Ejakulasi Wanita Benarkah Bisa Terjadi




Pernahkah Anda mendengar tentang ejakulasi wanita? Beberapa perempuan mengatakan mereka pernah mengalami ejakulasi ketika mendapatkan klimaks. Pada Desember 2014, kelompok dokter di Prancis mempublikasikan sebuah penelitian yang melibatkan 7 perempuan yang bersedia untuk di-scan USG sebelum dan sesudah ejakulasi untuk membuktikan terjadinya ejakulasi wanita, namun, cukup membuat banyak spekulasi. Jadi, sebenarnya ejakulasi perempuan itu benar terjadi atau tidak?


Apa itu ejakulasi wanita?


Menurut dr. Laura Berman, PhD, terapis hubungan dan edukator seks, yang dikutip situs Everyday Health, ejakulasi pada perempuan itu bukanlah sebuah mitos. Hal ini jarang terekspos karena fenomena ini jarang diperbincangkan oleh perempuan. Faktanya, perempuan merasa malu ketika hal tersebut terjadi karena mereka berpikir bahwa itu adalah urin alias air kencing. Memang, hal tersebut menjadi pro dan kontra sebab penelitian saat ini pun masih belum terlihat yakin.


Pada tahun 1980-an, beberapa dokter mengasumsikan bahwa fenomena ejakulasi wanita kini adalah urin, sehingga bagi perempuan yang mengalami hal ini, disarankan agar melakukan latihan menguatkan otot panggul, contohnya dengan senam Kegel. Menurut Berman, urin tetaplah tidak sama dengan ejakulasi.


Ejakulasi perempuan adalah fenomena di mana cairan keluar dari vagina saat terjadi orgasme. Topik ini memang menarik kontroversi, sebab banyak penulis erotik atau pembuat film porno menyebarkan konsep bahwa semua perempuan pasti akan mengalami ejakulasi saat orgasme. Faktanya tidak seperti itu. Konsep tersebut membuat laki-laki salah paham, sehingga ketika ejakulasi tidak terjadi, mereka jadi bertanya-tanya.


Cairan apa yang keluar saat ejakulasi wanita?


Tidak semua perempuan ejakulasi saat orgasme. Beberapa perempuan hanya mengalaminya satu kali dan setelah itu mereka tidak pernah mengalaminya lagi. Tidak ada persentase yang pasti juga tentang berapa banyak perempuan yang mengalami ejakulasi.


Pada tahun 2000, beberapa peneliti menyimpulkan bahwa cairan tersebut berasal dari kelenjar Skene, yang berada di dinding anterior vagina, sekitar bagian bawah ujung dari uretra. Namun, peneliti tidak tahu persis dari mana cairan tersebut berasal. Akhirnya sampai saat ini, hal tersebut terus diteliti. Pada sebuah studi Prancis baru-baru ini yang dipublikasikan pada Journal of Sexual Medicine, yang dikutip situs Womens Health, peneliti memiliki teori bahwa cairan tersebut berasal dari prostat perempuan. Lalu, peneliti melakukan beberapa proses untuk memastikan hal tersebut.


Pertama, perempuan yang dilibatkan sebagai partisipan diperiksa kandung kemih mereka kosong sebelum melakukan hubungan seksual. Kemudian, mereka membiarkan perempuan tersebut melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, atau merangsang dirinya dengan mainan seks. Ketika perempuan tersebut sudah cukup terangsang, mereka melihat melalui ultrasound lagi, mengecek apakah kandung kemih telah terisi. Setelah klimaks, peneliti mengambil sample cairan tersebut untuk dianalisis, dan mereka pun melihat kandung kemih melalui ultrasound lagi, dan hasilnya ternyata kandung kemih sudah kembali kosong.


Bagaimana kesimpulannya? Peneliti menemukan adanya sekresi prostat, alias cairan yang keluar dari kelenjar prostat. Hal ini menunjukkan bahwa memang adanya penyemburan atau squirting, yang merupakan kombinasi antara buang air kecil dan sekresi prostat. Namun, seperti yang dikutip Womens Health, peneliti menyimpulkan bahwa penyemburan dan ejakulasi perempuan adalah dua hal yang berbeda. Perlu diperhatikan juga, peneliti mengungkapkan bahwa air seni tersebut tidaklah banyak.


Namun, ada juga penelitian yang berasumsi bahwa sebenarnya ejakulasi selalu terjadi pada perempuan ketika mereka mencapai orgasme, namun cairan tersebut tidak selalu dikeluarkan lewat vagina, melainkan seringnya terdorong kembali ke kandung kemih. Hal ini disebabkan oleh otot-otot yang mengencang pascaorgasme.


Berapa banyak jumlah cairan yang diproduksi saat wanita ejakulasi?


Ada pendapat bahwa ketika perempuan mencapai orgasme tunggal, tubuh dapat mengeluarkan banyak cairan. Namun, hal tersebut adalah hal yang tidak mungkin terjadi. Cairan tersebut tidak bisa disimpan di dalam tubuh perempuan dalam jumlah yang banyak. Menurut Beverley Whipple, sex-guru dan penulis The Original G-spot, yang dikutip situs Net Doctor, pada konferensi baru-baru ini, Whipple menyebutkan jumlah cairan yang dikeluarkan mungkin sekitar setengah cangkir kopi.


Apakah ejakulasi perempuan ada hubungannya dengan G-spot?


Masih menurut Berman, yang dikutip situs Everyday Health, ejakulasi hanya bisa dicapai dengan cari merangsang G-spot, sebab area tersebut berada di depan vagina dan terhubung dengan urethra. Ketika area ini mendapat tekanan berupa rangsangan, maka akan menghasilkan keinginan seperti buang air kecil. Cara untuk mendapatkan stimulasi tersebut adalah dengan menemukan beberapa posisi seks yang dapat memberikan rangsangan dengan tepat, gesekan, atau penetrasi yang dalam.


Ada juga pendapat yang mengungkapkan bahwa tidak ada bukti ilmiah hubungan antara G-spot dan ejakulasi perempuan. Tapi perlu digarisbawahi, tidak semua perempuan dapat berejakulasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti lemahnya otot dasar panggul dan ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan seksual. Dengan semua spekulasi yang ada, merangsang G-spot memang dapat memberikan kenikmatan seksual yang lebih.


Jadi, ketika Anda sebagai perempuan mengalami ejakulasi, tidak perlu merasa malu, sebab ada penelitian yang berkata bahwa itu bukan urin, meskipun memang ada kondisi inkontinensia urin. Pun dengan laki-laki sebaiknya tidak mempercayai konsep-konsep ejakulasi wanita yang berlebihan pada film dewasa.


0 Response to "Ejakulasi Wanita Benarkah Bisa Terjadi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...