Orang Dewasa Penderita Asma Berisiko Penyakit Jantung




Sekilas, penyakit asma dan penyakit kardiovaskuler terkesan tidak memiliki hubungan, karena asma terjadi pada saluran pernapasan sedangkan penyakit kardiovaskuler pada pembuluh darah. Namun banyak penelitian terbaru menyatakan bahwa orang dewasa yang mengalami asma mengalami peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler. Kenapa bisa begitu?


Bedanya asma pada anak-anak dan orang dewasa


Penyakit asma pada umumnya ditemukan pada usia anak-anak dan dapat membaik seiring dengan pertambahan usia, namun beberapa kasus asma juga ditemukan pada orang dewasa. Penyakit asma itu sendiri merupakan gangguan pada paru-paru yang dipicu adanya reaksi alergi ataupun adanya inflamasi. Pada umumnya penyakit asma pada orang dewasa disebabkan karena adanya inflamasi.


Asma dengan reaksi alergi disebabkan kontraksi otot paru karena adanya iritan, sedangkan asma yang disebabkan inflamasi biasanya disebabkan karena adanya pembengkakan pada saluran udara paru yang berisi cairan dan mengeluarkan lendir. Asma yang disebabkan reaksi alergi juga cenderung lebih mudah mereda saat paparan iritan pada saluran pernapasan hilang. Di samping sesak napas, gejala pada asma akibat inflamasi juga disertai kesulitan mengeluarkan napas dan batuk berdahak.


Apa hubungan asma dengan penyakit jantung?


Penyakit kardiovaskuler disebabkan adanya hambatan aliran darah baik yang dipicu kolesterol ataupun inflamasi pada pembuluh darah. Sedangkan asma dapat disebabkan inflamasi pada saluran pernapasan paru-paru. Proses inflamasi itu sendiri merupakan suatu kerusakan organ atau jaringan yang mungkin menyebar dari satu organ tubuh ke yang lainnya.


Salah satu penelitian pada tahun 2012 lalu menunjukkan bahwa risiko berbagai penyakit kardiovaskuler secara signifikan meningkatkan kemungkinan terserang gagal jantung dua kali lipat, dan juga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke sebesar 40% dan 20%. Namun, peneliti juga menyatakan bahwa peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler ini hanya terjadi penderita asma yang mengonsumsi obat, namun tidak terjadi pada penderita asma yang dipicu karena alergi.


Kemungkinan, obat asma adalah biang keladinya


Beberapa obat yang digunakan oleh penderita asma dapat mempengaruhi kerja jantung, kata seorang dokter spesialis alergi, Russell B. Leftwich (sebagaimana dilansir everyday HEALTH). Ia juga menjelaskan beberapa obat asma beta-agonists immediate-release dapat meningkatkan risiko gangguan pembuluh darah jantung. Obat asma juga menurunkan kadar potassium dalam darah yang dapat menyebabkan gangguan irama detak jantung, tambahnya.


Jenis obat lainnya seperti kortikosteroid dosis tinggi juga banyak digunakan untuk meredakan asma. Jenis obat tersebut menyebabkan irama jantung menjadi abnormal karena meningkatkan detak serambi jantung menjadi lebih cepat. Suatu hasil penelitian menunjukkan penggunaan obat kortikosteroid dapat meningkatkan kadar protein penanda adanya inflamasi seperti C-reactive protein dan fibrinogen pada penderita asma yang mengonsumsi obat asma.


Pengguna obat asma juga memiliki kemungkinan bertahan hidup dari penyakit kardiovaskuler yang lebih kecil dibandingkan penderita asma yang tidak mengonsumsi obat dan yang bukan penderita asma. Namun, penelitian ini tidak menemukan perbedaan kejadian penyakit kardiovaskuler yang signifikan pada penderita yang mengonsumsi obat asma dan yang tidak.


Faktor risiko lain yang menyebabkan penyakit kardiovaskuler pada penderita asma


Di samping usia, penyakit kardiovaskuler memiliki faktor risiko yang sama dengan penyakit asma, salah satunya adalah obesitas. Walaupun tidak mempengaruhi dengan cara yang sama, namun obesitas menyebabkan penyakit asma lebih sulit dikendalikan dan membuat penderita asma lebih sering mengalami gejala sesak napas. Hal tersebut juga dapat mendorong penderita asma menggunakan obat lebih sering atau tidak sesuai aturan pakai, sehingga memicu gangguan irama jantung yang dapat berakibat pada perkembangan penyakit kardiovaskuler.


Beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskuler lainnya yang juga terdapat pada penderita asma di antaranya adalah merokok dan kurang beraktivitas fisik. Polusi udara dari asap dan perilaku merokok juga dapat memperburuk kondisi asma dan penyakit kardiovaskuler secara bersamaan. Penderita asma juga mungkin membatasi aktivitas fisik mereka, sehingga mereka cenderung kurang aktif bergerak. Hal ini justru merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler.


Apa yang harus dilakukan jika saya menderita asma?


Penyakit kardiovaskuler berkembang secara perlahan, sehingga penerapan pola hidup sehat tetap bermanfaat meskipun Anda sudah didiagnosis mengidap penyakit tersebut. Langkah pencegahan adalah upaya yang paling tepat sebelum penderita asma terdiagnosis penyakit kardiovaskuler, atau mencegahnya bertambah parah dengan menghindari berbagai faktor risiko dan mulai rutin berolahraga. Menjaga berat badan ideal pada penderita asma juga diperlukan untuk mengatasi sesak napas dan mengurangi obstruksi saluran pernapasan.


0 Response to "Orang Dewasa Penderita Asma Berisiko Penyakit Jantung"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...