luar biasa terhadap detail.  Bahkan nilai anak-anak ini lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menyandang sindrom Asperger, autisme yang memiliki obsesi terhadap detail.

Tiga dari delapan anak genius ini telah didiagnosa menyandang ASD (Autism Spectrum Disorder). Anak yang mulai  berbicara pada berusia tiga bulan, berhenti berbicara saat usianya 18 bulan, dan mulai lagi berbicara saat usianya 2,5 tahun. Tiga dari delapan keluarga anak genius ini ternyata memiliki keluarga dekat yang menyandang autisme sebanyak total 11 orang.

Selain itu, yang membuat peneliti tercengang adalah anak-anak ini, baik genius maupun penyandang autisme, seluruhnya lahir dengan cara tidak mudah. Para ibu mengalami komplikasi, yang menunjukkan bahwa ada banyak pengaruh lingkungan  terhadap perkembangan janin. 

Penelitian Mengungkapkan Hubungan antara Autisme Otak Genius
Pixabay/PublicDomainPictures

Pada 2015, Ruthsatz kembali melakukan penelitian dan menemukan bahwa anak genius dan anggota keluarga yang menyandang autisme bisa jadi memiliki keterkaitan genetik. Hal ini dipublikasikan di Jurnal Human Heredity.

Ruthsatz dan rekan-rekannya meneliti DNA dari lima anak genius serta masing-masing lima anggota keluarga mereka yang menyandang autisme. Mereka menemukan sesuatu yang mirip pada kromosom 1, kromosom pertama dari 46 kromosom yang dimiliki oleh manusia.

Para penelitipun percaya bahwa individu jenius ini bisa jadi memproduksi sejenis protein yang membantu untuk menahan kekurangan yang diakibatkan oleh autisme dan membuat mereka bersinar melalui talenta mereka.

Meneliti sejak tahun 1990-an, protein inilah yang terus dikejar untuk diungkap oleh Ruthsatz, untuk mengungkap misteri di balik keterkaitan antara genius dan penyandang autisme.

Ya, Mama memang harus tahu. 

Related Posts

0 Response to "Penelitian Mengungkapkan Hubungan antara Autisme dan Otak Genius"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...