Panduan Memenuhi Kebutuhan Gizi Orang-orang Dengan Thalassemia




Thalasemia adalah penyakit genetik yang diturunkan melalui darah keluarga. Penyakit thalasemia tidak ada obatnya, namun berbagai gejala yang diakibatkan oleh kondisi ini dapat dikendalikan dengan terapi dan gaya hidup sehat. Salah satu hal yang harus diperhatikan untuk menngelola thalassemia adalah pemilihan makanannya. Pasalnya, thalassemia sering menyebabkan masalah gizi. Dampaknya pun bisa lebih fatal. Lantas, apa saja pilihan makanan untuk thalassemia?


Pasien thalassemia perlu memerhatikan konsumsi zat besi


Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka risiko thalassemia tertinggi di dunia. Menurut data yang dikumpulkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dari 100 orang Indonesia, ada 6 sampai 10 orang yang berisiko thalassemia.


Mutasi genetik membuat tubuh tidak mampu untuk menghasilkan bentuk hemoglobin yang sempurna. Hemoglobin yang terletak di sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen. Ini menyebabkan darah tidak mampu mengangkut oksigen dengan baik. Ketika jumlah sel darah merah sehat menurun, maka asupan oksigen yang dikirim ke semua sel tubuh lainnya juga akan ikut menurun.


Satu hal yang penting untuk diperhatikan pada orang dengan thalasemia adalah adanya risiko penumpukan zat besi dalam tubuh. Memang, penyerapan zat besi dari makanan tidak terjadi dalam jumlah besar. Penumpukan zat besi yang signifikan dapat terjadi akibat transfusi darah. Atas alasan inilah, sebaiknya orang dengan thalasemia memerhatikan konsumsi zat besi untuk menghindari penumpukan.


Studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam Journal New York Academy of Science melaporkan bahwa masalah gizi yang paling sering ditemukan pada orang-orang dengan thalasemia adalah defisiensi vitamin A, D, E, zink, hingga asam folat. 


Masalah kekurangan gizi yang ditimbulkan penyakit thalassemia ini mengakibatkan melemahnya sistem imun tubuh dan peningkatan risiko osteoporosis yang lebih besar jika dibandingkan orang lain yang lebih sehat. Sementara itu, thalassemia pada anak dan remaja dapat menyebabkan gangguan perkembangan (keterlambatan pertumbuhan atau bahkan gagal tumbuh) dan gangguan pubertas.


Panduan menjaga gizi seimbang untuk pasien thalassemia


1 Zat besi


Makanan tinggi zat besi dirasa sebagai pilihan yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien thalassemia. Zat besi membantu produksi hemoglobin sekaligus juga membantu produksi sel darah merah. Namun, pemilihan makanan sumber zat besi untuk thalassemia harus mempertimbangkan kualitas dari jenis zat besinya itu sendiri.


Dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics (2016) dijelaskan bahwa kebutuhan zat besi bagi thalasemia dibedakan menjadi dua yakni zat besi non-heme dan heme. Orang-orang dengan thalassemia yang tidak menjalani transfusi darah disarankan untuk menghindari produk makanan yang diperkaya (fortifikasi) oleh besi, dan hindari terlalu banyak mengonsumi daging merah. Untuk mengurangi penyerapan zat besi, teh dapat dikonsumsi saat makan. Suplemen folat juga dianjurkan pada kelompok ini.


Sementara itu bagi pengidap thalassemia yang harus rutin transfusi darah dan menjalani kelasi besi, tidak perlu untuk menjalani diet rendah besi. Pada kasus ini, diet rendah besi justru dianggap bisa menurunkan kualitas hidup orang dengan thalassemia.


Ketika asupan zat besi dihindari sama sekali, maka asupan zinc pun akan menurun. Padahal zinc sangat penting untuk pembentukan kekebalan tubuh, menjaga kesehatan tulang, dan pertumbuhan.


2. Zink


Zinc merupakan mineral yang tidak bisa disimpan di dalam tubuh, sehingga kita harus memenuhi kebutuhannya dari makanan harian. Asupan zinc dapat didapatkan dari daging merah (sapi, domba, babi) dan kacang-kacangan. Namun perlu diingat: pasien thalasemia yang tidak memerlukan transfusi darah harus membatasi asupan daging.


3. Vitamin D


Vitamin D berperan untuk menyerap mineral pada jaringan tulang dan gigi, menjaga daya tahan tubuh secara keseluruhan, serta melawan berbagai macam penyakit yang mungkin timbul akibat sistem imun yang melemah karena thalassemia. Vitamin D juga dapat mengurangi aktivitas sistem yang mengontrol tekanan darah Anda.


Vitamin D dijuluki sebagai vitamin sinar matahari, karena tubuh memproduksi nutrisi ini saat kulit terkena sinar matahari. Orang juga bisa mendapatkan vitamin D melalui makanan seperti telur, susu, yogurt, tuna, salmon, sereal, hati sapi, minyak ikan dan jus jeruk.


3. Vitamin E


Vitamin E memiliki fungsi antioksidan, yaitu menjaga kerusakan sel akibat radikal bebas, yang biasanya diproduksi ketika tubuh terpapar langsung dengan sinar UV, asap rokok, dan polusi yang menjadi penyebab utama berbagai penyakit kanker.


Kemudian, vitamin E memiliki fungsi kekebalan, yaitu melindungi dari penyakit. Dilansir dari Live Strong, vitamin ini baik untuk orang lanjut usia dan pengidap HIV/ AIDS untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Vitamin ini juga berperan untuk menjaga kesehatan dan fungsi berbagai sel dalam tubuh. Selain itu, vitamin ini membantu menyeimbangkan vitamin K yang berfungsi untuk membekukan darah.


Sumber vitamin E yang baik untuk thalasemia adalah produk makanan yang mengandung lemak sehat seperti minyak sayur, alpukat, produk susu, sereal, kacang-kacangan, telur, dan daging. Produk susu merupakan pilihan asupan gizi yang tepat bagi orang dengan thalasemia untuk mengurangi penyerapan zat besi yang berlebihan dari makanan, namun tetap memberikan manfaat ke tubuh sebagai sumber kalsium untuk memperkuat tulang.


4,  Vitamin C


Vitamin C adalah jenis vitamin larut dalam air yang berperan penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel dalam tulang, gigi, dan kulit. Vitamin C juga melindungi tubuh Anda dari berbagai infeksi karena manfaat vitamin C yang memelihara fungsi sistem kekebalan tubuh. Selain itu, vitamin C bekerja sebagai antioksidan yang membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Sumber makanan tinggi vitamin C adalah sayur dan buah-buahan, seperti jeruk, stroberi, pepaya, dan stroberi.


Vitamin C meningkatkan penyerapan zat besi yang memainkan peran penting dalam fungsi tubuh Anda. Zat besi membantu membuat hemoglobin, bagian dari sel darah merah yang membawa oksigen. Vitamin C juga membantu dalam produksi sel darah merah. Namun jika Anda bukan termasuk kelompok thalassemia yang membutuhkan transfusi darah, jangan konsumsi makanan sumber vitamin C berbarengan dengan makanan sumber zat besi. Ini untuk menghindari penyerapan zat besi yang berlebihan.





0 Response to "Panduan Memenuhi Kebutuhan Gizi Orang-orang Dengan Thalassemia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...