Sama-Sama Kanker Darah, Apa Bedanya Limfoma dan Leukimia

Mungkin Anda pernah dengan penyakit limfoma dan leukimia yang sama-sama disebut dengan kanker darah. Bahkan terkadang ada beberapa gejala dari keduanya yang mirip, seperti membengkaknya kelenjar getah bening. Namun sebenarnya kedua penyakit ini sangat berbeda dan menyerang bagian tubuh yang tidak sama. Baik limfoma dan leukimia lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Lantas, bagaimana membedakan kedua jenis kanker darah ini? Apa saja perbedaan limfoma dan leukimia?
Apa bedanya limfoma dan leukimia?
Meskipun sama-sama kanker darah, penyebab keduanya tentu saja berbeda. Leukimia terjadi saat sumsum tulang memproduksi terlalu banyak sel darah putih yang tidak normal. Kanker ini biasanya tumbuh dengan lambat, tapi pada beberapa kasus penyakit ini juga bisa berkembang cepat.
Jika seseorang menderita leukimia, sel darah putih mereka yang tidak normal menumpuk dan berkembang dengan cepat. Ini akhirnya membuat ruang yang sangat sedikit untuk sel-sel darah merah yang dibutuhkan tubuh untuk membawa oksigen. Jumlah sel darah merah pun lama kelamaan akan berkurang.
Ada empat jenis utama leukimia, dikelompokan berdasarkan tingkat pertumbuhannya dan dimana kanker berasal dari tubuh. Jenis leukimia termasuk:
- Leukemia mieloblastik akut
- Leukemia mielositik kronik
- Leukemia limfoblastik akut
- Leukemia limfositik kronik
Berbeda dengan limfoma yang memengaruhi dan bermula dari kelenjar getah bening serta limfosit. Limfosit adalah salah satu jenis sel darah putih. Ada dua jenis limfosit, sel B dan sel T. Terdapat dua tipe utama limfoma, yakni:
- Limfoma hodgkin, yang melibatkan tipe limfosit sel B yang tidak normal disebut sel Red-Sternberg. Jenis ini termasuk limfoma yang lebih jarang terjadi
- Limfoma non-Hodgkin, yang bisa terjadi pada sel B atau sel T.
Jenis limfoma ini yang akan memengaruhi gejala tiap jenisnya dan yang menentukan pilihan perawatannya.
Apa beda gejala keduanya?
Meskipun sama-sama kanker darah, namun gejala keduanya juga tampak berbeda.
Gejala limfoma
Sebagai perbandingan, gejala limfoma bervariasi tergantung pada jenisnya. Gejala limfoma hodgkin meliputi:
- Adanya tonjolan di bawah kulit, biasanya di selangkangan, leher, atau ketiak
- Demam
- Kelelahan
- Keringat malam
- Batuk dan sulit bernapas
- Gatal parah
Gejala limfoma non-Hodgkin meliputi:
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Perut bengkak
- Merasa kenyang dengan sedikit makan
- Demam
- Sesak napas
- Batuk
- Dada tertekan dan nyeri penurunan berat badan
- Berkeringat dan kedinginan

Gejala leukimia
- Mudah mengalami perdarahan dan kebiruan (memar)
- Perdarahan dari hidung atau gusi
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Sesak napas
- Merasa lelah
- Demam
- Kehilangan selera makan
- Bengkak di perut
- Penurunan berat badan
- Bintik-bintik di kulit
- Nyeri tulang
- Keringat berlebih terutama di malam hari
Keduanya memiliki faktor risiko yang berbeda
Limfoma
Limfoma bisa terjadi juga pada semua usia, limfoma non-hodgkin bisa terjadi pada hampir semua usia, sedangkan limfoma hodgkin biasanya terjadi antara usia 15-40 tahun. Faktor risiko yang meliputi adalah:
- Riwayat keluarga
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Infeksi sebelumnya dengan virus Epstein-Barr (EBV)
- Infeksi HIV
Faktor risiko limfoma non-Hodgkin meliputi:
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Paparan beberapa bahan kimia
- Infeksi Helicobacter pylori kronis
- Radiasi atau kemoterapi sebelumnya
- Penyakit autoimun
Leukimia
Leukimia akut adalah jenis kanker yang paling umum terjadi pada anak-anak, sedangkan leukimia kronis yang sering terjadi pada orang dewasa. Siapapun memiliki peluang mengembangkan kondisi leukimia, beberapa faktor risiko nya meliputi:
- Kelainan genetik
- Riwayat keluarga
- Paparan jenis bahan kimia tertentu
- Radiasi atau kemoterapi sebelumnya
- Merokok
Cara diagnosis keduanya pun berbeda
Leukimia dan limfoma didiagnosis dengan cara berbeda, tetapi keduanya tetap memerlukan pencatatan riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
Untuk mendiagnosis leukimia, dokter akan melakukan tes darah untuk mencari jumlah darah yang tidak normal. Selain itu, dokter juga akan melakukan biopsi sumsum tulang. Pada beberapa kasus, dokter juga bisa meminta untuk melakukan tes kromosom atau melakukan rontgen atau CT scan.
Sedangkan untuk mendiagnosis limfoma, dokter akan melakukan biopsi pada pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher, ketiak atau selangkangan. Jika dari hasil biopsi tersebut dicurigai menderita limfoma, maka dokter juga akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti biopsi sumsum tulang atau CT scan untuk mengetahui stadium kanker.
0 Response to "Sama-Sama Kanker Darah, Apa Bedanya Limfoma dan Leukimia"
Post a Comment