Jarang Menguap Bisa Jadi Ciri-ciri Psikopat, Kok Bisa
Kata orang, menguap itu menular. Mungkin Anda pernah ikut-ikutan menguap beberapa detik setelah orang di hadapan Anda menguap. Bagaimana jika ini tak pernah terjadi pada Anda? Maka Anda bisa jadi memiliki ciri psikopat. Dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan, diketahui bahwa seseorang yang tidak mempan dengan menguap yang menular cenderung mempunyai kecenderungan psikopat dan anti sosial. Mengapa ini bisa terjadi?
Tahan untuk tidak menguap saat melihat yang lain menguap adalah salah satu ciri psikopat
Ketika Anda sedang bersantai di rumah, menonton televisi di ruang tamu, kemudian Anda menguap. Lalu pasangan Anda yang melihat Anda menguap secara tidak sengaja ikut menguap beberapa saat. Ya, menguap itu menular, bahkan sudah dibahas dan dibuktikan dalam beberapa penelitian. Walaupun begitu, kenapa menguap itu menular memang masih menjadi misteri besar dalam ilmu pengetahuan. Sampai saat ini, para ahli belum dapat memastikan apa yang menyebabkan menguap bisa ditularkan dari satu orang ke yang lainnya.
Namun, sebuah penelitian baru, menunjukkan bahwa orang yang memiliki ciri psikopat lebih kebal dan tidak menguap walaupun melihat orang lain menguap di depannya. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Personality and Individual Differences dan mengambil data 135 mahasiswa. Dalam penelitian tersebut, peneliti memberikan tes psikologi untuk mengetahui sifat dan perilaku responden. Kemudian, peneliti juga melakukan pengamatan terkait kegiatan menguap yang dilakukan oleh 135 responden tersebut.
Lalu, dari hasil penelitian diketahui bahwa memang mahasiswa yang memiliki rasa empati sosial rendah, emosi cenderung labil, dan impulsif (yang merupakan ciri psikopat) lebih jarang menguap dibandingkan dengan teman-teman lainnya. Jarang menguap ini juga dianggap sebagai tanda bahwa mereka tahan dan kebal untuk tidak menguap ketika yang lainnya menguap.
Mengapa tidak menguap dianggap sebagai ciri psikopat?
Memang hal ini tidak bisa dijadikan patokan untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar mempunyai ciri psikopat atau tidak. Tapi dalam penelitian ini, para peneliti menyimpulkan bahwa rasa empati yang rendah adalah sifat dasar dari seseorang yang dianggap bertanggung jawab atas menguap yang menular. Sehingga, ketika seseorang kebal akan menguap yang menular tersebut, ini dikaitkan dengan rasa empati yang rendah.
Sementara itu, psikopat sendiri adalah kondisi di mana seseorang memiliki tingkat empati sosial yang rendah. Tidak hanya hal itu saja, psikopat juga ditandai dengan gaya hidup antisosial, cenderung egois, manipulatif, impulsif, tidak kenal takut, dan dominan.
Hubungan antara rendahnya rasa empati sosial dengan kebal akan menguap yang menular telah dibuktikan dalam beberapa penelitian. Seperti pada sebuah penelitian yang dilakukan pada kelompok anak autis, menunjukkan bahwa anak autis cenderung tahan dan kebal terhadap menguap yang menular tersebut. Sehingga, mereka jarang menguap walaupun melihat seseorang di sekitarnya menguap. Hal ini bisa terjadi karena anak dengan autisme biasanya memang memiliki rasa empati yang kurang dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Lalu, apakah saya psikopat karena jarang menguap?
Anda atau teman Anda ada yang tidak menguap ketika melihat orang lain menguap, bukan berarti dia seorang psikopat. Mungkin saja orang yang menguap tersebut adalah orang asing sehingga, ia tidak memiliki empati sosial yang kuat terhadap orang tersebut.
Walaupun begitu, memang masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait menguap yang menular dengan kecenderungan seseorang untuk memiliki ciri psikopat. Selain itu, telah dikatakan pula bahwa hal ini tidak dapat membuktikan bahwa seseorang adalah seorang psikopat. Perlu pemeriksaan psikologi lebih lanjut untuk mengetahuinya.
0 Response to "Jarang Menguap Bisa Jadi Ciri-ciri Psikopat, Kok Bisa"
Post a Comment