Akan indah pada waktunya
loading...

Bertafakur untuk yang satu itu fungsinya, kita ga mesti guyu agar ada yang hidup dalam rahim kita. Dalam arti seakan kita ngotot atau bahkan ada deadline untuk itu. Masya Allah. Allah tidak seperti itu. Kun fayakun.. apa yang DIA kehendaki maka jadi.
Seperti indahnya pinta Nabi Zakaria diusianya yang tak lagi muda. Atau Sabarnya Nabi Ibrahim diusianya yang tak lagi belia. Apa yang tidak mungkin bagi Allah?
Manusia sebatas ikhtiar dan doa. Kembali ke diri kita, sudah maksimalkah ikhtiar kita? sudah. Lantas, doanya, ibadahnya, sudah maksimalkah? selepas itu, ada pemilik kita, kita kembalikan pada Robb kita, DIA-lah yang tau hasilnya.
Pasrah setelah berusaha dan doa adalah tawakkal. Terlalu maksa, menjadi beban tersendiri, menghasilkan stress secara tidak langsung. Angkat kedua tangan, Kuserahkan pada-Mu Robb.. akan hasil dari usahaku.
Allah tidak tuli, tidak buta. DIA Maha Mendengar. Udunii astajib lakum, Berdoalah niscaya akan Allah perkenankan bagimu.
Motivasi indah yang datang begitu saja tadi pagi. Seiring tapak langkah menuju kantor. Seiring keyakinan, sudah siapkah kita akan hadirnya buah hati? dari mulai mengandungnya dengan kepayahan, melahirkannya antara hidup dan mati, memberinya air susu, merawatnya, mendidiknya, menjaganya dari dunia yang rusak ini? bukan cuma sebatas ada anak dan selesai. Ketika dia sudah ditiupkan ruh dalam rahim kita, satu amanah di bahu kita, dunia akhirat taruhannya. Jadi, sudahkan kita siap untuk itu? Jika jawabnya iya Allah Maha Tahu dan ia akan indah pada waktunya.
loading...
0 Response to "Akan indah pada waktunya"
Post a Comment