Terapi Penyelamatan yang Biasanya Dibuang Sebagai Sampah

Kanker darah atau leukemia merupakan penyakit yang menakutkan. Gejala awalnya seringkali tidak terdeteksi, seperti yang dialami oleh Chris Lihosit, pada awal Agustus 2015. Ketika itu ia mengalami demam disertai keringat yang secara misterius menghilang dua hari kemudian .

Pada pemeriksaan check up di ulang tahunnya yang ke 43, dokter menduga flu musim panas yang menjadi penyebabnya.

Ia bergurau mengenai hal ini dengan rekannya di T-mobile, di mana ia bekerja dalam bidang pengembangan piranti lunak, Saya harap ini bukan kanker!

Tapi, apa yang ia takutkan justru terjadi. Setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk biopsi sumsum tulang dari tulang pelvisnya, memberikan sebuah gambaran yang menyakitkan. Ia mengalami leukemia myeloid akut, sebuah kanker yang cepat berkembang.

Harapan Baru

Berdasarkan klasifikasi leukemia yang dialaminya, Chris terikat kepada beberapa siklus kemoterapi. Ia dan pasangannya sangat bahagia saat biopsi sumsum tulang kedua menyatakan leukemia tidak terdeteksi setelah satu siklus.

Namun, oleh karena klasifikasinya yang tergolong berisiko tinggi, dokter Chris mengatakan bahwa kanker tersebut cenderung untuk kembali jika tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang.

Namun Chris menemukan bahwa ia memiliki rangkaian protein penanda identifikasi-sel yang sangat langka. Hanya satu donor sumsum tulang pada catatan di seluruh dunia yang cocok dengan penanda genetiknya dan orang tersebut tidak dapat memberikan donasi.

Chris dan dokternya setuju bahwa transplantasi darah tali pusat adalah harapan terbaiknya.

Sama seperti sumsum tulang, darah tali pusat sangat kaya akan sel punca hematopoietik yang dapat membentuk setiap tipe sel darah dan keturunannya yang lebih matang, sel progenitor, yang lebih terbatas potensinya. Namun, tidak seperti sumsum tulang, darah tali pusat dapat diambil sebelum dibutuhkan dan disimpan selama berpuluh-puluh tahun dalam nitrogen cair.

Bantuan dari Bayi Baru Lahir

Di pagi hari malam tahun baru, Chris menulis di Facebook, Saya sama gugupnya seperti calon ayah! Satu setengah jam kemudian, ia menandai kelahiran dari ulang tahun ke-0-nya dengan sebuah kue cokelat kecil dan lilin angka 0: hari di mana sumsum tulangnya dihapus oleh radiasi dan kemoterapi, digantikan oleh sekitar 4 sendok makan cairan pemberi kehidupan dari darah tali pusat dua bayi perempuan.

Chris dan Bill menamai donornya Amelia dan Olivia berdasarkan golongan darah mereka, A-negatif dan O-positif. Pada status berikutnya, Chris terkesan pada sel-sel baru yang menempati sumsum tulangnya. Saya menggunakan lebih banyak perasa vanila di kopi saya daripada volume sel yang menyusun kembali seluruh darah dan sistem imun saya.

Empat jam setelah infusan pertama, ia menerima jembatan pelindung sel punca pembentuk darah, diambil dan diproses dari darah tali pusat bayi ketiga, seorang anak laki-laki yang ia dan Bill beri nama Eddie.

Kurang dari tiga minggu setelah transplantasi, netrofil Chris telah sepenuhnya mengalami engraftment dan hasil pemeriksaan genetik menunjukkan bahwa Amelia memenangkan pertarungan untuk membentuk darah dan sumsum tulangnya yang baru.

Pada hari ke-97, Chris dan keluarganya merayakan kemenangan yang sulit ini ketika ia secara resmi dinyatakan bebas kanker : seorang penyintas leukemia.

Darah Tali Pusat Saat Ini

Meskipun lusinan penelitian mencatat kemampuannya untuk menyembuhkan, hanya 5% dari seluruh kelahiran di AS menyimpan darah tali pusat. Sisanya dibuang. Hal ini pun terjadi di Indonesia. Biasanya tali pusat dikubur.

Michael Boo, kepala divisi strategi National Marrow Donor Program, memperkirakan hanya 1 dari 10 unit yang diambil lolos pemeriksaan skrining dan memiliki volume yang cukup sehingga layak disimpan dalam jangka waktu lama.

Darah tali pusat juga sangat mahal, berkisar antara 22,000 45,000 USD per unit. Oleh karena permintaan yang rendah dari dokter, kata Boo, bank publik paling tidak di AS mengambil sebanyak yang mereka mampu untuk disimpan.

Menjaga Orang Tetap Hidup

Transplantasi darah tali pusat pada orang dewasa, masih menjadi pilihan yang kurang populer di awal 2000-an, ditambah kesulitan mencari cara menjaga pasien tetap hidup sampai sel-sel sumsum tulang yang baru dapat berfungsi.

Beberapa peneliti beralasan bahwa mereka dapat meningkatkan volume transplantasi dengan memberikan 2 unit darah tali pusat kepada orang dewasa. John Wagner dan rekannya dari University of Minnesota melakukan transplantasi ganda pertama di tahun 2000, menggunakan sel dari 2 donor bayi.

Taktik ini secara dramatis menurunkan angka kegagalan cangkok, di mana tubuh penerima menolak sel-sel baru tersebut. Namun cara ini tidak dapat mengubah waktu yang dibutuhkan untuk meregenerasi sumsum tulang, dan beberapa kritik mempertanyakan apakah transplantasi 2 darah tali pusat menawarkan keuntungan yang siginifikan.

Penelitian Wagner mengatakan bahwa untuk hasil yang lebih baik, mentransplatasikan jumlah sel pembentuk darah yang cukup adalah hal yang penting namun tampaknya ini saja tidak cukup. Pada faktanya, memperbaiki ketahanan hidup pasien tampaknya lebih bergantung pada protokol pemberian obat pra-transpantasi.

Filippo Milano, direktur rekanan Cord Blood Program di the Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle bergabung dengan Colleen Delaney, pendiri dan direktur the Cord Blood Program, untuk menguji dan memperbaiki strategi terapi yang kemudian membuktikan bahwa darah tali pusat menjadi pilihan yang lebih baik daripada transplantasi sumsum tulang untuk orang dengan leukemia yang berisiko mengalami relaps.

Jadi, mengingat besarnya manfaat yang tersimpan pada darah tali pusat sebagai alternatif yang dapat digunakan dalam terapi berbagai penyakit, termasuk leukemia, anemia, thalasemia, dan sebagainya, maka penting untuk  menyimpan darah tali pusat dan tali pusat. Sel punca tidak hanya bisa digunakan oleh si bayi di kemudian hari, tapi juga oleh anggota keluarganya yang membutuhkan. Dengan penyimpanan kriogenik yang sesuai standar, darah tali pusat dan tali pusat akan tetap dalam keadaan baik meski disimpan berpuluh-puluh tahun lamanya. 

Untuk mendapatkan edukasi lebih lanjut mengenai bagaimana Sel Punca dari Darah Tali Pusat dapat berperan dalam terapi Leukemia, serta mendapatkan Voucher Diskon Penyimpanan Darah Tali Pusat, klik disini

Diterjemahkan dari:

http://edition.cnn.com

0 Response to "Terapi Penyelamatan yang Biasanya Dibuang Sebagai Sampah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...