Jenis-jenis Obat Prostat yang Bisa Anda Dapatkan di Apotek

Kelenjar prostat pria akan terus berkembang sepanjang hidupnya. Itu sebabnya pria-pria usia lanjut lebih berisiko mengalami pembesaran prostat yang disebut benign prostate hyperplasia (BPH). Pembesaran prostat termasuk tumor jinak non-kanker. Meski bukan kanker, pembesaran prostat dapat menyebabkan rasa tidak nyaman selama beraktivitas seperti sering buang air kecil, urin yang tidak keluar, aliran urin yang lemah, dan nyeri saat buang air kecil atau setelah ejakulasi.
Memiliki masalah di sekitar daerah intim sering membuat banyak orang enggan untuk berkonsultasi ke dokter. Lantas, apakah ada obat prostat yang tersedia bebas di apotek?
Apakah nyeri prostat bisa diatasi dengan obat nyeri biasa?
Semakin banyak bukti yang bermunculan bahwa pembesaran prostat dipengaruhi oleh peradangan. Jika benar itu yang terjadi, penggunaan obat pereda nyeri secara teratur mungkin dapat membantu.
Obat pereda nyeri adalah kelompok obat-obatan yang membantu meringankan peradangan. Jenis yang paling umum adalah aspirin dan ibuprofen. Kedua obat ini sering digunakan untuk meredakan gejala arthritis dan mencegah penyakit jantung. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang minum obat pereda nyeri secara teratur tak hanya bertindak sebagai obat prostat, namun juga sekaligus meningkatkan kesehatan prostat mereka.
Namun belum ada cukup bukti kuat yang merekomendasikan Anda untuk mulai mengonsumsi obat pereda nyeri sebagai obat prostat.
Peneliti di Belanda justru menemukan bahwa risiko mengalami retensi urin akut (kesulitan buang air kecil yang parah) dua kali lipat lebih tinggi pada laki-laki yang mengonsumsi obat pereda nyeri sebagai obat prostat, daripada yang tidak mengonsumsi sama sekali. Penelitian tersebut melaporkan bahwa pria yang baru mulai mengonsumsi obat pereda nyeri untuk masalah prostatnya berada pada risiko tertinggi untuk mengalami retensi urin. Lebih lanjut, obat pereda nyeri dapat menyebabkan kesulitan lebih parah karena pengaruhnya yang lebih terpusat pada kandung kemih, bukan kelenjar prostat itu sendiri.
Jika Anda ingin mencoba menggunakan obat pereda nyeri untuk mengobati masalah prostat, konsultasikan lebih dulu dengan dokter. Harvard Mens Health Watch menyarankan bahwa jika Anda menyadari adanya peningkatan gejala masalah prostat saat mengonsumsi obat pereda nyeri, segera informasikan kepada dokter dan coba untuk mengurangi atau menghindari penggunaan obat tersebut untuk sementara waktu.
Jenis obat prostat yang sering diresepkan dokter
Jika gejala tidak parah, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan teratur untuk beberapa saat sebelum memutuskan Anda harus menjalankan perawatan medis. Bentuk paling umum dari perawatan medis guna mengobati masalah prostat melibatkan obat resep dari dua kategori: alpha blockers dan 5-alpha reductase inhibitors.
Alpha blocker mengurangi gejala dengan melemaskan otot-otot di prostat dan kandung kemih, sementara 5-alpha reductase inhibitor bekerja menghalangi hormon yang membuat prostat tumbuh makin membesar.
Berikut adalah dua obat prostat generik yang biasa diresepkan oleh dokter:
1. Tamsulosin (Harnal)
Tamsulosin (Harnal) adalah obat prostat jenis alpha-blocker yang melemaskan otot-otot di prostat dan leher kandung kemih, sehingga memudahkan Anda untuk buang air kecil. Tamsulosin juga membantu meringankan gejala pembesaran prostat lainnya, seperti aliran urin yang lemah dan menekan desakan untuk bolak-balik buang air kecil (termasuk di tengah malam).
Dosis tamsulosin untuk obat prostat pada umumnya diawali dengan 0,4 mg satu kali sehari, yang diminum secara oral. Untuk pasien yang tidak memperlihatkan perbaikan gejala setelah meminum dosis 0,4 mg setelah 2 sampai 4 minggu, dosis obat dapat ditingkatkan menjadi 0,8 mg sekali sehari. Obat ini harus diminum saat perut kosong, kira-kira setengah jam setelah makan setiap hari.
Beberapa efek samping tamsulosin biasanya ringan. Selagi tubuh Anda terbiasa dengan obat, efek sampingnya mungkin menghilang. Dokter Anda mungkin dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi efek samping ini, tetapi cek dan ricek dengan dokter jika salah satu dari efek samping berikut berlanjut, atau jika Anda khawatir misalnya ejakulasi abnormal, sakit punggung, badan pegal linu, sakit kepala, bersin-bersin, hidung tersumbat atau pilek, atau kesulitan menelan.
2. Dutasteride (Avodart)
Dutasteride (Avodart) digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, yang bekerja meningkatkan aliran urin dan juga meminimalisir kebutuhan Anda untuk operasi prostat di kemudian hari. Dutasteride mencegah proses pengubahan testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT) di dalam tubuh. DHT diketahui terlibat dalam pengembangan benign prostatic hyperplasia (BPH).
Dosis yang dianjurkan dari Avodart adalah 1 kapsul (0,5 mg) yang diminum sekali sehari. Jika diresepkan dengan tamsulosin sebagai terapi gabungan, dustateride harus dikonsumsi 1 kapsul (0,5 mg) sekali sehari dan tamsulosin 0,4 mg juga diminum sekali sehari. Kapsul harus ditelan utuh, tidak dikunyah atau dibuka, karena kontak dengan isi kapsul dapat menyebabkan iritasi tenggorokan. Dustateride dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Beberapa efek samping dustateride mungkin tidak memerlukan perhatian medis. Selagi tubuh Anda terbiasa dengan obat, efek sampingnya mungkin menghilang. Dokter Anda mungkin dapat membantu untuk mencegah atau mengurangi efek samping ini, tetapi cek dan ricek dengan dokter jika salah satu dari efek samping berikut berlanjut, atau jika Anda khawatir misalnya ejakulasi abnormal; hasrat dan performa seksual menurun; impotensi; sulit ereksi dan/atau sulit mempertahankan ereksi; atau rasa ketidaknyamanan, bengkak, atau keluarnya cairan dari puting.
Informasi di atas tidak dapat dijadikan sebagai pengganti saran medis. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker terkait dengan penggunaan obat prostat yang paling sesuai untuk Anda.
0 Response to "Jenis-jenis Obat Prostat yang Bisa Anda Dapatkan di Apotek"
Post a Comment