Berapa Kebutuhan Air untuk Pasien Ginjal (Plus, Cara Mengaturnya)




Pada orang yang sehat, mengonsumsi banyak air putih memang baik untuk kesehatan ginjal. Namun, hal ini sebaliknya terjadi pada pasien ginjal. Pasien tersebut tidak boleh terlalu banyak minum air. Mengapa demikian? Bagaimana mengatur asupan cairan untuk pasien ginjal? Simak ulasannya berikut ini.


Ginjal dan air dalam tubuh


Dilansir dari WebMD, tubuh manusia terdiri dari 60 persen air. Air tersebut menjaga keseimbangan cairan tubuh. Air juga berperan dalam banyak proses seperti pencernaan, penyerapan, sirkulasi nutrisi, penciptaan air liur, dan menjaga suhu tubuh.


Melalui kelenjar pituitari posterior (kelenjar yang mengarahkan organ lain untuk bekerja), otak mengirimkan perintah pada ginjal untuk memproses dan membagi banyaknya air; untuk disimpan sebagai cadangan atau dikeluarkan menjadi urine, kata Steven Guest, salah satu profesor di Stanford University.


Air yang dikeluarkan menjadi urine mengangkut produk limbah yang ada di dalam tubuh. Ketersediaan air dalam tubuh membantu pekerjaan ginjal untuk membersihkan racun dalam tubuh.  Bila tubuh kekurangan air, fungsi ginjal pun akan terganggu dan meningkatkan risiko penyakit atau gangguan pada ginjal.


Kebutuhan air untuk pasien ginjal


Pada orang yang sehat, memperbanyak minum air baik untuk kesehatan. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk pasien penyakit ginjal kronis. Mereka harus menjaga asupan air di dalam tubuhnya. Karena kondisi ginjal pasien tidak berfungsi secara normal, bila menerima banyak air ginjal pun dipaksa bekerja lebih keras untuk mengatur kebutuhan air dalam tubuh. Air yang tidak dikeluarkan menjadi urine akan lantas menumpuk di dalam tubuh.


Pada kasus gagal ginjal, penumpukan air sering terjadi dan mengakibatkan edema (pembengkakan), perubahan pada pengendalian tekanan darah, dan berkurangnya kemampuan tubuh untuk menghasilkan sel darah merah. Oleh karena itu, banyak penderita gagal ginjal yang mengalami komplikasi seperti darah tinggi, diabates, penyakit jantung dan penyumbatan urine. Untuk itu dokter biasanya membatasi asupan air sesuai dengan kondisi tubuh pasien agar tidak memperburuk kondisi ginjal.


Untuk mengetahui seberapa banyak asupan air, pasien akan menjalani dialisis, yaitu untuk mengukur seberapa banyak kemampuan ginjal menyaring air dan mengeluarkannya menjadi urine. Selain itu, dokter akan mengukur berat badan Anda.


Dilansir dari Live Strong, asupan air setiap pasien ginjal berbeda berdasarkan kondisinya. Misalnya, jika fungsi ginjal sangat terbatas maka dokter akan merekomendasikan 1,2 liter per hari. Itu pun harus disesuaikan terlebih dahulu dengan buah atau sayur yang boleh dikonsumsi. Sebab asupan air tidak hanya berasal dari air minum, tetapi juga dari buah dan sayur yang mengandung banyak air.


air putih basi kok bisa


Bagaimana menjaga asupan air untuk pasien ginjal?


Pasien perlu mendapatkan rekomendasi asupan air yang sesuai dengan kondisinya. Air bisa ditempatkan ke dalam wadah yang ukurannya sesuai dengan rekomendasi dokter. Kemudian, air dituangkan dari wadah tersebut ke dalam gelas untuk setiap kali minum. Jadi, yang perlu diperhatikan adalah takaran jumlah air per hari. Dari ukuran wadah air tersebut, pasien bisa memperkirakan seberapa banyak air yang bisa diminum dalam satu waktu minum air.


Selain asupan air, pasien ginjal juga perlu membatasi penggunaanan garam. Sebab terlalu banyak garam bisa membuat pasien lebih cepat merasa haus dan juga kembung. Keluarnya urine yang lebih sedikit dari biasanya juga bisa disebabkan oleh tingginya kadar garam yang dikonsumsi.


0 Response to "Berapa Kebutuhan Air untuk Pasien Ginjal (Plus, Cara Mengaturnya)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...