Mengenal Operasi Metabolik, Prosedur Bedah untuk Cegah Diabetes Pada Orang Obesitas

loading...



Menurut data Riskesdas yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan tahun 2013, kurang lebih ada 12 juta orang Indonesia yang diketahui memiliki diabetes. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 nanti.


Read Also

Salah satu faktor risiko terbesar dari diabetes adalah obesitas. Cadangan lemak yang semakin banyak dalam tubuh akan mengganggu kerja insulin untuk mengendalikan kadar gula darah, sehingga pada akhirnya membuat tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Resistensi insulin meningkatkan risiko Anda terhadap diabetes. Menjalani gaya hidup sehat, rutin olahraga, dan minum obat diabetes seperti metformin adalah kunci utama mengendalikan risiko diabetes. Namun ada satu alternatif lain yang bisa dijadikan obat untuk diabetes pada orang-orang obesitas. Kenalkan, operasi metabolik.


Apa itu operasi metabolik?


Operasi metabolik adalah tindak pembedahan saluran cerna yang konsepnya dikembangkan dari operasi bariatrik untuk orang-orang obesitas. Menurut American Society for Metabolic and Bariatric Surgery dan didukung oleh penelitian-penelitan lainnya, operasi ini paling efektif dalam menangani obesitas stadium berat.


Salah satu jenis operasi bariatrik memfokuskan prosedurnya pada pemotongan sebagian area usus kecil, yang disebut bypass usus. Tindakan ini dilakukan dengan cara menggabungkan bagian atas lambung dengan usus kecil, jadi perut Anda cepat penuh dan tak banyak kalori yang diserap dari makanan.


Pemotongan sebagian usus kecil ini dilaporkan dapat mengendalikan gejala diabetes tipe 2 seperti hiperglikemia. Operasi ini juga dapat menurunkan risiko penyakit lainnya seperti sleep apnea dan kanker tertentu yang mungkin muncul sebagai paket dari sindrom metabolik, akibat kadar gula darah dan kolesterol tinggi, serta lemak perut berlebih dari obesitas yang Anda miliki.


Manfaat yang bisa didapat dari operasi metabolik sebagai obat untuk diabetes orang obesitas


Setelah menjalani operasi metabolik, kontrol glikemik pasien dilaporkan lebih baik dan dapat bertahan antara 5-15 tahun. Hal ini menyebabkan 30-63% pasien mengalami remisi diabetes.


Kontrol glikemik yang lebih baik ini disebabkan karena adanya penurunan berat badan yang terjadi setelah operasi. Penurunan berat badan akan meningkatkan sensitivitas insulin dan meningkatkan pengeluaran insulin. Selain itu perubahan hormon saluran cerna, metabolisme empedu dan lemak juga berperan dalam penurunan berat badan.


Selain kontrol glikemik yang lebih baik, penelitian menunjukkan terdapat penurunan risiko penyakit kardiovaskular dan peningkatan kualitas hidup pada pasien yang sudah melakukan tindak operasi ini.


Siapa saja yang boleh menjalani operasi metabolik?


Mungkin Anda menganggap diri Anda gemuk dan tertarik menjalani operasi metabolik. Namun sayangnya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika Anda mau melakukan tindakan medis ini, yaitu:



  • Memiliki indeks massa tubuh lebih dari 40 kg/m2. Operasi ini hanya akan dilakukan pada orang yang mempunyai tubuh yang sangat gemuk.

  • Memiliki indeks massa tubuh lebih dari 35 kg/m2 bila glukosa darah tetap tinggi (hiperglikemia) setelah dilakukan perubahan gaya hidup dan terapi dengan obat-obatan yang optimal.

  • Memiliki indeks massa tubuh 30.0-34.9 kg/m2 bila hiperglikemia tidak terkontrol dengan obat-obatan oral atau suntik (termasuk insulin)

  • Obesitas dengan disertai penyakit kronis tertentu seperti diabetes tipe 2 atau tekanan darah tinggi

  • Berkomitmen untuk menerapkan gaya hidup sehat setelah berhasil menjalani operasi metabolik dan memeriksakan diri secara rutin ke dokter.

  • Berani untuk mengambil risiko yang mungkin akan terjadi.


Bila Anda memiliki semua syarat di atas dan tertarik untuk melakukan tindakan ini sebagai obat untuk diabetes Anda, sebaiknya konsultasi dulu pada dokter.


Apa risiko dari tindak operasi ini?


Prosedur operasi metabolik sudah dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi, sehingga risiko bedah besar dapat dihindari. Operasi metabolik tergolong sebagai tindak medis yang minim risiko kematian; hanya 0,1-0,5%. Sama rendahnya dengan operasi kolesistektomi (pengangkatan kantung empedu) atau histerektomi (pengangkatan rahim)


Namun meski terdengar menjanjikan, operasi ini memiliki berbagai risiko dan efek samping yang mungkin saja terjadi. Yang paling umum adalah kekurangan gizi tertentu. Pasalnya, mengubah bentuk organ pencernaan dapat menyebabkan tubuh Anda tak menyerap zat gizi dengan maksimal. Kondisi kekurangan vitamin dan mineral ini dapat ditangani dengan mudah lewat pemberian suplemen makanan


Risiko hipoglikemia (gula darah rendah) jarang terjadi, namun bukannya tidak mungkin. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan insulin atau dikenal dengan hyperinsulinemic hypoglycemia. Orang-orang yang telah menjalani operasi ini menunjukan peningkatan sekresi insulin yang berlebihan setelah mengonsumsi makanan.


ADA menyarankan Anda untuk tidak menjalani operasi metabolik ini jika memiliki riwayat alkoholisme, penyalahgunaan obat, depresi berat, kecenderungan bunuh diri, atau kondisi kesehatan mental lainnya. Operasi baru boleh dilaksanakan ketika kondisi-kondisi tersebut ditangani.


Related Posts

loading...

0 Response to "Mengenal Operasi Metabolik, Prosedur Bedah untuk Cegah Diabetes Pada Orang Obesitas"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel